[CERITA DI PRIVATE FOLLOW SEBELUM BACA]
________________________
Sheila Lorenza, seorang gadis berusia 16 tahun yang hidup penuh penderitaan berakhir mati dengan tragis tanpa keadilan di usianya yang masih sangat muda.
Sheila berfikir mungkin inila...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
₊˚. 🦢 ₊˚.
ELEANOR duduk di ayunan tepat di bawah pohon. Mereka saat ini berada di tempat favorit Drystan, taman rahasia Royal Garden yang ada di dalam gedung. Gadis cantik bergaun putih tersebut dari tadi diam dengan wajah cemberut tak mau melihat Drystan.
Eleanor frustasi sendiri memikirkan bagaimana cara menghadapi kedua kakaknya setelah ini.
Melihat gadis itu terus mengabaikan nya Drystan lantas mengerutkan kening. "You're mad?"
"Mm." jawab Eleanor singkat.
Laki-laki yang bersandar di pohon itu sontak bersedekap dada menaikkan satu alisnya melihat sosok Eleanor yang duduk di ayunan memunggungi nya.
"Why? Did I make a wrong?"
Eleanor menoleh kebelakang melihat tak percaya laki-laki arogan tersebut. "Kamu tiba-tiba buat kehebohan dengan ngajak aku dansa di depan semua orang? Dan kamu bilang, apa kamu buat salah?"
Eleanor meremat gaunnya. "Bukannya kamu bilang sendiri jangan kasih tau siapa-siapa soal hubungan kita?!"
"Kapan gue bilang gitu?"
"Pas pesta di rumah Ana!" jawab Eleanor meninggikan suaranya.
Mendengar itu Drystan tertawa kecil. "Lucunya..."
Gadis bersurai kecoklatan sepanjang pinggang tersebut menatap Drystan kesal melihat laki-laki itu malah tertawa, seolah menganggap semua yang terjadi adalah hal enteng.
"Listen, princess."
Intonasi nada lelaki itu berubah menjadi rendah.
"Gue nggak pernah bilang mau privasi hubungan kita? Gue cuma bilang jangan kasih tau siapapun soal kejadian di toilet, lupa?"
Ia tetap menggeleng. "Apapun itu, intinya kamu udah buat aku dalam masalah!"
"Then why you accept my hand?"
Selama beberapa saat Eleanor terdiam.
"Because you told me." balasnya.
Drystan menyeringai, ia menegakkan tubuhnya lalu melangkah ke belakang Eleanor. Eleanor terus berdoa dalam hati merasakan sentuhan tangan laki-laki itu ke lehernya, badan Drystan merendah lalu berbisik tepat di samping telinganya.
"But you like it, hm?"
Sialan, lihat ekspresi wajah nya lucu sekali haha. Eleanor pasti tertohok.
