11

19 8 13
                                    

Aku mengupas mangga yang baru saja kubeli diwarung depan. Mencucinya kemudian ku potong dadu lalu kuletakkan dalam wadah.

Aku memakan buah mangga yang tadi telah ku kupas. Menonton TV dengan ditemani sewadah mangga dan sebotol air dingin adalah yang terbaik.

Tok tok!! "Permisi..." Seru seseorang diluar

Akupun bergegas membuka pintu dan ternyata orang yang tadi mengetuk pintu adalah Dio. Degg!!  Aku langsung kikuk berdiri didepannya. Kenapa dia selalu datang disaat penampilanku sedang berantakan, argghh menyebalkan.

"Ehh dio, emm silahkan duduk. Duhh maaf ya berantakan banget" Aku menyapanya

"Kenapa?" Dio menatapku dalam-dalam

Aku mengerutkan keningku "apanya yang kenapa?"

"Kenapa ngga ngasih tau kalau kamu absen hari ini?"

"Emm itu karena.... "

Belum sempat aku melanjutkan penjelasanku, Tiba-tiba Dio langsung memelukku. Sungguh kejadian tak terduga yang berhasil membuat jantungkku berdetak kencang.

"Aku khawatir num, sangat khawatir"

Dio memelukku semakin erat, pelukan yang membekukan tubuhku. Entah kenapa aku merasa nyaman sekali berada di pelukannya. Apakah karena perasaanku padanya mulai tumbuh??

Aku mendorong tubuhnya pelan. Untuk menandakan agar dia berhenti memelukku.

"Ehh maaf, emm Kamu baik-baik saja??" Ucapnya memegang kedua bahuku

Aku hanya mengangguk mengisyaratkan bahwa ucapannya yang tadi benar.

"Syukurlah. Lain kali kalau kamu sakit atau tidak masuk sekolah, kasih tau aku ya.." Sambungnya

Dan lagi-lagi aku hanya bisa mengangguk. Rasanya terlalu syok sampai tidak bisa berkata-kata.

"Ehh ada tamu"

Ucap nenek mengalihkan pandangannku.

"Ehh iya nek, mau ngasih buku PR ke ranum" Ucap Dio menciun tanggan nenek

"Oalah nak Dio. Duduk dulu nenek bikinin teh ya sebentar"

"Ehh ngga usah nek, emm ini kita mau ke rumah oliv. Mau nyari barang buat praktek fisika besok" Aku beralasan

"Hah?? Eh emm iya nek, kami satu kelompok" Dio menjawab dengan mimik muka bingung

Sebenernya aku ingin mengajak Dio kesuatu tempat. Karena ada yang mau aku omongin ke dia
Suatu hal yang sangat tidak memungkinkan untuk diobrolin dalam rumah

"Ohh iya udah"

"Bentar ya di, aku ngambil tas dulu"

"Oke" Ucapnya

Setelah bersiap dan berpamitan dengan nenek, aku berjalan kedepan rumah. Menunggu Dio mengeluarkan motornya

"Kemana??" Tanyanya

"Kemana saja"

"Emm tapi ini udah terlalu sore. Kita mau pergi kemana?"

"Ngga tau, udah jangan nanya mulu. Ajak aku pergi ke tempat lain"

"Num...?" Kamu semakin bingung

"Kalau kamu ngga bisa, yaudah mending tidak jadi saja"

"Oh bisa banget! Ngga ada yang ngga bisa" Jawabnya cepat

Kamu menyalakan mesin motor dan aku naik dibelakang. Motor pun melaju dengan aku di boncengan. Sebenarnya aku tidak mempunyai tujuan untuk pergi kemana, aku hanya ingin mengobrol berdua dengan Dio, Itu saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Indah Tak sempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang