night w/ kakak

927 50 0
                                    


cklek

ia memasuki kamar itu perlahan dan berjalan pelan kearah Agha, ia cukup terkejut saat melihat Agha yang sedang duduk dipinggiran kasur dengan keadaan sudah bertelanjang dada

Agha merasa panas sedaritadi ditambah lagi emosinya yang memuncak ia segera membuka kaos hitamnya dan menyalakan ac dengan suhu rendah, ia meremat bajunya dengan cukup keras, sebenarnya ia tak apa jika dilarang keluar seperti ini, tidak tau. ia kesal saja, kali ini orang tua nya melarang karna alasan ia harus menjaga orang lain.

"kakak.." panggil Abel dengan lembut dan duduk disebelah Agha dengan perlahan

"apa?" yang dipanggil menjawab dengan ketus

"aku.. aku minta maaf aku-" belum selesai ia berbicara ia langsung dibuat terdiam atas tindakan Agha yang melempar bajunya secara kasar

"stop, stop ngomong, gua lagi ga butuh denger omongan lo" ucapnya dengan gusar sembari mengusak rambutnya kasar, ia pun bingung kenapa ia semarah ini perkara dilarang nongkrong, kan aneh

Abel yang mendengar itu pun tersentak dan menunduk, ia merasa bersalah, ia langsung menyalahkan dirinya sendiri karna ia lah yang menjadi penyebab Agha tidak bisa keluar dengan teman temannya

"hiks.." Agha yang mendengar isakan pelan itu segera menoleh

"digituin doang nangis, cengeng." bentaknya

"hiks.. maaf.. Abel is s-sorry kakak, i didn't mean to, k-kakak boleh keluar kok, nanti aku ga bakal kasih tau mami hiks" ujarnya dengan tersedu sedu dan nafas yang putus putus

Agha yang mendengar jadi merasa bersalah, ini memang bukan salah Abel, ia lah yang tak mengerti keadaan, Abel kan sedang dititipkan kepadanya seharusnya ia bisa menjaganya ya walaupun atas dasar paksaan.

"aghh fuck" umpatnya dengan kesal karna merasa bimbang dengan keadaannya, ia dengan segera menarik Abel agar semakin dekat dengannya

"sini dengerin gua, stop nangis or else gua bakal dimarahin lagi sama mami, gua.. gua minta maaf." ucapnya sembari menghembuskan nafasnya dengan kasar pada akhir katanya lalu memeluk Abel agar duduk dipangkuannya

sudah memang seharusnya ia tidak marah kepada Abel, bisa bisanya ia marah dengan orang yang bahkan baru berinteraksi dengannya dua hari yang lalu

"hiks m-maafin Abel ya kakak" ujarnya sembari memeluk Agha, ia bisa merasakan langsung bagaimana kulit Agha menempel padanya

"hm." jawabnya ketus namun tubuhnya berkata lain, ia mengelus Abel dengan sayang karna merasa tak tega

"kalo gitu lo harus temenin gua jalan" ucap Agha tiba tiba

"hiks- kemana?" membalas ajakan Agha sembari menyeka sudut matanya yang masih terdapat buliran air mata

"jangan bawel, ikut aja." ucapnya mutlak

"sedot dulu tuh ingusnya bocah" ujarnya tiba tiba lalu menyunggingkan senyumnya melihat wajah sembab Abel

"ih apasih kakak! ga ada ya!" marah dan malu menjadi satu lalu ia mengusap hidungnya dengan kasar

"terserah. gua ambil hoodie bentar" ucapnya dan  menggendong Abel lalu meletakkan tubuh kecil itu diatas meja belajarnya yang kosong




kini keduanya sedang duduk ditepi taman yang terdapat danau didepannya, angin malam berhembus cukup dingin, sekarang Agha dan Abel keduanya sedang terduduk dengan posisi Abel sibuk menghabisi camilannya dan Agha yang hanya memperhatikannya makan

"kakak- uhuk! ga mwakan?" celotehnya dengan mulut penuh ciki

"abisin dulu makannya baru minum." tegur Agha sembari mengelus dada si empu yang terbatuk tadi

between you and me [NIKSUN/SUNKI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang