Assalamualaikum, lop!
Hai, hai, hai, readers🤍
Jangan lupa bersyukur🥰
~SELAMAT MEMBACA~
Pagi hari,
Seperti biasa, saat aku sedang mandi pastilah Kak Ello sampai di Apartemenku, tapi ini masih terlalu pagi rasaku, ku segerakan dan bergegas membuka pintu kamar.
"Hai, Kak...Maaf kalau lama ya," ucapku sungkan.
"Tidak mengapa Ker, aku yang kepagian datang, soalnya sekalian beli ini," jawabnya sambil menunjuk bungkusan yang diletakkan di atas meja.
"Ini makan lah dulu sebelum kita pergi," ucapnya mempersilahkan.
Sembari aku ganti baju, Kak Ello pun menyantap makanan yang telah ia beli. Dan kini giliranku makan setelah selesai semua.
"Apa ini kak?" tanyaku heran. Karena baru kali pertama aku melihat makanan seperti ini yang biasanya aku ketahui adalah nasi, karena nasi merupakan makanan pokok sebagian orang Indonesia.
"Itu namanya Lontong Kalilarangan, makanan khas Kota ini, terbuat dari beras yang dibentuk dan dimasak pakai daun pisang, Ker. Cobain deh pasti nagih," jawabnya sambil menjelaskan tentang nama makanan ini.
Ternyata ini adalah makanan khas Surakarta,
"Em...Enak kak, makannya pakai kuah begini ya Kak?" tanyaku lagi sembari menikmati lontong ini perlahan.
"Enak kan, ya ngga harus pake kuah itu sih, ada juga yang pakai bunbu kacang, lebih enak lagi, kapan-kapan Kamu cobain ya," ucap Kak Ello yang semakin membuatku ingin berkuliner di sini.
Disamping itu juga, aku memiliki tanggung jawab untuk bekerja, makanya Kak Ello mengajakku berkeliling Kota saat waktu luang yang pas saja.
"Sudah lanjut makan dulu, setelah itu kita harus ke studio," sambungnya.
"Iya Kak," jawabku melanjutkan suap demi suap lontong ini hingga habis.
Setelah membereskan sampah makanan kami, aku dan Kak Ello turun ke bawah dan menghampiri taksi online yang telah di pesan menuju studio.
***
Sesampainya di studio, aku merapikan barang yang kubawa dan kemudian ikut nimbrung bersama yang lainnya, sementara Kak Ello ngobrol dengan Pak Budi di ruangannya.
"Bro, gimana nih planning kalian?" ucap Faras membuka percakapan yang memecahkan keheningan.
Walaupun kami telah memperkenalkan nama tetapi kami masih canggung untuk ngobrol, hanya saja Faras yang emang super humble yang sering membuka obrolan.
"Wah, aku sih belum ada nih, gimana yang lain?" jawabku bingung.
"Nunggu keputusan aja dah kalo aku, Ras," jawab Ewin.
"Aku gimana baiknya aja guys," jawab Evan.
"Iya deh kita tunggu dulu," ucap Faras.
"Oh iya, kalian udah pernah projek apa aja nih?" sambungnya.
Kami pun saling bertukar cerita dan pengalaman secara bergantian, ternyata mereka juga hebat-hebat masa merintisnya, aku belum ada apa-apanya malahan. Ada Faras yang memang sudah terkenal sejak sekolah karena ikut komunitas musik, Ewin juga sudah mengikuti banyak kompetisi di Ibu Kota, dan Evan juga banyak mengikuti pertunjukan piano sedari kecil.
Di tengah-tengah percakapan kami, Pak Budi pun menghampiri dan mengajak berdiskusi mengenai nama grup band yang akan kami tekuni serta bagian-bagian kami nantinya.
"Hai semua, ke sini sebentar," panggilnya
Kami pun bergegas mendekati Pak Budi,
"Gimana, sudah diskusi belum bagian kalian, biar kita langsung buat nama nih," ucap Pak Budi bertanya kepada kami.
"Dilihat dari kemampuan kami semua menurut saya, Ewin di gitaris, Evan di pianis, saya di drum Pak, dan Ilker bisa vokalis deh Pak," ucap Faras menjelaskan.
"Nah, gimana setuju tidak? Ukur dulu kemampuan kalian, saya yakin kalian hebat di semua bagian ini tapi kita bagi tugas karena kita akan membentuk grup band yang akan kita besarkan namanya kelak," ucap Pak Budi yang menerangkan secara jelas.
Setujuuuu...
Ucap serentak kami semua,
"Baik, kalau begitu saya sebagai teknisi suara (sound engineer) dan Ello adalah manajer kita," jelas Pak Budi.
Kami semua mengangguk tanda setuju atas keputusan bersama,
"Terus apa nih nama yang cocok untuk grup band kita?" tanyanya lagi.
"3EFI aja pak, diambil dari huruf depan nama kita semua, semoga berkah," ucap Ewin memberi idenya.
"Baik, yang lain ada usulan lain tidak?" sambung Pak Budi.
"Kalau Ndoturs Band, gimana? Karena kan gabungan musisi Indo dan Turki walaupun Cuma saya yang Turki, hehe" ucapku menyampaikan ide.
"Gimana yang lain, kalau tidak ada usulan lagi, silakan pilih dua usulan ini," ucap Pak Budi.
"Ndoturs Band aja Pak, keren juga tuh, manarik pula," jelas Faras dan Evan memilih, dan disetujui pula oleh Ewin.
"Oke, Ndoturs Band nama kita, semoga lancar selalu untuk kedepannya dan tidak ada kekurangan apapun," ucap Pak Ewin memutuskan.
Selanjutnya kami pun tes vokal serta mencoba mencari genre khas dari band kami, aku yang sibuk tes vokal dan yang lain juga di bagian masing-masing.
Setelah kami mencoba kekompakan dengan menampilkan lagu dari Band yang sudah terkenal langsung mendapat respon positif dari Pak Budi dan juga Kak Ello.
Tidak terasa hari pun sudah menjelang sore, kampi pun merapikan alat dan barang yang tadi dipakai untuk uji coba, selanjutnya kami akan membuat lagu dan genre yang cocok untuk Band kami ini.
"Dah sore nih, pada balik ga?" tanya Kak Ello ditengah keasikan kami bernyanyi.
"Ohiya, udah sore ya, ngga terasa nih Kak," ucap Faras.
"Ayo balik, besok kita eksekusi lagi lagu kita, biar ngga pakai lagu orang lain mulu," ucap Evan.
"Ide bagus, Bro," jawab Ewin.
"Ayo,ayo," ucapku bergegas ikut membereskan alat-alat dan mengambil tas dan segera pulang.
Pak Budi menghampiri kami dan tidak lupa memberi semangat,
"Udah pada mau balik? Hati-hati dan tetap semangat untuk besok dan selanjutnya semua," ucapnya.
"Siap Pak," jawab kami serentak.
Setelah menunggu ojek online kami pun masing-masing pulang.
***
~TERIMAKASIH LOP~
Komennnn yang banyakkk ya lop,,,
Jangan lupa vote juga
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahadat Kedua (TERBIT)
Художественная прозаIlker Armagan Akso, seorang musisi muda asal Turki yang berlayar mencari kebenaran dan berlabuh tepat pada tujuan. Bukan tentang pelayaran, melainkan keimanan. Pemuda yatim piatu yang dilahirkan sebagai seorang Muslim tetapi hidup ditengah ajaran la...