"Semesta itu beneran pacaran sama siswa baru kelas bahasa yaㅡSiapa namanya? Gue lupa."
"Ranum gak sih? Yang sering wara-wiri sama Harel."
"Nah iya itu dia, kok mau sih? Bukankah dia murid pindahan ya?"
"Ya mungkin sebelumnya mereka udah deketㅡBiarin lah,"
"Tapi kasihan Ranum gak sih.. lo pada kan tahu Semesta kayak gimana kan?"
"Iya sih, tapi mau gimana? Itu bukan urusan kita, lagipula sebulanan ini kelihatan Semesta yang fall in love harder sama RanumㅡJadi, gak mungkin Semesta nyakitin Ranum."
"Nah, apalagi waktu Ranum hampir dijadiin taruhan.. Semesta sampai ngamuk di kantin tuh, menurut gue itu udah buktiin kalau Semester beneran seriusin Ranum."
"Masalahnya tuh bukan buktiin cinta apa gak, tapi Semesta bisa jaga kepercayaan Ranum gak? Dengan tingkah lakunya yang friendly amat ituㅡApalagi kalau sama si Lio itu."
"Lah iya sih, tapi belakangan ini Semesta gak kelihatan sama si Lio kok."
"Mn, gak ada yang tahu juga sih, lihat aja ke depannya nanti."
"Tapi Lio tuh betulan caper sama Semesta gak sih? Dia kelihatan sok gak berdaya setiap ada Semesta."
"Ah, udahan gibahnya, ayo balik kelas."
"Gue gak gibah tapi ngereview sikap."
"Yehhh, sama aja kocak. Udah yuk, balik kelas."
Tiga siswa yang asik mengobrol di depan wastafel kamar mandi itu pun segera keluar dari area kamar mandi, tanpa tahu jika orang yang mereka bicarakan berada di salah satu bilik kamar mandiㅡRanum sengaja memilih tidak keluar kamar mandi setelah mendengar nama Semesta disebut, ia mendengar segala pembicaraan ketiga siswa itu. Jadi, Semesta sedekat itu dengan Lio sampai siswa di sekolah ini membicarakan keduanya? Ranum tidak ingin terlalu memikirkan sih, tapi mengingat perkataan Lio tentang Semesta saat pertama kali bertemu dengan Ranum, membuatnya kembali kesalㅡBisa-bisa menceritakan hal buruk tentang Semesta.
Ranum segera keluar dari bilik kamar mandi, membasuh tangannya di wastafel. Berdiam diri sejenak di depan kaca wastafel, "Semesta ituㅡ"
Suara pintu kamar mandi terbuka membuat Ranum menghentikan monolognya. Melalui pantulan kaca, dapat Ranum lihat seorang pemuda familiar berhenti di depan salah satu pintu bilik kamar mandiㅡElhan. Lantas Ranum segera mengeringkan tangannya lalu hendak melangkah keluar, namun sayangnya langkahnya tertahan karena celetukan perkataan Elhan.
"Gue gak mau ikut campur, tapi gue gak mau loㅡOrang yang akhir-akhir ini berada di sekitar Semesta, sakit hati karena tingkah lakunya. So, don't fall too deep into him."
"Maksudnya?"
Ranum tidak mendapatkan kejelasan, sebab Elhan langsung masuk ke dalam bilik setelah sahutan pertanyaan Ranum.
Ting!
Message notification 💬
Semesta
Masih di kamar mandi? Makananmu
keburu dinginPesan singkat dari Semesta hanya Ranum lihat melalui lock screen, lantas Ranum segera keluar dari area kamar mandi untuk menghampiri Semesta yang saat ini masih menunggunya di kantinㅡYang sudah ada sekitar lima belas menit lalu ia tinggal pergi ke kamar mandi.
"Maaf lama." Ujar Ranum sesampainya di bangku tempat Semesta menunggunya, Ranum segera duduk di kursi hadapan Semesta.
"Gak masalah," Balas Semesta, "Mau pesen lagi? Itu udah agak gak hangat."
Ranum melirik mangkuknya yang masih berisi bakso, "Nggak perlu, kalau panas lama makannya." Tolaknya masuk akal, lalu mulai memakan baksonya.
"Besok sepulang sekolah gue ada latihan, terus sorenya gue ada undangan alumni SMPㅡLo mau ikut gak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Semestaraya
Short Story"Gak apa-apa gue cringe, yang penting lo bisa inget gue."