eight

460 51 6
                                    

"Apa yang kau sukai di dunia ini?"
"Apa yang aku suka? Kurasa kau sudah tau"
"Benarkah??"
"Yang aku suka itu adalah kau"

Mendengar itu Sooji menahan salting nya

"Aku harap kita bisa seperti ini sampai kapanpun, aku tidak mau kehilangan'mu lagi Sooji"

Harin menggenggam tangan Sooji lalu menciumnya

"Sooji jangan pernah meninggalkan'ku nae?"

Mereka berdua saling menatap, lalu Harin mendekatkan wajahnya ke wajah Sooji dan..

"Sooji ada yang ingin ku--"

Ucapan Yerim terhenti ketika dia melihat pemandangan yang seharusnya dia tidak lihat

"Umm kita bisa bicarakan ini lain kali, maaf sudah menganggu"

Gadis itu dengan cepat pergi dari rooftop

Sedangkan Sooji dan Harin mereka menjadi malu malu

"Ingin kembali ke kelas?"
"Ah Nae.."

Di koridor mereka menjadi bahan perhatian semua murid. Bagaimana tidak Harin menggenggam tangan Sooji dan itu membuat kekasihnya salah tingkah

"Harin mereka semua melihat kearah kita"
"Tidak apa, mungkin mereka iri"

Sooji tersenyum kecil dan mereka sudah sampai di kelas



____________

"Selamat datang di Seoul nona"
"Terimakasih, senang bisa melihat mu lagi paman Im"
"Nae nona, mari saya bawakan koper nona dan mobil nya berada disana"

Gadis itu pun masuk kedalam mobil dan sopir itu menjalankan mobilnya menuju rumah keluarga Baek

Baek Wonyoung. Si bungsu keluarga Baek itu baru pulang dari Amerika untuk menempuh pendidikan disana

Karna permintaan dari Eomma nya akhirnya Wonyoung pulang ke Korea untuk bertemu keluarga nya yang tercinta

Harin dan Wonyoung hanya terpaut usia 2 tahun. Tak jarang dia juga menghubungi kakak nya tapi entah kenapa untuk beberapa hari ini Harin tidak menjawab telpon nya

"IM HOMEE"
"Wonyoung?!"
"Eommaaa"

Ibu dan anak itu saling berpelukan. Tak lama Halmoeni dan tuan Baek mendekati mereka

"Aigoo eomma sangat merindukanmu sayang"
"Wonyoung juga sangat merindukanmu eomma"
"Kemarilah nak"
"Appa"

Wonyoung memeluk Ayahnya, pria itu memberikan kecupan di kening putri nya

"Halmoeni tidak menyangka kau sudah bertambah tinggi"
"Halmoeni i Miss uu"
"Miss u too"

Mereka berdua berpelukan sangat erat

Tidak heran karna diantara Harin dan Wonyoung, gadis itu lebih manja kepada sang nenek

"Kak Harin mana?"
"Kakak mu belum pulang sayang, dia masih di sekolahan nya"
"Apa dia masih bersikap seperti psikopat eomma?"

Kedua orang tuanya tersenyum kecil sedangkan sang nenek tidak bereaksi apapun

"Kakak'ku itu menyebalkan tapi aku tetap menyayanginya"

Wonyoung tersenyum lalu dia pamit untuk membersihkan dirinya

"Harin kau bisa pulang lebih dulu aku di jemput oleh appa"
"Wae?"
"Karna hari ini aku akan kerumah bibi, dia sedang sakit jadi aku dan appa akan menjenguk nya"
"Ah begitu ya"

Harin mengusap pipi Sooji lalu ketika dia akan mencium nya dengan cepat Sooji menghindar

"Yaa kita masih di parkiran Hariin"
"Mianhae"

Dari kejauhan dia melihat Appa nya yang sudah datang

"Oh itu Appa, Harin aku pergi dulu nae"

Harin mengangguk pelan, Melihat raut wajah Harin seperti itu Sooji dengan cepat mencium pipi gadis itu lalu dia berlari pergi

"Aigoo pemandangan macam apa itu"

Ucap Yerim sambil tersenyum mengejek kepada Harin

"Apa?"
"Hahaha kau masih kesal yah, Mian aku tidak bermaksud untuk mengganggu kesempatan mu itu"
"Lupakan Yerim, kau tidak pulang?"
"Aku.. menunggu Eunjung"

Harin hanya mengangguk lalu dia pergi dari parkiran

Saat diperjalanan pulang tiba tiba sebuah mobil sport menghadang jalan nya, tentu saja itu membuat Harin harus berhenti mendadak

"Shit!"

Dengan kesal gadis itu keluar dari mobil nya

"Kau, apakau tidak bisa menyetir hah?! Cepat keluar!"

Setelah melihat siapa yang keluar dari mobil Harin membulatkan matanya

"Kak im sorry, jangan marah ok"
"Wonyoung..kau? Bagaimana bisa..

Wonyoung tersenyum lalu memeluk Harin

"Aku merindukanmu, apakau tidak merindukan'ku?? Jahat sekali"

Harin pun membalas pelukan dari adik nya itu

"Kapan kau kembali ke Korea?"
"Baru saja, dan aku langsung pergi ke sekolah mu. Oiya aku sempat melihat mu di cium oleh seseorang"
"Apa?"
"Siapa ituu, pacar barumu? Atau.."
"Jika kau sudah tau lebih baik diam"

Harin berjalan ke arah mobilnya

"Kak mau kemana?"
"Pulang"

Tanpa basa basi lagi Harin pergi meninggalkan Wonyoung

"Yaaa kak Hariiinn!"

Kasihan sekali gadis itu bukan? Berniat untuk melepaskan rindu dengan sang kakak tapi malah di tinggalkan

Harin POV
Jujur aku terkejut tapi aku tidak heran lagi karna eomma yang memintanya pulang

"KAK HARIIN"

Teriak Wonyoung aku yakin dia kesal padaku

"Astagaa sayang kenapa teriak?"
"Eomma kak Harin jahat, dia meninggalkan kuu"
"Seperti tidak tau sifatnya saja Wonyoung, kakak'mu kan memang seperti itu"
"Aish dia menyebalkaaan"

Aku menghembuskan napas ku. Jika sudah ada dia di rumah pasti akan selalu berisik

"Kak Harin kau tega, aku benci padamu"

Aku hanya melihat nya datar

"Lalu?"
"What the hell"
"Jaga ucapanmu Wonyoung"

Halmoeni datang untuk meleraikan kami berdua

"Tapi Halmoeni kak Harin tega meninggalkan'ku. Apa dia tidak merindukanku? Kita sudah lama tidak bertemu"
"Aigoo kau cucuku yang sangat manis, berbeda sekali dengan kakak mu itu"

Aku menatap Halmoeni dengan tatapan tajam. Apa maksudnya?

"Biarkan saja sayang, dia sekarang sudah bahagia bersama gadis nya"
"Maksud Halmoeni?"
"Wonyoung aku ingin bicara, masuklah ke kamar ku"

Aku masuk kedalam kamar
Harin pov end

The past Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang