three

445 55 6
                                    

"Harin"

Mendengar panggilan itu Harin menghentikan langkahnya

"Apa yang kau lakukan? Mengeluarkan Eunjung dan Dayeon dari sekolahan ini? Kenapa kau melakukan itu"

Gadis itu menatap tajam kearah Yerim

"Karna mereka sudah membuat keributan di sekolahan ini"
"Aku tau itu bukan salah satu alasannya"
"Maksudmu?"
"Itu karna Sooji kan?"

Ketika akan pergi dengan cepat Yerim menahan tangan Harin

"Kalau kau memang mencintainya lalu kenapa kau meninggalkan Sooji?"
"Apa yang aku lakukan ini bukan karna dia, jangan terlalu berpikir keras Yerim"

Setelah mengatakan itu Harin pun pergi

"Kenapa kau tidak mau jujur Harin..?"

Berita mengenai dikeluarkan nya Eunjung dan Dayeon sudah tersebar. Ada yang memberikan reaksi terkejut dan ada juga yang terlihat biasa

Namun bagi Sooji itu adalah hal yang mengejutkan. Bagaimana pun juga mereka berdua adalah teman sekelasnya, tentu saja dia perduli kepada Dayeon dan Eunjung

"Aku curiga Harin mengeluarkan mereka karna dirimu"

Ucap Jaehyung sambil melihat kearah Sooji

"Aku?"
"Ya. Kau ingat kejadian kemarin? Mungkin itu yang membuatnya marah"
"Jadi maksudmu Harin masih mencintai Sooji, Jaehyung?"

Tanya Jaeun, Jaehyung mengangguk

"Benar, kalau tidak untuk apa harin melakukan itu?"

Sooji melihat Harin yang baru datang ke kelas. Lalu tanpa banyak basa basi gadis itu berjalan ke bangkunya

"Sepertinya ada hal yang ingin kau tanyakan"
"Nae..Tapi aku tidak yakin kau akan menjawab nya Harin"

Mereka berdua saling menatap. Dan seperti biasa kedua nya menjadi pusat perhatian

Melihat itu Doah ikut serta memperhatikan mereka berdua

"Harin apa kau masih mencintaiku? Ani. Apa kau masih mempunyai perasaan untuk ku?"
"Kau sudah tau jawabannya bukan"
"Itu bukan jawaban kejujuran dari mu, Aku ingin mendengar yang sebenarnya. katakanlah Baek Harin apa kau masih mencintaiku?"

Harin terdiam sejenak, dia bingung harus menjawab apa

"Lihat, kau diam. Itu artinya kau masih mencintaiku Harin. Kenapa kau bersikeras tidak ingin menjawab nya?? Harin apa hubungan kita benar benar sudah berakhir? Kau menginginkan itu semua?"

Harin melihat kearah lain, dia tidak bisa kalau terus bertatapan lama dengan Sooji

"Harin..aku masih mencintaimu. Tolong kembalilah"

Belum sempat Harin menjawab tiba tiba seorang guru datang ke kelas

"Ada apa ini?"
"Tidak ada Bu, kami hanya memainkan sebuah permainan. Semuanya kembali ke bangku masing masing"

Doah menatap Sooji, seakan mengerti gadis itu kembali ke bangkunya dengan wajah sedih




Skip

"Aku akan menjodohkan Harin bagaimana menurut kalian?"

Tanya Halmoeni kepada orang tua Harin

"Ibu akan menjodohkan Harin dengan siapa?"
"Anak dari temanku. Dia pengusaha yang sukses di usia muda, aku yakin Harin akan menyukainya"
"Tapi ibu kita harus bertanya kepada Harin lebih dulu"
"Itu tidak perlu. Aku sudah membuat jadwal untuk pertemuan mereka"

Orang tua Harin hanya bisa pasrah mendengarnya

Tanpa mereka sadari Harin mendengar itu lalu dengan acuh masuk kedalam kamarnya

"Sooji sedang apa?"
"Aku mengerjakan tugasku Appa"

Tuan Sung duduk di tepi ranjang putri nya

"Ada perkembangan mengenai hubungan mu dan Harin?"

Sooji menggeleng pelan

"Appa tau kau mencintainya tapi jangan menyiksa dirimu sendiri. Appa tidak mau kau di sakiti lagi Sooji"
"Nae.."
"Dan anak teman Appa ingin bertemu, apa kau ada waktu besok?"

Sooji melihat kearah Appa nya dengan tatapan bingung

"Maksud Appa?"
"Begini. Karna kau sudah lama tidak mempunyai seseorang, bagaimana kalau appa.."
"Aku tidak mau di jodohkan"
"Sooji dengarkan appa dulu"
"Appa maaf tapi aku sedang sibuk"

Tuan Sung menghela napasnya

"Arraseo. Kita bicarakan ini lain kali nae?"

Setelah kepergian Appa nya Sooji menggenggam kuat pulpen miliknya

Tok
Tok

"Harin boleh appa masuk?"
"Masuklah Appa, pintunya tidak di kunci"

Tuan Baek masuk kedalam kamar Harin, dia melihat putri nya sedang duduk sambil menghisap rokoknya

"Bagaimana sekolah mu hari ini?"
"Seperti biasa. Tidak ada yang menarik"
"Begitu ya.."

Tuan Baek seperti kesulitan ketika akan memulai obrolan

"Kau ingin membahas mengenai perjodohan itu kan?"
"Kau tau??"

Gadis itu membuang rokok nya yang sudah habis dan kembali mengambil rokok yang baru

"Kau akan menerima nya?"
"Aku tidak menyukai perjodohan"
"Tapi nenekmu sudah mengatur jadwal pertemuan kalian berdua, lalu bagaimana kau akan menolak?"

Harin menyalakan rokok barunya itu lalu menghisap nya

"Aku tidak akan menolak"
"Apa maksudmu Harin?"
"Aku akan datang ke pertemuan itu"

Harin lalu melihat kearah jendela yang menampilkan cuaca sedang hujan deras

Untuk beberapa alasan tuan Baek cukup takut kepada anaknya. Sifat, tingkah dan cara bicaranya sama persis seperti ibu nya

Tidak heran ibunya itu sering membandingkan dirinya dengan putrinya sendiri












The past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang