Gemericik air hujan turun secara perlahan membuat suara yang terkesan indah dan menenangkan. Gesekan pepohonan tertiup angin bersahutan dengan suara guntur yang menggelegar. cuaca yang sangat mendukung untuk para kaum rebahan.. Anjai intronya bagus nggak? wkwk
Iya intronya bagus, tapi nggak sebagus suasana hati sai yang sudah mati kebosanan di dalam kamar. Harusnya dia ikut main hujan hujanan bareng 3 sahabat geblek nya itu, tapi dia malah di paksa rebahan dengan kedua tangan yang terborgol dimasing masing sisi ranjang.
Setelah kejadian kemarin, dimana sai sekarat di sekolah karena vertigonya kumat dia belum menapakkan kakinya ke luar kamar. Gimana mau keluar, baru turun dari ranjang aja udah langsung kena sorotan tajam dari papi mami tersayangnya.
"Weh asu ajak ngobrol kek"
Sebenernya sai nggak bener bener sendiri, sedari tadi istrinya itu selalu stay di sampingnya, duduk anteng nggak gerak gerak kaya patung.
"Diem, Lo lagi sekarat"
"Huaa... sayang kuhhh bukain borgolnya dongzz"
"Iyuhhh... Muka Lo kenapa sai?"
Ino bergidik ngeri melihat wajah sai yang terkesan menjijikan dengan bibir maju, dan jangan lupa mata yang udah keluar blink blink kaya anak anjing.
"Ck gak seru Lo"
Akhirnya sai milih diem, kembali pundung sambil streaming lagu azab yang kata maminya lagi trend. Suara cekikikan dari tiga temannya yang masih memanggil manggil namanya semakin heboh.
Kalo yang sai denger Sih mereka lagi gibahin burung sai yang ukurannya paling kecil di antara mereka. Sial, padahal waktu berenang bareng mereka sempet mamerin burung mereka. Lagi pula burungnya dan burung Shikamaru ukurannya sama.
Rasanya sai pen nangis di zolimi temennya gini, kok mereka jahat ya?
"My future husband kenapa? Kok nangis? Sakit ya? Gw panggilan mami ya... biar di impus aja?" Tanya Ino pas ngeliat muka sai yang lagi nahan mewek.
"Impus?"
"Iya di suntik"
"Suntik! Suntik apa nyet"
"Suntik mati sad, Lo ngerepotin"
"Asu! Nggak mau" umpat sai melotot penuh permusuhan. bayangkan, dokternya aja sai udah takut, apalagi sama jarum dan kawan kawannya. Mereka adalah musuh abadinya sedari jaman Dia jadi zigot di perut maminya, Dia bahkan rela terjun dari lantai dua saat maminya membawakan dokter.
"Ya makanya Jan rewel"
Srett.. DUAARRR.... HUAAAA
suara kilat dan guntur menggelegar disertai suara teriakan 3 orang yang tadi masih cekikikan main hujan membuat Ino dan sai reflek pelukan. Emang daritadi banyak guntur sih, tapi yang tadi cukup kuat suaranya, listrik rumah aja sampe padam karenanya.
"Mampus tuh bocah"
"No bukan borgol, gw pen sujud sukur"
"Gak usah nanti Lo malah ngecling ikut mereka main"ujar Ino menarik diri dari pelukan sai berjalan ke arah balkon. Dapat di lihat trio anjing itu tengah berpelukan, wajahnya terlihat pucat memandang pohon kelapa yang sudah gosong tersambar petir.
"Kenapa no"
"Tuh temen Lo nggak pake baju pelukan teletabis di tengah taman"
"Poto no Poto!! Bisa bikin duit tuh Poto" antusias sai.
"Pintarnya husband gw.. Bisa lah di bikin aib di Instaons" senyum smrik Ino mengembang mengeluarkan ponselnya. inilah aksinya memotret derita orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
crazy fiancé [Naruto Hinata]
Random[one going] . "kalo Lo nggak mau Nerima lamaran ini, mending Lo minggat aja deh nar sekarang jadi gembel aja sana, nggak usah jadi anak papa" Namikaze Minato . "emang Lo bawa kresek buat ngantongin muka ayah Nat, Lo tega buat ayah nahan malu di depa...