Suspicious

592 93 10
                                    

*** 

Ketika membuka matanya di pagi hari, hal pertama yang dilihat Rose tentu saja wajah tampan suaminya yang masih tertidur dengan lelap. Rose tersenyum kecil sembari menyentuh wajah Jaehyun dengan lembut.

Wajahnya sedikit merona ketika mengingat malam panas yang mereka lalui tadi malam. Jaehyun mungkin terlalu rindu sampai dia langsung menyerang Rose begitu sampai di rumah.

"Selamat Pagi Sayang" kata Jaehyun masih dengan mata terpejam dan suara yang serak khas bangun tidur.

"Pagi Sayang"

Cup

Jaehyun memberikan kecupan manis sebelum membuka matanya.

"Oppa mulai terbiasa memanggilku sayang" Goda Rose masih menyentuh wajah Jaehyun dengan lembut.

"Aku rasa itu akan menjadi panggilan favoritku" Jaehyun dan Rose sama-sama tertawa kecil lalu saling memeluk satu sama lain.

"Kuliahmu mulai jam 9 kan?"

"Iya, nanti aku akan pulang lebih malam untuk persiapan besok"

"Aku akan menunggumu di ruangan. Nanti kita makan malam bersama" Sontak Rose segera menjauhkan kepalanya dari Jaehyun.

"Bagaimana jika ada yang lihat? Lebih baik tidak Oppa-"

"Permisi saja ke Toilet atau kau bilang saja akan makan malam dengan pacarmu. Ada Taeyong yang akan membantumu" Rose terlihat ragu namun dia dengan cepat mengangguk.

"Aku akan mandi dulu" Rose mengecup bibir Jaehyun sebelum turun dari ranjang untuk pergi ke kamar mandi. Jaehyun melihatnya tanpa berkedip, melihat tubuh polos Rose adalah hal paling dia sukai. Jaehyun menghela nafas sebentar. Tadi malam Jaehyun telah membuat keputusan besar tanpa memberi tahu Rose. Tapi entah Rose sadar atau tidak tapi Jaehyun sengaja tidak menggunakan pengaman. Dia pikir itu adalah satu-satunya cara agar dia tidak khawatir Rose akan meninggalkannya. Jika dia berhasil, maka dia akan mengumumkan kepada dunia jika Rose adalah istrinya. Meskipun Jaehyun tahu konsekuensinya, dia bersumpah akan menjaga dan melindungi Rose bersama anak-anak mereka nanti.

***

Jaehyun seperti biasa selalu menatap sengit seseorang yang duduk dihadapannya, siapa lagi kalau bukan Naeun.

"Sepertinya Profesor sangat menyukai Istri Profesor" kata Naeun dengan santainya.

"Jika saya tidak mencintainya, saya tidak akan menikahinya" balas Jaehyun sakras. "Apa yang kamu lihat pada saya sampai kamu terobsesi pada saya? Kamu bahkan meminta bantuan ayahmu"

"Bukankah sudah jelas jika Profesor tampan?"

Jaehyun mendengus tidak percaya mendengar alasan Naeun. "Ada banyak laki-laki muda dan tampan diluar sana. Bukan hanya saya"

"Benar sekali Profesor tapi hati saya selalu berdebar setiap kali melihat wajah tampan Profesor. Rasanya seperti saya tidak ingin ada yang melihat wajah Profesor selain saya"

"Gadis gila"

"Saya Gila karena Profesor" Naeun tersenyum tanpa rasa bersalah lalu memeriksa ponselnya. "Sayang sekali Profesor, saya masih ada kelas. Saya akan menemui Profesor setelah selesai-"

"Tidak terima kasih! Ini adalah pertemuan terakhir saya dengan kamu!"

"Benarkah? Kita lihat saja nanti." Tantang Naeun tanpa rasa takut. "Ah. Sepertinya saya harus mencari banyak informasi tentang mahasiswa disini. Istri anda mahasiswa disini kan?" Jaehyun tentu terkejut mendengar pertanyaan Naeun tapi dia berusaha terlihat biasa saja.

"Lalu? Apakah itu sekarang penting bagimu?"

"Tentu! Saya akan menemukannya dan membuatnya berpikir ribuan kali untuk bertahan menjadi istri anda" Diam-diam Jaehyun menggepalkan kedua tangannya dan membiarkan Naeun keluar dari ruangannya.

BRAK!

Jaehyun memukul mejanya cukup keras setelah Naeun benar-benar pergi. Dia benar-benar tidak pernah berpikir akan berhadapan dengan gadis gila seperti Naeun.

***

"Kalian sudah bekerja keras. Sejauh ini latihan kita berjalan dengan baik dan gladi hari ini juga berjalan dengan baik. Semua yang tampil sudah memberikan yang terbaik. Saya harap besok juga berjalan dengan baik. Ingat jaga kondisi kalian dan istirahat dengan baik malam ini. Meskipun ini hanya festival Universitas tapi justru ini adalah kesempatan yang baik untuk kalian menunjukkan bakat kalian. Tidak ada yang tahu kapan kesempatan baik akan datang jadi kalian harus memanfaatkannya dengan baik. Sekian dari saya. Silahkan pulang dan beristirahat. Sampai Jumpa Besok!" Taeyong menutup pidatonya dan disambut dengan tepuk tangan dan sorak semangat dari seluruh mahasiswa yang akan tampil besok.

"Kau pasti akan tampil luar biasa besok" Rose yang masih berbicara dengan Suhyun seketika menoleh. Sudah ada Eunwoo disampingnya dengan menyodorkan minuman mineral.

"Terima Kasih, kau juga Eunwoo" Rose menerima air mineral dari Eunwoo dengan sopan.

"Boleh aku mengantarkanmu pulang kali ini?" tawar Eunwoo sopan.

"Maaf, tapi aku ada janji dengan pacarku." Eunwoo tersenyum kecut. Sulit sekali mendapatkan kesempatan untuk berdekatan dengan Rose.

"Ah, kalau begitu aku pulang duluan. Sampai jumpa besok Rose" Eunwoo melambaikan tangannya sembari pergi menyusul Doyoung.

"Jaehyun menunggumu, pergilah saat mulai sepi" bisik Taeyong setelah memastikan Eunwoo benar-benar pergi.

"Terima kasih Profesor, sebentar lagi saya akan kesana"

"Kau akan pulang sekarang?" Tanya Lisa yang datang menghampiri.

"Belum, masih menunggu sepi" Lisa menyerjitkan dahinya sebelum mengerti apa maksud Rose setelah bertatapan dengan Taeyong.

"Nanti bersamaku saja" Usul Lisa. "Itu lebih aman"

"Itu ide yang bagus, kalau begitu aku duluan" Pamit Taeyong meninggalkan area panggung bersama dengan beberapa mahasiswa lainnya.

****

Naeun sebenarnya sudah tidak ada kelas malam ini tapi dia berpikir untuk melihat teman-temannya gladi untuk penampilan besok. Meskipun hubungannya dengan Lisa masih tidak membaik karena berakhir saling mendiamkan, tapi dia tidak hanya datang untuk Lisa. Jadi dia hanya berakhir melihat dari jauh tanpa niat mendekat.

"Dia baru mengenal Rose beberapa bulan tapi dia lebih memilih dekat dengan Rose dari pada aku. Padahal Rose biasa-biasa saja. Dia memang cantik tapi tidak populer dan kaya sepertiku. Apa yang dicari Lisa darinya? Cih" Naeun berdecih pelan tanpa menyadari Minhyuk menghampirinya.

"Kau masih bertengkar dengan Lisa?"

"Bukan bertengkar lebih tepatnya berdebat"

"Sama saja bodoh" Minhyuk mendorong pelan dahi Naeun hingga Naeun mendelik tidak suka.

"Kalau aku pikir, Lisa berkata seperti itu karena doa mengenal istri Profesor Jung" Ucapan Minhyuk itu sontak membuat kedua bola mata Naeun membesar.

"Kalau tidak kenapa dia begitu menentang mu? Jika dia temanmu, pasti dia akan memberi tahumu dengan cara yang lebih baik sehingga hubungan kalian tidak terpengaruh" Lanjut Minhyuk.

"Masuk akal. Kau tahu, aku juga mendapatkan informasi kalau istri Profesor Jung masih mahasiswa dan kemungkinan mahasiswa di Universitas ini"  Timpal Naeun.

"Kau ingin tahu orangnya?" Tebak Minhyuk

"Tentu saja. Mau bekerja sama denganku?"

"Tidak. Tidak ada untungnya bagiku"

Naeun mendengus sebal namun dia tiba-tiba mendapatkan ide.

"Kau ingin berkenalan dengan Jisoo dari Jurusan Seni kan? Aku akan bantu kau untuk kencan buta dengannya" Minhyuk nampak berpikir sejenak sebelum akhirnya tersenyum.

"Kau memang temanku yang baik! Ok! Aku setuju. Aku akan membantumu mencari tahu siapa istri Profesor Jung"

"Deal" Naeun mengulurkan satu tangannya dan Minhyuk menyambutnya dengan semangat.

"Deal!" Mereka berjabatan tangan sebagai tanda kerja sama diantara mereka dimulai.

****

His Secret WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang