Aku membuka ponselku yang sedari tadi tergeletak diatas kasur. Mencari toko tanaman terdekat yang sekiranya bisa ku jangkau dengan motor, setelah menemukan lokasinya akupun langsung bersiap untuk pergi kesana.
"Nek, ranum izin keluar dulu ya. Mau ke toko tanaman didepan"
"Iya neng, Hati-hati ya.."
"Nenek mau beli apa lagi? Biar sekalian"
"Bawang putih sama telor udah habis neng"
"Oke nanti ranum belikan. Pergi dulu ya nek"
Wushhh!! Aku memacu motorku dijalan. Cuaca hari ini panas sekali, polusi udara bertambah parah. Asap hitam yang dihasilkan pabrik-pabrik pun selalu menghiasi langit kota ini.
Baru beberapa meter dari rumah tiba tiba ban belakang motorku kempes. Dan untunglah tak jauh dari situ ada bengkel motor yang buka, akupun langsung pergi kesana.
Saat dicek oleh orang bengkelnya, ternyata ban motorku bocor lalu dia menyarankan agar segera ditambal, Akupun mengiyakan tawarannya.Tak jauh dari bengkel tempatku menambal ban, aku melihat segerombolan remaja yang tengah diomeli oleh kakek-kakek penjual sapu pinggir jalan. Ditepi halaman sebuah ruko yang berbatasan lurus dengan trotoar. Sapu sapu itu disusun rapih diatas terpal yang terbentang.
Aku tidak tahu apa yang membuat para remaja itu kena marah, namun dilihat dari mimik muka si kakek, nampaknya dia sangat tidak suka dengan kehadiran mereka.
Setelah para remaja itu pergi, dan karena rasa penasaran akupun mencoba mendekat dan mencari tahu apa yang terjadi.Aku sampai disana. Kakek itu terlihat agak kurus, kulitnya sudah mulai mengeriput dan rambutnya pun sudah di penuhi uban. Dia duduk di tepi trotoar disamping lapak sapunya, setelah beberapa saat kakek itu baru menyadari kehadiranku.
"Mau apa?" Katanya
"Emm boleh numpang duduk kek?" Jawabku hati-hati
Lalu si kakek memberi isyarat untuk duduk, dan dia kembali membereskan sapu sapu yang ada di lapaknya. Aku duduk di bangku yang berada didepan lapak,
Lapak itu berada di ujung parkiran sebuah ruko."Kamu dari mana?" Tanya si kakek
"Dari bengkel sana kek, ban motor saya bocor"
"Ohh, saya kira kamu mau seperti anak-anak tadi"
"Maaf, emang tadi kenapa ya kek?"
"Orang-orang sekarang kalau mau membantu orang lain jadi makin aneh saja,Masa mau ngasih sembako aja harus dividioin dan difoto segala. Biar apa? Biar dapat pujian dari orang banyak?" Ucapnya kesal
Sekarang aku tahu alasan kakek marah sama para remaja itu.
"Mereka pikir dengan memberi saya sembako bisa seenaknya mengekspos kemiskinan saya?" Sambungnya
Aku masih menyimak cerita kakek itu. Wajar juga beliau merasa kesal, karena menurutku itu termasuk tindakan yang kurang pantas. Walaupun tujuannya membantu sesama.
"Terkadang manusia haus atensi kek. Jujur saya juga sependapat sama kakek,Seharusnya saat kita berbuat kebaikan cukup Tuhan saja yang tau."
"Nah itu maksud saya, makanya tadi saya tolak."
Miris sekali melihat orang-orang zaman sekarang yang apa apa serba dibikin konten. Niat berbagi kesesama tidak salah, namun alangkah baiknya tidak perlu diumbar ke sosial media.
Karena kehidupan pribadi seseorang apalagi yang menyangkut hal bersifat sensitif seperti masalah ekonomi ataupun kesulitan orang lain tidak sepatutnya dijadikan bahan untuk ngonten.

KAMU SEDANG MEMBACA
Indah Tak sempurna
General FictionBrakk!!! Suara itu sontak membuatku terkejut. Suara itu berasal dari dapur "Berisik!!, bukannya sudah aku katakan jangan bahas masalah ini lagi. Kamu paham nggak sih" "Tapi nyatanya begitu kan?? Udahlah mas kalo kamu nggak becus cari uang mending ka...