8

26 10 2
                                    

Hari ini aku absen tidak masuk sekolah. Aku masih benar-benar syok dengan kejadian kemarin, Ditambah kondisi mataku yang masih sembab karena terlalu lama menangis.

Kulihat dari balik jendela kamar orang orang mulai sibuk beraktivitas seperti biasa. Mobil-mobil tetap melaju,motor-motor tetap berlalu lalang dan segala hal masih berjalan sebagaimana mestinya. Mereka tidak berhenti hanya karena aku punya masalah.

Satu hal yang kusadari; ternyata dunia baik-baik saja. Dunia juga tidak terlalu berpengaruh hanya karena masalahku banyak.Bukankah masalah dalam hidup adalah hal yang wajar?

Makin dewasa aku merasa semakin sendirian hidup didunia ini, walaupun banyak orang yang aku temui dalam hidup namun tidak ada yang benar-benar bisa kujadikan tempat berbagi sepenuhnya.

Jam dinding menunjukkan pukul 06.30 WIB. Kondisi tubuh yang lemah membuatku tergeletak malas diatas kasur. Pikiran-pikiran aneh terkadang suka datang saat sendirian, dan aku harus bisa melawan pikiran-pikiran semacam itu.

Tok tok tok!! Terdengar suara ketukan pintu

"Neng, udah bangun? Ayo Makan dulu
Nanti sakit"

"Iya nek,"

Dengan energi yang masih tersisa dalam tubuh ini, aku berusaha bangkit dari tidurku. Berjalan menuju cermin yang ada dilemari. aku memastikan mataku sudah tidak terlalu sembab, memperbaiki mimik wajah agar tidak terlihat sedih, berusaha tersenyum untuk meyakinkan nenek bahwa semua baik-baik saja.

"Nih, diminum tehnya biar segeran"
Nenek menyuguhkan segelas teh hangat

"Terimakasih nek, oiya nek emm hari ini ranum absen ngga masuk sekolah. Lagi kurang enak badan"

"Iya neng, istirahat dulu aja dirumah. Nanti sore nenek antar ke klinik ya, biar dikasih obat"

"Ehh jangan nek, ranum cuma butuh istirahat aja kok"

"Hemm yasudah, sok atuh diminum ntar keburu dingin tehnya"

Aku menyuap sesendok nasi kedalam mulut, walau sebenarnya aku tidak terlalu lapar. Atau lebih tepatnya tidak mood buat makan.

Selesainya makan, aku langsung membereskan piring kotor bekas kita makan tadi kemudian mencucinya.
Setelah itu aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dari balik pintu belakang rumah, aku mendapati nenek sedang sibuk menyirami tanaman cabai dan sayur yang beberapa hari lalu kutanamkan. Ia terlihat senang dengan "mainan" baru miliknya itu. Nenek memang gemar bercocok tanam,hampir sebagian besar halaman belakang rumah sudah ditanami beraneka ragam bibit sayur.

Saat melihatku berdiri didepan pintu, nenek segera menghentikan aktivitasnya lalu berjalan menuju ke arahku

"Sudah mandi? Tolong bantuin nenek nyiram tanaman ya..." Ajaknya

Aku membantu nenek menyirami tanaman dan memberi pupuk, supaya tanamannya dapat tumbuh dengan baik katanya. Aku tidak terlalu tahu dengan jenis serta manfaat pupuk dan sepertinya aku harus mulai mencari info diinternet, karena sekarang nenek lagi suka sukanya memanfaatkan pekarangan belakang rumah untuk bercocok tanam.

Selesainya urusan dengan tanaman, nenek mengajakku duduk diteras belakang rumah. Tempat favorit aku dan nenek untuk menghabiskan waktu, sekedar minum teh atau hanya berbincang-bincang kecil.

"Kamu langsung cuci tangan dulu sana, nanti temani nenek makan ubi cilembu"

Selesainya cuci tangan, aku langsung menuju teras belakang rumah. Sebisa mungkin aku menemani nenek menghabiskan waktu bersantainya,karena aku tidak mau nenek merasa kesepian dimasa tuanya.

"Wihh, ada teh hangatnya juga nihh.." Aku duduk disebelah nenek

"ubinya dimakan juga"

"Emm, buat nenek aja deh ranum masih kenyang soalnya"

"Ngga bakalan habis kalau cuma nenek yang makan" Ucapnya menyodorkan sepiring ubi cilembu yang masih panas

Meski masih kenyang, aku pun langsung menyambut pemberian nenek,tidak ingin menolaknya.
Kalu dipikir-pikir, dari dulu nenek memang selalu seperti itu. Ngga pernah bisa makan (enak) sendirian, selalu saja membagi dua denganku.
Menurutku itu adalah sebuah bentuk cinta kasih nenek yang diberi untuk cucunya.

"Nenek mau nanam apa lagi?" Tanyaku sambil meniup potongan ubi yang sedikit panas

"Nanam apa ya, bagusnya??" Nenek balik bertanya

"Nanam bunga bungaan mau??"

"Ah jangan. mending nanam sayur aja, bisa dimakan"

"Yasudah nanti ranum coba carikan bibit yang nenek belum punya deh"

"Oiya nanti tolong carikan bibit palawija juga ya neng, buat persediaan siapa tau butuh buat obat herbal"

Akupun langsung mengiyakan permintaan nenek. Aku tahu cara agar bisa mendapatkan itu dengan mudah, ada internet aku tinggal buka dan cari lokasi penjualnya.
Tekhnologi semakin maju semua jadi serba mudah dan murah tentunya.

Pov halaman belakang rumah

Pov halaman belakang rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pov teras belakang rumah

Pov teras belakang rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*******

Hai guys, bagaimana kabarmu minggu ini??
Sehat dan bahagia selalu ya kalian✨
Sampai jumpa minggu depan 👐

Indah Tak sempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang