₊˚. 🦢 ₊˚.
SEPERTI kata-kata jangan terlalu bahagia siapa tau sebentar doang, hal yang serupa di alami oleh siswa-siswi Royal Garden. Baru saja kemarin mereka happy-happy merayakan harlah sekolah, kini mereka bersorak protes dan mengeluh mendengar pengumuman yang di bawakan oleh Ketua Osis, Alister di depan podium.
"Ujian akan di laksanakan minggu depan, silahkan persiapkan dengan matang lalu-----"
Ia berdecak melihat teman-temannya yang masih ngobrol sendiri dan mengeluh. "Diam dulu sebentar. Atau kalian yang menggantikan saya di depan sini? Pilih!"
Seruan Alister sontak membuat seluruh murid diam tak berkutik.
Eleanor tersenyum tipis melihat ke sekeliling yang mendadak jadi tenang setelah ribut sebentar. Ia lalu menoleh ke depan memperhatikan kakak-nya yang berbicara di depan seluruh warga Royal Garden. Public Speaking dan Confidence yang dimilki Alister membuat Eleanor merasa kagum, andai ia bisa seberani itu berbicara di depan banyak orang. Bicara di depan kelas saja kadang ia malu-malu kucing.
"Untuk kartu ujian akan di bagikan pada ketua kelas, silahkan kalian minta pada ketua kelas masing-masing, demikian penjelasan dari saya------"
Alister turun dari podium, murid-murid pun bubar dengan berbagai macam ekspresi, ada yang tegang, bersemangat, kesal, dan biasa-biasa saja (tipe yang gini biasanya udah mempersiapkan ujian dari jauh-jauh hari) kalau kata pepatah sedia payung sebelum hujan dan Eleanor adalah salah satunya.
"Makasih, Juan." ucap Eleanor setelah menerima kartu ujian yang ketua kelasnya beri. Namanya Juan, orangtuanya adalah pemilik gedung orchesta paling terkenal di kota.
"Sama-sama, good luck ya.." balas Juan tersenyum.
Ia lalu membagikan kartus ujian kepada anak kelas yang lain serta memberi mereka semangat untuk menghadapi ujian yang akan datang. Yah, setidaknya sebagai ketua kelas ia mau sedikit menenangkan seluruh anggota kelasnya, lagian kenapa ujiannya dadakan sekali, seperti tahu bulat saja.
"Kamu ruang berapa?"
"B-10. Kalo kamu?" tanya Alena balik.
"Ih, kita beda ruangan. Aku B-13 masa.." Eleanor menghela nafas melihat kartu ujian yang ada di tangannya.
Alena tersenyum menepuk pundak Eleanor. "Beda 2 ruang doang, nanti aku samperin tenang aja."
Eleanor tersenyum lebar mendengar itu, Alena memang yang terbaik. "Kita ujian di campur sama kakak kelas enggak?"
"Enggak, tiap tahun sistemnya beda. Aku denger dari Chintya katanya kali ini kita duduk sama yang seangkatan, cuma di acak tiap kelas." ungkap Alena membuat Eleanor mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN OF THE PRINCESS
Teen Fiction[CERITA DI PRIVATE FOLLOW SEBELUM BACA] ________________________ Sheila Lorenza, seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup penuh penderitaan berakhir mati dengan tragis tanpa keadilan di usianya yang masih sangat muda. Sheila berfikir mungkin inila...