Happy reading
Jangan lupa vote dan komennya!
Buna suka jika ada yang komen hehe
**
*
*
Sesuai janjinya pada Je-Ju, kini Jazil sudah terlihat berada di depan gerbang SD. Ia menunggu kedua adiknya sambil memainkan ponsel di atas motor. Suasana gedung sebelah pun terdengar ramai. Jazil sempat menatap sebentar ke arah gerbang SMA. Dirasa tak ada yang aneh, Jazil kembali mengfokuskan pandangannya pada ponsel.
"Bang Zilll!!"
Mendengar seruan itu, Jazil menoleh ke belakang. Senyum tipinya terulas melihat kedatangan si kembar bersama satu siswa lagi. Ketiganya berlarian menuju ke arahnya.
"Abang." Je-Ju menyalami Jazil diikuti oleh Reza.
"Jena, Juna, Reza pulang duluan, ya. Mama Reza udah jemput," pamit Reza begitu mendapati kehadiran Mamanya tak jauh dari sana.
"Okey, hati-hati. Sampai jumpa besok Reza," balas Jena sambil tersenyum cerah. Reza mengangguk lalu berlari menghampiri Mamanya.
Kini si kembar berganti mendongak menatap Jazil yang tengah tersenyum pada mereka. Kedua tangan besar itu masing-masing hinggap di kepala Je-Ju. Mata mereka terpejam merasakan elusan lembut Jazil pada rambut mereka.
"Jadi beli ikan?" tanya Jazil.
Jena mengangguk dengan semangat. "Jadi! Ayo Abang kita beli."
"Juna juga mau beli ayam lagi boleh Abang?" tanya Juna dengan mata penuh harap.
"Boleh. Nanti kita beli. Yuk, kita berangkat sekarang," ajak Jazil sambil menaiki motornya.
"Let's goooo!!!" Je-Ju bersorak kemudian naik satu persatu ke motor. Hari ini Jazil sengaja meminjam motor Huda untuk membawa si kembar. Kedua adiknya yang lain berangkat bersama dengan Rezfan. Sepertinya hal itu dilakukan kakaknya untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.
"Udah siap?" tanya Jazil sedikit menengok ke belakang.
"Sudah," jawab Jena yang duduk di tengah.
"Bagian pojok belakang, aman?" tanya Jazil pada Juna.
"Aman bos," jawab Juna sambil mengacungkan ibu jarinya. Jazil terkekeh kecil. Ia lalu menjalankan motornya menjauhi area sekolah. Tujuannya saat ini adalah mencari ikan pengganti kakan dan juga ayam untuk Juna.
⭐⭐⭐🌈⭐⭐⭐
Suara tuts komputer mengisi keheningan ruangan itu. Mada dengan segala berkas yang menemaninya, terlihat begitu fokus. Matanya menatap dengan lekat barisan-barisan kata di layar komputernya. Sesekali jemarinya akan menaikkan kacamata bulat yang membingkai kedua matanya.
Dering telepon menarik perhatian Mada. Tangannya terulur untuk mengambil telepon kabel yang berada di sampingnya.
"Ada apa, Rum?" tanya Mada pada resepsionisnya itu.
"Permisi, Pak. Ada Nona Arin yang ingin bertemu," jawab sang resepsionis dari seberang.
"Saya akan segera turun. Sampaikan pada Arin untuk menunggu sebentar," ucap Mada yang langsung di patuhi oleh sang resepsionis. Mada meletakkan kembali gagang telepon ke tempat semula. Ia merenggangkan sedikit badannya untuk melemaskan otot-otot yang terasa kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother and Twins
FanfictionFollow sebelum baca yuk hehe😅 --------------++++++++------------------- Berawal dari ketidaksengajaan berujung terjalinnya sebuah hubungan Nasib Mada dan saudaranya itu sama dengan nasib si kembar Je-Ju, hanya saja keadaan mereka jauh lebih beruntu...