Bresss!!
Hujan deras menyambut pagi hariku, sudah beberapa bulan belakangan ini sering turun hujan. Banjir, tanah longsor dan angin pun jadi topik hangat di televisi.Saat melihat berita bencana alam ditv hatiku merasa sedih, karna banyak diantara mereka yang kesulitan mencari makan, kehilangan harta benda dan bahkan kehilangan keluarga. Berat pastinya harus kehilangan orang-orang yang disayang.
Ranum!! Ranum!!
Suara itu sontak memecah lamunanku
"Iyaa" Balas ku sembari memasukan buku kedalam tas.
"Ayo buruan, nanti kita kesiangan" Katanya sambil menarik tanganku
"Iya sebentar, aku pamit dulu, nek aku berangkat ya.." Ucapku sembari mencium tangan nenek
"Ehh sarapan dulu, kamu ini selalu begitu kalau berangkat sekolah" Omel nenek
"Iya nek, nanti ranum sarapan dikantin sekolah aja, ini udah siang banget" Ucapku sambil bergegas keluar rumah
Brumm!! brumm!! Suara motorku yang sedang dipanasi
"Selamat pagi nek neti" Sapanya
"Pagii geulis, hati hati ya bilang ke ranum jangan ngebut bawa motornya" Balas nenek
"Siap nek" Katanya
"Brrrr!! Dingin banget anjir, sumpah ya hujan dipagi hari itu bikin males buat ngapa-ngapain iya ga si" Sambungnya
"Bener banget sih, buat mandi aja kaya malesnyaa minta ampun" Balasku
"Jangan bilang pagi ini kamu ngga mandi?"
"Mandi gak mandi gaada bedanya si buat aku, tetap aja cantik hahaa"
"Dihh, jorok ah num"
"Haha becanda, oiya btw apa tuch yang ditenteng??" Ucapku sembari memperhatikan kotak bekal warna biru yang dibawanya
"Ahh, tau aja kalo ada makanan"
"Bagi dong, aku ngga sempat sarapan tadi"
"Ngga sempat kok setiap hari, itu mah ngga di sempetin namanya"
"Hehee"
"yaudah nih tadi mama aku bikin sandwich. bagi dua ya"
"Thank u bestii"
Wusshh!! Motorku melaju kencang
Dia Olivia, teman masa kecilku yang masih akrab sampai sekarang. Jujur aku merasa iri dengannya, dia sangat beruntung dalam masalah keluarga.
Hidupnya dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayanginya. Ada abang, adik, dan juga kedua orang tuanya yang selalu ada buat dia.Mempunyai keluarga cemara adalah salah satu impianku yang sampai sekarang belum terwujud, ayah dan ibu memang masih ada tetapi mereka jauh, sedari kelas 5 SD aku dititipkan dirumah nenek karena mereka terlalu sibuk mengejar duniawi dan harusnya mereka menyadari bahwa aku adalah salah satu dari dunia mereka.
Tinggal bersama nenek tidak terlalu menyedihkan, karena dengan begitu aku jadi bisa merasakan kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dalam keluarga meskipun kami hanya tinggal berdua. Dibandingkan dengan saat tinggal bersama kedua orang tuaku yang mana aku selalu menyaksikan pertengkaran, perdebatan, dan problema setiap harinya.
dua orang yang dulunya saling mencintai kini berubah saling menyakiti dan menyalahkan. Mereka seumpama dua orang asing yang tinggal dalam satu atap dan perlahan mereka bergerak kearah berlawanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indah Tak sempurna
Ficción GeneralBrakk!!! Suara itu sontak membuatku terkejut. Suara itu berasal dari dapur "Berisik!!, bukannya sudah aku katakan jangan bahas masalah ini lagi. Kamu paham nggak sih" "Tapi nyatanya begitu kan?? Udahlah mas kalo kamu nggak becus cari uang mending ka...