"Aduh pake acara telat lagi!!" Desis Clara di jalanan Ibu Kota itu,seperti biasa dia telat sekolah. Awal minggu ini, mungkin tidak hanya upacara yang Ia lewatkan tapi juga jam pelajaran.
Tiba tiba sebuah mobil sedan hitam berhenti di dekat Clara. Kaca mobil itu lalu turun dan memperlihatkan Felix di dalamnya.
"Cepat naik!" Ucapnya dengan senyum manis tercetak di wajahnya.
"Eeh? Ga-" ucapan Clara itu langsung dipotong oleh pria parubaya yang ternyata merupakan ayah Felix.
"Come on kid, up!" Serunya.
Setelah itu Clara langsung menaiki kendaraan roda empat itu di bangku belakang. Selama perjalanan dia hanya mendengarkan percakapan anak dan ayah itu yang bicara dalam bahasa Inggris."We've arrived, come on down!"(Kita sudah sampai ayo turun!) Seru ayah Felix yang membuat semua pikiran Clara pecah.
"Dad,We're too late."(Ayah,kami sudah terlambat)
"Oh right, Dad will report to the security guard."(Benar,ayah akan melapor pada satpam.)
Setelah itu ayah Felix harus berkutat dengan Bang Roy yang sudah adik menyeruput kopinya di dalam pos. Sembari menunggu ayahnya, Felix bertanya pada Clara. Dia menanyakan kenapa Clara terus terlambat datang sekolah.
"I-itu... Bukan apa apa,lagipula lu juga terlambat!!" Unjuk Clara yang merasa jengkel dengan pertanyaan Felix, menanyakan kenapa dia terlambat padahal dirinya juga sama.
"Ya kemaren malam kami pergi melihat Monas,lalu kami makan di sebuah-" Jelas Felix dengan santai.
Percakapan Felix lalu terhenti oleh Bang Roy yang memanggil mereka masuk. Daripada dikunci lagi, mereka akhirnya bergegas melupakan pertanyaan barusan. Ayah Felix juga kembali menaiki mobilnya lalu mengendara di jalanan.Di depan kelasnya, Clara hendak masuk tapi pintu itu sudah di buka duluan oleh Bu Siti dari dalam kelas.
Sontak saja Clara menundukkan kepala saat melihat wali kelasnya itu.
"M-maaf saya telat lagi,Bu." Kikuk Clara.
"Ah tidak apa apa, lagian baru tiga puluh kali telat kok." Jawab guru muda itu sembari memainkan ponselnya. Tak mempedulikan Clara yang sudah setengah mati.
"Eh?? Bu Siti kenapa dah? Aneh banget." Batin Clara heran saat melihat sosok perempuan itu menghilang di lorong.
"Bacot lo!!" Terdengar suara Arya keras dari dalam kelas,yang membuat Clara bergegas masuk. Dan hal yang tak disangka pun sedang terjadi.
"Ehh!? Napa brantem ini??" Lerai Clara yang bahkan tidak tahu apa permasalahannya.
"Ck' awas aja lo,gua balas." Decak amarah Arya sembari mengancam Alvaro yang sedang meremas jari jarinya. Setelah itu Arya pergi menjauh dari sana.
"Ini kenapa sih?? Napa jadi brantem gini?" Batin Clara yang kebingungan.===========
Di kelas 11 IPA A.....
Tidak seberuntung Clara, Felix malah dihukum hormat bendera sampai jam istirahat nanti. Sebuah hukuman yang mungkin belum pernah Ia alami di sekolah lamanya.
Di dalam kelas itu sekarang semua siswa sibuk dengan buku tulisnya masing masing,hari ini mereka sedang belajar materi Biologi. Hal ini cukup membuat Kayfa lebih menikmati waktu tanpa terpikirkan Felix di luar sana.
"Saya siap pak!" Sontak seisi kelas kaget mendengar hal itu,karena baru sepuluh menit guru memberikan soal, Kayfa sudah selesai menyelesaikan semuanya.
"Yaudah silah dikumpulkan!" Jawab si guru dari mejanya.
"Cepat amat ayy," ucap Narendra yang dibalas senyum tipis oleh Kayfa. "Segampang itu ya?" Lanjutnya.
"Ya ini lebih gampang daripada dapetin hati kamu." Kayfa terkekeh saat mengatakannya.
"Naren,kamu kerjain tugasnya jangan ngobrol sama Kayfa. Kalaupun dia pacar kamu,kamu juga tidak diizinkan menyontek dengannya." Tegas si guru dari depan yang membuat seisi kelas tertawa lepas.Disinari cahaya mentari, Felix masih dalam posisi hormat bendera,menunggu bel istirahat berbunyi.
"Aduh mau pipis lagi," dia benar sudah tak tahan lagi untuk buang air kecil. "Biarin lah,mau pergi toilet."
Akhirnya Ia berlari menuju toilet yang berada di samping gudang sekolah. Setelah lega membuang air kencingnya,dia berjalan keluar dari toilet yang tertulis Toilet Wanita di luarnya.
"Heh!?" Tatap Felix saat melihat ada sepasang anak Adam dan Hawa berduaan di dalam gudang tersebut. Membuat yang di lihat diam padam seribu bahasa,terciduk.
"Anjirr... Ini Felix ngapain di sini??" Wajah merah padam tercetak di wajah salah satunya, saat melihat sosok Felix di depan pintu gudang.
"Aahhh!! Ngapain gua di sini,gua kan lagi di hukum." Felix yang panik pergi meninggalkan mereka yang ternyata merupakan rival bulutangkis. Mungkin Dia tak terlalu memerhatikan hal itu.Jam istirahat.....
Bel istirahat berbunyi nyaring,semua siswa seperti air bah yang mengalir deras saat keluar dari kelas. Tak terkecuali bagi Felix,dia hendak menuju kelasnya namun malah dihadang dan dipaksa oleh duo bucin.
Setibanya di kantin,hampir semua meja yang ada sudah diduduki oleh para siswa."Nah disana ada meja kosong." Unjuk Narendra pada sebuah meja di bagian ujung. Mereka pun bergegas ke meja tersebut sebelum di ambil oleh orang lain.
"Ngapain kita disini?" Tanya Felix Yang sedari tadi sebenarnya tidak ingin ke sini.
Sebelum di jawab oleh Kayfa, yang ditunggu sudah muncul di hadapan mereka. Seorang gadis berdiri di hadapan mereka.
"Hai semuanya, eh!? ada Felix juga." Sapa ramah Clara.
"Lho!? Una mana??" Tanya Kayfa yang tidak melihat sosok Alpha female itu. Sedangkan Narendra sibuk dengan ponselnya.
"Ehmm... Gatau soalnya tadi pas belajar dia tiba-tiba ngilang." Jawab Clara menjelaskan.
"Una... yang kemaren ikut tanding bulutangkis itu?" Felix yang penasaran akhirnya membuka suara yang dibalas anggukan oleh Clara dan Kayfa.
"Ga liat."Saat itu juga si Alvaro melintas di dekat mereka dengan lebam di wajah dan tangannya. Tapi walaupun begitu Ia tampak seperti biasa saja. Beberapa menit kemudian yang sedang dicari keberadaan pun datang dengan wajah panas.
"Kok mereka aneh banget?? Una Napa jadi panas gini, si Alvaro lebam lebam mukanya... Lah dia ngapain di sana? Ga lagi liatin gua kan?" Batin Clara saat melihat sosok Arya yang merupakan ketua kelasnya sedang duduk di salah satu meja seorang diri dengan wajah tak beda dengan Una.
"Lah taiq, ini Felix ngapain disini!? Dia ga bilang kan," una menelan salivanya sendiri saat melihat sosok Felix satu meja dengan meja yang akan ia duduki. "Yok beli makan,gua yang traktir." Ucapnya dengan suara di keraskan. Seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
"Na,gua mau nanya!" Narendra memasukkan ponselnya dalam saku lalu membulatkan pandangan pada Una.
"I-iya nanya apa??" Kikuk Una menghentikan langkah menuju ibu kantin,sekali lagi menelan salivanya.
"Habis gua... Ishh Felix nih biangnya pasti"Plakk....
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Girls and Their Boyfriends
Fiksi RemajaSebuah kisah tentang seorang siswi SMA bernama Clara. Dirinya yang kekurangan kasih sayang seorang Ayah membuatnya sangat ingin mendapatkan cinta dari Felix, seorang siswa pindahan asal Inggris. Tak hanya tentang percintaan Clara dan Felix juga tent...