𝗦𝗲𝗽𝘂𝗹𝘂𝗵 𝙲𝚎𝚖𝚊𝚜

81 6 0
                                    

Mendapat tatapan menakutkan itu langsung saja membuat sang bawahan merasa takut, ia pun menjadi panik.

"Bu-bukan apa-apa Presdir. Persiapan kunjungan ke Universitas Taejin sudah siap, waktunya berangkat, " Ucapnya dalam kepanikan.

"Tsk, merepotkan! " Cetus Ratara.

**

Universitas Kedokteran Taejin.
Kantin.

Krukk..
Krukk..

Suara perut yang keroncongan kini terdengar dari Vani

"Onaka ga suita... " Rengek Vani kelaparan. Cantika yang melihat hanya dapat menggeleng kepala sedangkan Serena hanya bisa tersenyum melihat tingkah menggemaskan Vani itu.

"Haih! Dasar bocah ini, "

Tak berselang lama, pesanan ketiga gadis cantik itu pun datang. "Mohon maaf telah menunggu, " Ujar pramusaji wanita.

Karena cacing di perut Lori sudah berkelahi minta makan, tanpa menunda ia pun langsung menyantap hidangan di depan mata.

"Ittadakimasu.. "

"Pelan-pelan makannya, seperti pengemis yang tidak pernah makan selama 3 hari saja.. " Tegur Cantika.

Melamun. 'Bagaimana dengan keadaan pria itu yah? Aku harap lukanya sudah membaik dan kondisinya juga. Kira-kira sedang apa dia saat ini? '

Benak Serena kini di penuhi oleh bayangan pria yang semalam ia tolong, rasa cemas pun muncul di hati kecilnya akan kondisi pria tersebut mengingat luka yang di dapatkannya itu cukup dalam.

"Hah.. Aku jadi mencemaskannya, " Bergumam.

"Kau mengatakan sesuatu Serena? "

ℝ𝕒𝕥𝕒𝕣𝕒 ℂ𝕚𝕟𝕥𝕒 𝕊𝕒𝕟𝕘 𝕄𝕒𝕗𝕚𝕒 𝕂𝕖𝕛𝕒𝕞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang