[CERITA DI PRIVATE FOLLOW SEBELUM BACA]
________________________
Sheila Lorenza, seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup penuh penderitaan berakhir mati dengan tragis tanpa keadilan di usianya yang masih sangat muda.
Sheila berfikir mungkin inila...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
₊˚. 🦢 ₊˚.
📍Royal Garden, School.
Eleanor, Alena Anastasia serta Chintya. Mereka berempat sejak pagi hari sibuk mengelilingi area sekolah untuk melihat berbagai macam pertunjukan dan terdapat banyak jenis stand, mulai dari stand makanan dan minuman, stand game hingga stand penjual pernak-pernik yang eye catching.
Hari ulang tahun sekolah sangat heboh, Royal Garden disulap seakan berada di Disneyland, kegiatan belajar mengajar semuanya di tiadakan khusus untuk hari istimewa ini. Bahkan, pihak sekolah tak tanggung-tanggung menyewa seorang penyanyi terkenal dengan biaya yang sangat fantastis untuk ikut memeriahkan.
Bisa kalian tebak siapa?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cekrek!
"Bando kita lucu banget!" Eleanor tersenyum bahagia melihat hasil mirror selfie dirinya dan Alena di stand aksesoris.
"Kamu yakin cuma mau beli satu doang?"
Eleanor mengangguk. "Aku nggak mau boros buat ginian." ungkap Eleanor.
"Serius! Kalo aku mau beli satu lagi, lumayan ini lucu-lucu, murah lagi." Alena mengambil sebuah bando berbentuk telinga kelinci. "Aaa lucu banget, aku beli deh." pada akhirnya Eleanor pun ikut-ikutan membeli bando yang sama dengan Alena.
Sementara itu Ana dan Chintya masih sibuk memilih gelang dan aksesoris mainan yang lain. Terlebih Ana, gadis itu hampir memenuhi isi paper bang nya dengan bando, hairpin, gelang, cincin dan perintilan lain yang menggemaskan.
"Menurut kamu Ana kebanyakan ngga belinya?" tanya Ana pada Chintya. Gadis itu memegang satu kantong hairpin penuh sampai hampir tak muat.
"Menurut gue sih iya, tapi menurut lo pasti masih kurang kan?" balas Chintya cengo melihat tumpukan hairpin tersebut.
Bibir Ana melengkung ke bawah lalu mengangguk sedih. "Sumpah Chintya ini gemes banget! Mana bisa seorang Anastasia ngga mengeluarkan duit buat benda-benda iniii ..."
