Pengangkutan menuju Busan

43 7 2
                                    

Mereka telah menghabiskan seharian penuh di dalam bus untuk mencapai pelabuhan yang akan menyelamatkan mereka dan membawa mereka ke Busan. Taehyung, yang telah menyetir tanpa henti, terlihat kelelahan akhirnya Jeonghan menawarkan untuk mengambil alih kemudi.

"Tae lo kelihatan capek. Biar gue aja yang nyetir," kata Jeonghan.

Taehyung mengangguk lemah. "makasih, Jeonghan. Gue benar-benar butuh istirahat."

Di dalam bus, kondisi Jhoni semakin memburuk. Luka tembak di perutnya kian membengkak, dan wajahnya pucat pasi. Untungnya, Wonwoo sempat menemukan pereda nyeri sehari sebelumnya, yang kini diberikan kepada Jhoni.

Sementara Sinb, untungnya luka d kepala Sinb akibat terkena batu tidak menimbulkan luka yang cukup parah, sehingga keaadan Sinb tidak memilukan seperti Jhoni

"Ini, Jhon. Minum obatnya, semoga bisa sedikit membantu," ujar Wonwoo sambil memberikan obat.

Jhoni menerima dengan tangan gemetar. "Thanks, Wo."

"hm"

"bicara panjangan dikit napa wo"

"hm"

"hah, susah emang bicara sama kulkas"

Tak lama kemudian, mereka tiba di pelabuhan yang akan membawa mereka ke Busan. Mereka turun dari bus satu per satu, dengan Mingyu dan Vernon membantu Jhoni yang terluka.

"Sabar, Jhon. Kami akan segera sampai di tempat yang aman," kata Mingyu sambil menahan tubuh Jhoni.

Saat mereka mencapai pintu masuk utama, mereka dihadang oleh para tentara yang langsung mengacungkan senjata, membuat mereka semua mengangkat tangan ketakutan.

"Apa yang kalian lakukan di sini? Angkat tangan!" teriak salah satu tentara.

Di tengah kepanikan, Wonwoo berteriak marah, memberi tahu tentara bahwa mereka adalah manusia, bukan zombie.

"Kami bukan zombie! Kami manusia! Kami anak sekolah yang butuh pertolongan! Lihatlah teman kami yang terluka ini!" seru Wonwoo dengan suara bergetar marah.

Teriakan penuh emosi Wonwoo membuat Yerin terkejut, karena belum pernah melihat Wonwoo semarah itu. Yerin segera menggenggam tangan Wonwoo untuk menenangkannya.

"Tenang, Wonu. Mereka akan mengerti," bisik Yerin lembut.

Merasakan genggaman itu, Wonwoo menoleh ke arah Yerin dan emosinya mereda seketika.

Para tentara akhirnya menurunkan senjata mereka. "Baiklah, kami akan memeriksa kalian satu per satu," kata salah satu tentara. Mereka dengan sigap mendekati dan memeriksa mereka satu per satu. Setelah memastikan mereka aman, para tentara menggiring mereka masuk, sementara Jhoni langsung dibawa ke ruang medis.

Setibanya di dalam, mereka terkejut melihat begitu banyak orang yang berkumpul di sana. Beberapa tentara memberikan makanan dan minuman kepada mereka.

"Makanlah dulu, kalian pasti lapar," ujar seorang tentara sambil memberikan makanan.

Sowon, SinB, Dita, Yerin, Umji, dan Eunha makan dengan tenang, begitu pula dengan para pria. Namun, Nayeon terlihat tengah menenangkan Sana yang masih syok akibat kematian Yuta.

"Semua akan baik-baik saja, Sana. Kita harus kuat," kata Nayeon sambil memeluk Sana.

Nancy makan sendiri dengan acuh, melihat para perempuan lain dengan kesal.

"Mereka semua mengacuhkanku, padahal aku hanya berusaha bertahan hidup," gumam Nancy pada dirinya sendiri.

Sementara itu, Joy berjalan menuju ruang medis untuk menemui Jhoni dan memberikan makanan pada laki-laki itu.

We Die (Svtgf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang