BAB 13: KESEMBUHAN ILKER

44 32 5
                                    

Assalamualaikum, lop!

Hai, hai, hai, readers🤍

Jangan lupa bersyukur🥰

                ~SELAMAT MEMBACA~

Dengan mengikuti berbagai proses pemulihan untuk tanganku, akhirnya bisa sembuh seperti sediakala, sudah bisa digerakkan dengan normal. Kabar baik ini belum diketahui oleh temen-temen manggung ku, Kak Ello dan juga Pak Budi.

Hari ini aku berniat untuk berangkat ke studio, telah lama aku tidak ikut membersamai mereka. Akupun bersiap-siap, setelahnya langsung bergegas ke studio sembari memberi kejutan kepada mereka.

Sesampainya di studio, aku menghampiri Pak Budi di ruangannya,

"Loh, Ilker udah sembuh? Beneran? Kalau belum istirahat aja dulu, takutnya makin kenapa-kenapa," ucap Pak Budi kaget melihatku datang.

"Sudah kok, Pak. Ini sudah bisa ikut rekaman," jawabku sambil memeluk sapa Pak Budi.

"Alhamdulliah kalau gitu, duduk dulu di situ, ayo," ajaknya yang menuju ruang santai studio.

"Iya, Pak," jawabku mengikuti langkahnya.

Kami pun bercerita banyak tentang apapun itu. Saat tengah asik bercerita Faras dan Ewin pun menghampiri kami dan mereka kaget melihatku yang sudah datang.

"Loh, Ilker...beneran udah sembuh tuh tangan? Jangan dipaksa gerak dulu deh kalau belum," ucap Ewin.

"Hah, wah Ker, kangen banget aku," ucap Faras segera memelukku.

Aku sangat beruntung selalu dikelilingi orang baik seperti mereka, selalu peduli terhadap sesama, membantu saat lagi kesusahan, saling mendukung satu sama lain, ntah apa doa ibuku yang deras terkabul sampai aku seberuntung ini.

Sesaat kemudian Evan dan Kak Ello pun datang, mereka juga sama terkejutnya saat melihatku sudah bergabung dengan mereka hari ini.

Kami pun melakukan rekaman lagu untuk dipromosikan kembali. Kebetulan hari ini Pak Budi dan Kak Ello mengadakan rapat untuk membicarakan kontrak kerja kami.

Setelah istirahat siang, kami memulai rapat dengan ketentuan-ketentuan yang akan disepakati kedepannya agar tidak ada kesalahpahaman nantinya.

"Baik, mengingat kontrak kerja kita dahulu yang berlangsung lima tahun, ini adalah tahun terakhir dari kesepakatan itu, dan pastinya seminggu kedepan adalah akhir masa kontrak kerja kita, jadi saya disini ingin memperjelas semuanya, mau itu perihal penghasilan selama ini ataupun ketentuan lainnya, jika ada yang kurang jelas nanti silahkan ditanyakan ya," ucap Pak Budi memulai rapat ini.

"Siap, Pak," jawab Faras, dan kami pun mengiyakan.

Dengan panjang lebar penjelasan dari Pak Budi, tibalah membuat kesepakatan kedepannya.

"Jadi, kontrak kerja kita ini sudah jelas, dan saya ingin memberitahukan satu kabar yang itu bisa dinilai bahagia ataupun sedih, tapi saya harap bahagia ya," ucap Pak Budi yang membuat kami penasaran dan Kak Ello tersenyum.

"Saya serahkan keputusan untuk ingin melanjutkan kontrak atau tidak, tetapi kalau kalian ingin melanjutkan kontrak, sepertinya harus mencari manejer pengganti karena Ello akan menikah dan menetap di tempat kelahirannya, Jakarta," jelas Pak Budi yang membuat kami kaget.

"Hah"

Ucap kami serentak.

"Mari Ello, silahkan dijelaskan dulu," ucap Pak Budi.

"Iya baik, terimakasih untu Pak Budi, sebelumnya mohon maaf atas perlakuan saya yang tidak berkenan di hati kalian semua, dan maafkan saya masih banyak kurangnya dalam membersamai kalian, serta beribu terimakasih atas semangat kita sampai detik ini, terimaksih pula atas kesan baik kalian kepada saya selama menjadi manejer dari Ndoturs Band, kalian hebat, saya pribadi bangga terhadap perjuangan kalian," ucap Kak Ello dengan meneteskan air matanya.

"Doakan saya agar lancar dalam proses pernikahan ini ya," sambungnya.

Sepontan kami berempat memeluk Kak Ello dan menangis, ada rasa haru, bahagia bercampur menjadi satu.

"Lancar-lancar ya, Kak," ucap Faras yang menyeka air matanya.

"Terimakasih banyak ya, Kak. Terimakasih untuk waktu selama ini, kalau ngga kenal kakak, aku ngga akan di sini dan seperti ini," ucapku haru, tidak terasa air mata mengalir di pipi.

Kak Ello memelukku erat,

"Terimakasih juga, Kak udah mau membersamai kami," ucap Evan.

"Maaf untuk semua kesalahan kami ya, Kak," sambung Ewin.

"Iya, sama-sama, teruslah semangat sampai mimpi-mimpi kalian menjadi nyata," ucap Kak Ello tersenyum.

"Nah, jadi bagaimana untuk keputusan selanjutnya?" ucap Pak Budi melanjutkan rapat.

Sebelum menjawab kami berdiskusi sebentar untuk membuat keputusan.

"Baik, Pak. Saya mewakili teman-teman, bahwa kami memutuskan untuk vakum dahulu sampai waktu yang belum ditentukan, dikarenakan mencari manejer baru juga tidak mudah bagi kami," ucap Faras mewakili kami.

"Baik, kalau begitu berarti habis kontrak ini pekan depan kontrak di nonaktifkan dan Band kalian vakum, ya," ucap Pak Budi memperjelas.

"Iya, Pak," jawab Faras.

"Dan kapanpun kalian mau kembali, saya membuka lebar pintu studio ini untuk kalian, sehat selalu dan semangat untuk kita semua, maafkan jika saya ada salah kepada kalian, ya," ucap Pak Budi.

"Kami juga begitu ya, Pak," ucap Faras mewakilkan, dan kami memeluk Pak Budi.

Setelah rapat selesai, kami kembali ke ruang santai studio untuk ngobrol-ngobrol dahulu sebelum pulang ke penginapan.

Saling maaf-maaf an sesama dan berterimakasih juga. Kemudia kami kembali ke penginapan masing-masing.

***

               ~TERIMAKASIH LOP~

Komennnn yang banyakkk ya lop,,,

Jangan lupa vote juga

Terimakasih

Syahadat Kedua (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang