Turnamen

12 3 0
                                    

Di sekolah dengan nama Ibu Pertiwi itu, tepatnya di depan gerbang. Terlihat siswa laki laki yang merupakan ketua OSIS sedang bersama dengan pacarnya.
"Ayy kamu udah sarapan blom??" Tanya Kayfa dengan tangan melingkar pada tubuh Narenda.
"Ya blum lah! Kan blum kamu disuruh kamu." Jawab Narendra sambil tersenyum.
"Kalian pergi sana! Naren,pergi! Lagian ini bukan kerja kalian jaga gerbang sekolah" Sergah Bang Roy ~ satpam sekolah ~ yang tak tahan melihat dua sejoli di dekatnya,sedang bermesraan.
"Gapapa lho bang Roy,kan ini kami bukan abang" jawab Kayfa santai.
"Iya maap ya bang,kami pergi nih"
Narendra menarik tangan Kayfa menjauh dari kawasan satpam muda itu. "Mau dinner ga ayy?"
"WOII!!!" Teriak Bang Roy mendengar percakapan Narendra dan Kayfa.
"Larii!!" Seru Kayfa,senang sekali dirinya menjahili sang satpam.

Setelah melihat dua sejoli itu, menghilang dari pandangannya Bang Roy menjadi lebih tenang. Hingga netra melihat sesosok perempuan di berjalan mengekori orang di depannya.
"Eh Clara! Ngapain kamu!?" Tanya Bang Roy dengan santai sembari menyeruput secangkir kopi yang terletak di posnya.
"Hah Clara? Dia ngikutin gua?" Felix yang curiga,melihat ke belakangnya.
"Dia liat lagi. Ish....apaan sih bang Roy nih?" Clara yang kesal dengan Bang Roy yang membuatnya ketahuan. Memalingkan wajah supaya tak terlihat oleh Felix.
"Fel,J-jan sa-lah paham lu. K-kita kebetulan aja ketemu disini" Clara berusaha supaya tidak kikuk tapi tetap saja tidak berhasil.
"Kamu ngomong sama siapa??" Tanya Bang Roy sembari menyeruput kopinya sekali lagi.
"Ehh??" Clara menatap bingung, melihat Felix sudah tidak ada di sana.
Entah kapan siswa bule itu pergi.

Tibalah waktu istirahat.....

Sekarang Clara menemani Una dan Asep ~ rekan tim Una dalam turnamen bulutangkis ganda campuran yang diadakan oleh PBSI jakarta selatan ~  yang sibuk latihan bulutangkis di lapangan. Hanya 3 hari lagi lomba tersebut akan di adakan oleh karena itu, Una dan Asep berlatih dengan semaksimal mungkin.
Alpha Female itu sibuk dengan raketnya,memukul,memukul,dan memukul shuttle cock yang dilayangkan ke arahnya oleh Asep. Sedangkan Clara duduk di bangku pemain.
"Gua istirahat dlu,capee." Ucap Asep yang kewalahan menghadapi Una. Setelah itu Asep pergi menuju kantin, meninggalkan Una dan Clara di lapangan.
"Kemaren lu kmana aja?" Tanya Clara,memulai percakapan.
"Lu yang kmana!?" Una menjawab sarkas sembari meneguk sebotol air yang dibalas diam oleh Clara.
"Maafin gua,gua terlalu keras ya?" Una tampak melunak.
"Gapapa kok." Clara bergeser mendekat ke Una. "Na,gua boleh ngomong ga?"
"Ngomong aja" balas Una cuek.
"Gua gatau harus jawab apa... Arya nembak gua." Ucap Clara sembari memainkan jari tangan. Mendengar hal itu membuat Una tersedak.
"Masa sih??"
"Iya, makanya itu... Gua bingung. Gua gatau harus jawab apa." Ucap Clara.
"Kalo menurut gua,lu ga usah trima cowok kek dia." Tegas Una. "Lu ga inget apa yang dia lakuin slama ini ke ellu!?" Lanjutnya.
"Iya sih" pasrah Clara. Rasanya Dia salah membahas hal ini pada Una yang terlalu tidak peka dengan sebuah perasaan.

                  ===========

Di kelas 11 IPA A.....

