eleven

380 50 9
                                    

"Harin apa tidak papa aku kemari?"
"Apa yang kau takutkan Sooji? Tentu saja kau boleh ke rumah ku, pintu itu akan selalu terbuka untukmu"

Harin menggenggam tangan Sooji dan mereka masuk kedalam rumah

"Aku pulang"

Ucap Harin melihat ke kiri dan kanan

"Sepi sekali dimana mereka?"
"Apa mungkin mereka pergi?"

Harin membawa Sooji ke taman rumahnya

Sudah dia duga kekasihnya itu sangat menyukai bunga yang berada di taman nya

"Bunganya sangat cantik"
"Kau boleh memetiknya"
"Bolehkah?"

Harin mengangguk, Sooji memetik bunga berwarna pink itu

"Sangat indah dan juga harum"
"Bunga itu memang cantik, tapi menurutku kaulah lebih cantik Sooji"

Kedua pipi Sooji memerah, melihat itu Harin tersenyum dan mencium pipi gadis nya

"Harin.."
"Wae? Dirumah tidak ada siapa siapa jangan khawatir. Tapi mungkin hanya ada cctv"
"Hariinn"
"Bercanda"

Sooji memukul pelan bahu Harin lalu  duduk di kursi

"Dimana Wonyoung dan yang lainya Harin?"
"Aku juga tidak tau Sooji. Mungkin mereka keluar jalan jalan?"
"Begitu ya"

Harin mengusap pipi Sooji

"Kenapa?"
"Aku hanya tidak enak karna di rumah hanya ada kita berdua"
"Suatu hari nanti juga kita akan tinggal berdua"

Sooji tau apa maksud dari perkataan Harin

"Aku akan menikahimu dan nanti kita akan mempunyai anak, oiya kau ingin punya anak berapa?"
"Harin kita masih sekolah"

Sooji berusaha menyembunyikan wajah malu nya

"Aigoo kau sangat lucu"

Ketika sedang asik bercanda tidak lama Wonyoung datang

"Kak Sooji?"
"Wonyoung kau sudah darimana?"
"Aku sudah dari luar bersama eomma, appa dan Halmoeni"
"Sooji ayo masuk"
"Nae.."

Jujur saja Sooji merasa tidak enak ketika bertemu dengan keluarga dari Harin, termasuk neneknya

"Ada tamu ternyata"

Ucap Tuan Baek tersenyum kepada Sooji

"Annyeong tuan"
"Tidak perlu canggung begitu Sooji, anggaplah rumah ini seperti di rumah mu sendiri nae"

Sooji mengangguk kemudian omma Harin menatap Sooji

"Sooji kenapa baru kemari? Eomma sudah menunggu kedatangan'mu"
"Mi mianhae nyonya-"
"Aigoo panggil aku Eomma, arraseo"
"Arraseo"

Tidak lama kemudian wanita itu datang lalu menatap Sooji dengan tajam

"Sung Sooji selamat datang di kediaman Baek. Aku harap kau menyukai tempat ini"
"Nae.. Halmoeni"

Harin melihat kearah Sooji, dia tau kekasihnya tidak nyaman karna di tatap seperti itu

"Ayo ke kamar"

Akhirnya Harin dan Sooji pergi ke kamar

"Halmoeni jangan membuat kak Sooji takut"
"Aku tidak melakukan apapun Wonyoung"

Wonyoung menghembuskan napas nya dan menyusul mereka berdua

"Sooji tidak apa"

Harin memeluk Sooji sambil mengusap kepala gadis itu

"Boleh aku masuk?"

Mereka berdua melepaskan pelukan itu dan Sooji mengangguk kepada Wonyoung

"Kak Sooji jangan takut kepada Halmoeni, dia memang seperti itu"
"Baiklah Wonyoung"
"Aku mempunyai berita untuk kalian"
"Apa itu?"
"Kau tau eonnie aku akan bersekolah di sini, eomma sudah mengijinkan ku untuk pindah jadi kita bisa bersama lagii"

Mendengar itu Sooji ikut bahagia

"Aku sangat senang mendengar nya, aku harap kau akan suka bersekolah disini"
"Iya kak, aku sudah tidak sabar mempunyai teman baru"

Sooji melihat kearah Harin

"Wae?"
"Kau tidak mau mengucapkan sesuatu?"
"Eonnie memang begitu, aku juga sudah tidak perduli"
"Apa kau bilang?"
"Hehehe viss"

Sooji terkekeh melihat kedua Sodara itu

Karna jam sudah menunjukkan pukul 8 malam Harin pun mengantarkan Sooji pulang

"Sedang memikirkan apa?"
"Halmoeni"
"Jangan memikirkan hal yang tidak penting Sooji"

Harin menggenggam kedua tangan Sooji

"Meskipun nenekku melarang aku akan tetap berjuang untuk hidup bahagia bersamamu"

Sooji tersenyum dia memeluk Harin. Dia juga ingin terus bersama Harin sampai menikah nanti

"Harin apa kau senang adik mu bersekolah di baekyeon?"
"Kenapa tiba tiba bertanya?"
"Karna kau terlihat tidak menyukai Wonyoung pindah kemari"
"Aku senang, hanya saja aku sedikit khawatir jika dia berteman dengan circle mu"
"Apa?"
"Kau tau semua teman teman mu itu aneh termasuk Jaehyung, dia pasti akan mengatakan omong kosong kepada adikku"
"Jaehyung memang konyol tapi dia gadis yang baik"
"Jangan lupakan dia juga cabul"
"A aku tau, tapi kan itu wajar"
"Wajar? Jangan bilang kau juga sama cabul nya?"
"Yaaa!"

Karna kesal Sooji memukul perut Harin sampai gadis itu meringis kesakitan

"Sudah sana pulang, selamat malam"

Setelah mengatakan itu Sooji masuk kedalam rumah sambil menahan tawanya

"Astaga kejam sekali dia, tapi tetap saja aku sangat mencintainya"

The past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang