VOTE DULU WEH...
Jan lupa yaaaaaa di vote
.
.
.
.
.Hinata berjalan dari arah halte dengan raut tidak bersemangat, dia menghela nafas saat matanya menatap gerbang sekolah yang sudah tertutup. Dia terlambat lagi. Jika saja kakaknya itu tidak jahil saat membangunkannya tepat pukul 7 pagi, terlihat sekali betapa bengisnya senyuman Neji saat membangunkannya dengan menyiram air.
"Mati Lo di marahi bokap" gumam Hinata lemas. Dia tidak bisa masuk menyogok penjaga gerbang seperti yang Naruto dan teman temannya sering lakukan. Uang sakunya bahkan hanya cukup untuk membeli makanan saat istirahat saja.
"Oke waktunya pulang dan menikmati alunan indah yang memekakkan telinga" monolognya sendiri membalikkan badannya untuk kembali ke rumahnya.
Tring...tringg...
Tubuh Hinata menegang saat dia mendengar lonceng sepeda dari arah belakang. Apa dia ketahuan guru? Tidak, cukup dirumah saja dia dimarahinnya!"Terlambat lagi?" Tanya seseorang yang sangat Hinata kenal. Dia membalikkan badannya dan melihat Naruto yang tengah naik sepeda tersenyum mengejek ke arahnya.
Hinata mengangguk lesu membuat Naruto tertawa tertahan.
"Sama hahaha" tawa Naruto pecah saat itu juga. Hinata mendengus kesal kembali membalikkan badannya tuntuk pulang.
"Woi Lo mau kemana?" Tanya Naruto mengikuti Hinata dari belakang menggunakan sepedanya.
"Ya pulang lah, mau apa lagi? Gw nggak punya uang buat nyogok pak naga. Lo nggak masuk? Dah lah sana sogok pak naga biar Lo masuk"
"Nggak lah males gw sekola, Lo juga kalo mau bolos ya harus di nikmati lahh.. itung itung refreshing otak"
"Lo bisa di marahi Tante kushina kalo ketahuan bolos"
Naruto mengendikkan bahu "sayangnya mama yang buat gw kek gini"
"Bangun telat?"
"Itu sih Lo, nyokap bangunin gw dari jam 3 subuh"
"Massyaallah ahli surga"
"Daripada Lo ahli neraka"
"Ga gitu juga blog! terus kalo Lo bangun jam 3 Napa Lo telat bego, mana motor Lo? Kok pake sepeda" Hinata menatap mata Naruto intensis, mana pernah dia liat Naruto berangkat pake sepeda, biasanya juga pake motor kalo lagi sedeng juga bakal pake angkot nggak bakal naik sepeda kaya sekarang.
Naruto menggaruk pipinya gatal, sebenarnya sebelum berangkat tadi Naruto sempat guling guling di rumput biar nyokapnya mengembalikan kunci motor kesayangannya itu. Tapi bukannya ngasih, Kushina malah membuka live di akun medianya memvideo Naruto yang tengah merengek di rumput halaman rumahnya. Namun karena ayahnya berhati malaikat, dia di pinjami sepeda milik tetangga untuk mengirit ongkos, dan yang pasti ramah lingkungan
"Nggak papa, Lagi pengen ramah lingkungan aja" elak Naruto meyakinkan Hinata. Mana mungkin dia jujur kalo motornya lagi di sita nyokap karena keciduk pulang sore gara gara nungguin shion ekstra.
"Oh.. ya udah bay gw mau pulang" ucap Hinata melambaikan tangannya hendak meninggalkan Naruto.
"Ck, Lo mbosenin sih Nat... Main yok" kata Naruto melihat kepergian Hinata.
Hinata menghentikan langkahnya menatap Naruto bingung "main?"
"Lebih tepatnya kencan hehe"
"Heeee?! Kencan?" Hinata menangkup kedua pipinya yang sudah merah "e-emang mau kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
crazy fiancé [Naruto Hinata]
Random[one going] . "kalo Lo nggak mau Nerima lamaran ini, mending Lo minggat aja deh nar sekarang jadi gembel aja sana, nggak usah jadi anak papa" Namikaze Minato . "emang Lo bawa kresek buat ngantongin muka ayah Nat, Lo tega buat ayah nahan malu di depa...