"Felix!!" Seru Kayfa yang sedang menggandeng tangan Narendra.
"Yah?" Jawab Felix yang sedang membaca buku di mejanya. Tak hanya satu atau dua, tapi sebuah tumpukan buku sekarang terletak diatas mejanya.
"Lagi baca buku apanih? Ini kayaknya bagus,yang ini juga." Kayfa tampak bersemangat melihat buku buku tersebut. Sedangkan Narendra sibuk dengan ponselnya. Tidak begitu memerhatikan.
"AHHHH!!! Buku Harry Potter and The Cursed Child,gua pen baca... Pinjam yak!?" Ucap Kayfa sembari melihatkan buku tersebut pada Felix.
"Ya ambil aja."
"Buat gue? Makasih ya!!"
Melihat kedua kutubuku itu membuat Narendra sedikit tak nyaman,apalagi melihat kedekatan Kayfa dan Felix.
Lalu dia menaruh kembali ponsel pada saku dan menarik Kayfa.
"Una sama Clara pasti nunggu kita dari tadi,lu malah asik baca buku mah dia." Kesal Narendra pada Kayfa,hal itu juga di dengar jelas oleh Felix tapi dia tak mempedulikannya,
melanjutkan membaca buku.

                   ============

Hari turnamen itu pun tiba....

Una dan Asep yang ditunjuk sebagai perwakilan sekolah sekarang berada di tempat perlombaan dengan di dampingi oleh seorang guru olahraga.
"Gua yakin kita bisa menang." Ucap Asep tiba tiba pada Una.
"Ya." Jawab Una cuek,lalu berjalan sedikit menjauh untuk pemanasan. Yang setelah itu juga di ikuti Asep. Beberapa menit kemudian guru olahraga tersebut menghampiri mereka.
"Baiklah Asep... Una ,bapak harap kalian memberikan perlawanan terbaik pada pertandingan nanti. Jangan pentingkan menang atau tidaknya. Bapak tidak akan memaksa untuk hal itu,tetap fokus dan konsentrasi saat pertandingan nanti." Ujar sang guru pada kedua muridnya itu.

Beberapa pertandingan berakhir sudah,kini adalah pertandingan mereka.
"Ingat kata bapak tadi." Bisik si guru sembari memegang pundak Una dan Asep.
"Ya,tentu pak." Jawab Asep.
Mulai dari babak penyisihan hingga semi final dapat dilalui oleh mereka.
Kini tiba saatnya penentuan sang pemenang, SMA Ibu Pertiwi melawan SMA Mahapurma yang diwakili oleh Alvaro dan Deva.
Sebuah pertandingan yang sengit kedua tim beradu kemampuannya yang terbaik,hingga poin pertama didapat oleh tim SMA Mahapurma,Alvaro memberikan smash yang tidak dapat di tahan oleh Una.
"Ck' payah" umpat Una pada dirinya sendiri. Una servis dan pertandingan dilanjutkan. Mungkin kemenangan bukan milik SMA Ibu Pertiwi pada pertandingan kali ini.
Pada akhirnya mereka kalah telak dengan skor 21-19, walau telah memberikan usaha terbaik untuk menang tapi mereka tetap menerima kekalahan tersebut.
"Tidak apa-apa,kalian sudah memberikan usaha terbaik itu saja sudah cukup bagi sekolah kita." Ujar sang guru menenangkan Una.
"Iya,gapapa Una. Menang kalah dalam sebuah pertandingan itu biasa."
"Diam Lo!!" Una yang masih tak bisa menerima kekalahan,menepis tangan Asep dan berjalan keluar area pertandingan yang penuh sorak Sorai kemenangan SMA Mahapurma.
"Gapapa Asep,kasih waktu buat Una."

                      ===========

Seminggu kemudian di hari Senin.....

Seorang laki-laki tampan berpostur tegap dan tinggi menyusuri bangunan sekolah sembari membawa tas pada bahu kanannya. Membuat para siswi yang melihatnya tergila gila.
"Bagus juga sih ini sekolah." Gumamnya, hingga tiba di sebuah kelas yang tampak di dalamnya sudah duduk seorang guru. Yaitu Bu Siti,wali kelas 11 IPS B.
"Baiklah ananda semua,hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk dan perkenalkan diri." Ucap Bu Siti dengan ramah.
"Ekhm... Kenalin gua Alvaro pindahan dari SMA Mahapurma, gua disini bukan buat temenan sama kalian, jadi ga usah sok akrab mah gua." Begitu sombong dan angkuhnya dia di hari pertama sekolah.
Hal itu membuat Una kaget karena dari tadi dia memang kurang memerhatikan."ngapain dia pindah kesini!?"
Dia benar benar tidak menyangka bahwa orang yang mengalahkannya akan menjadi teman sekelasnya.











Three Girls and Their Boyfriends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang