two

592 66 4
                                    

"Sudah berapa kali kutakan jauhi gadis itu!"
"Halmoeni aku mencintainya bagaimana bisa aku menjauhi Sooji"
"Kau menentangku Baek Harin?!"

Harin terdiam, lalu wanita tua itu menarik kerah baju cucuknya

"Jauhi dia atau akan kubuat hidup gadis itu menderita, kau mengerti?"

Setelah kepergian nenek nya Harin meneteskan air matanya

"Bagaimana bisa.."

   Keesokan harinya Harin menelpon Sooji untuk bertemu ditaman. Harin sudah duduk menunggu kedatangan sang kekasih

"Mian Harin aku terlambat"

Harin melihat kearah Sooji lalu tersenyum

"Tidak apa, kemarilah"

Sooji duduk disamping Harin

"Kau ingin mengatakan sesuatu?"
"Ani, wae?"
"Karna ini pertama kalinya kau menelpon untuk bertemu. Aku pikir kau akan mengatakan sesuatu yang penting padaku"

Harin mencium pipi Sooji

"Tidak ada yang penting. Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama pacarku"

Mendengar itu Sooji tersenyum diapun mencium pipi Harin

"Haruskah aku katakan padanya?"
"Aku harus bagaimana.."

Batin Harin gelisah sambil melihat lurus kedapan

"Sooji.."
"Nae?"
"Aku..ingin mengatakan sesuatu"
"Benarkah? Apa itu"
"Aku.."

Mereka berdua saling menatap. Tatapan Sooji begitu lembut sampai Harin tidak tega untuk mengucapkan kata perpisahan

"A aku.."
"Harin kenapa?"
"Mari kita berjanji akan selalu bersama"

Sooji tersenyum dan mengangguk

"Nae. Aku berjanji akan selalu bersamamu sampai kapanpun"

Harin tersenyum mendengarnya dia memeluk Sooji dari samping lalu meletakkan kepalanya di bahu kekasihnya

"Sooji aku mencintaimu"
"Aku juga mencintaimu Harin"
Flashback off

"Harin kuharap kau tidak akan pernah mengecewakan'ku. Kau adalah penerusku aku sangat percaya padamu"

Harin menganggukkan kepalanya, wanita tua itu tersenyum kepada Harin lalu mengusap bahunya

"Kalau begitu aku berangkat sekolah dulu halmoeni"
"Nae, berhati hatilah"

Setelah pamitan Harin pergi ke sekolah dengan diantar sopir pribadinya

"Yerim tunggu, mianhae"
"Aku tidak perlu kata kata itu. Yang aku mau kau berhenti berkelahi dan membuat keributan"

Eunjung menghela napas lalu menggenggam tangan Yerim

"Aku tidak akan berkelahi lagi"
"Janji?"
"Janji"

Yerim tersenyum dan Eunjung pun membalasnya

BRUG

"Yaa kau tidak punya mata?!"

Marah Eunjung karna Dayeon menyenggol Yerim sampai gadis itu hampir terjatuh

"Sorry, aku buru buru"

Ketika akan pergi Dayeon di tahan oleh Eunjung

"Kau harus minta maaf"
"Apa? Dia tidak papa kenapa aku harus mengatakan itu?"
"Kau--"
"Eunjung sudah"
"Tapi dia hampir membuatmu terjatuh Yerim"
"Aku tidak papa, lepaskan dia"

Eunjung menatap tajam Dayeon, dan setelah itu dia melepaskan cengkeraman nya dikerah gadis itu

"Lain kali katakan pada pacarmu itu untuk menjaga emosinya"

Ucap Dayeon sambil merapihkan baju nya

"Apa kau bilang?"
"Eunjung!"

Terjadilah sedikit pertengkaran antara Eunjung dan Dayeon dihalaman sekolah

"Hei ada yang berkelahi!"
"Siapa?"
"Eunjung dan Dayeon"
"Ayo kita lihat"

Mendengar itu Sooji dan Jaeun saling menatap

"Mereka berkelahi??"
"Ayo lihat Sooji"

Mereka berdua pergi ke halaman sekolah

"Eunjung hentikan!"
"Dayeon!"

Meksipun semua temannya berusaha meleraikan mereka, tapi baik Eunjung maupun Dayeon tidak mau berhenti

Mereka masih berkelahi saling meluapkan emosi satu sama lain

Harin yang baru datang ke sekolah dia melihat kearah Eunjung dan Dayeon

"Nona sepertinya ada yang berkelahi"
"Kau bisa pergi"
"Ba baik"

Harin berjalan mendekati kerumunan itu

"Yerim ada apa??"
"Sooji, Eunjung tidak mau mendengarkan'ku. Dia marah karna Dayeon tidak sengaja menabrak'ku"

Sooji mencoba meleraikan Dayeon dan Eunjung, tapi naas nya dia tidak sengaja terdorong oleh Eunjung yang mengakibatkan Sooji jatuh tepat di hadapan Harin

Melihat itu mereka semua terdiam termasuk Eunjung dan juga Dayeon

"Aaw.."
"Kau tidak apa Sooji?"

Ucap Harin sambil mengulurkan tangannya

"A aku..tidak papa"

Sooji menerima uluran itu, tapi saat berdiri terlihat dia sedang kesakitan dibagian siku dan lutut nya

Harin yang melihat itu dia marah lalu mengepalkan tangannya

"Kalian berdua, jika ingin berkelahi lebih baik tidak perlu masuk ke sekolahan ini lagi"
"Ha Harin aku benar benar tidak sengaja, aku tidak tau itu adalah Sooji"
"Benar. Aku merasa bersalah maafkan aku Sooji"

Harin tidak memperdulikan mereka berdua dan langsung menarik Sooji pergi dari tempat itu

UKS

"Akh! Aww sakit.."
"Tahan, ini hanya sebentar"

Harin dengan teliti mengobati luka Sooji

Menyadari bahwa Harin masih memperdulikan'nya Sooji menyunggingkan senyuman

"Sudah. Luka mu akan segera sembuh"
"Gomawo Harin"

Harin dan Sooji saling menatap, seakan tidak mau terbawa suasana Harin langsung melihat kearah lain

"Aku pergi dulu"
"Tunggu"
"Wae?"
"Harin bisakah kita bicara? Tentang hubungan kita.."
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Sudah kukatakan hubungan kita berdua sudah berakhir"
"Tapi Harin kau memutuskan'ku secara sepihak, aku tidak tau apa alasan mu untuk memutuskan hubungan ini. Tolong beri aku alasannya"

Tanpa menjawab pertanyaan dari Sooji Harin langsung pergi dari ruangan itu

"Aku masih mencintaimu Harin.."

Gumam Sooji yang terlihat menahan air matanya

The past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang