Note: baca sampai akhir,ya
Ada author note buat kalian
Bab ini dipublish ulang, ada tambahan dikitHappy reading
Jangan lupa vote sebelum baca*
*
*
Tak seperti biasanya, siang ini keadaan rumah ketujuh saudara tengah dilanda keheningan. Masing-masing sibuk menjalani aktivitas, terkait persiapan mereka untuk liburan esok hari.
Seperti Rezfan dan Jadid yang sedang berbelanja, Jazil yang membantu Mada di kantor, dan Huda yang saat ini sedang di rumah menjaga si kembar sambil menyiapkan perlengkapannya.
"Adek," panggil Huda sambil membuka pintu kamar Je-Ju. Terlihat olehnya, kedua pemilik kamar tengah asik bermain di lantai.
"Abang mau ke warung Mas Cakra dulu. Kalian mau ikut nggak?" tanya Huda.
"Ndak mau, panas," jawab Jena sambil menggeleng.
"Juna nitip es krim aja, Abang," ucap Juna.
"Ya udah. Jangan kemana-mana, lho, ya. Abang cuma bentar, kok." Huda memberi pesan pada kedua adiknya sebelum pergi.
Jena berlari menuju jendela kamar yang menghadap ke luar. Senyum lebarnya tercetak begitu melihat sang kakak yang sudah berjalan menjauhi rumah.
"Hihi ... Bang Uda udah pergi. Ayo, Juna, kita beraksi!" seru Jena sambil tertawa kecil.
"Ayo!!" Juna ikut berseru dengan kedua tangannya yang diangkat ke atas. Suaranya sedikit tertahan lantaran takut mengenai sariawannya yang belum sembuh.
Kedua bocah itu berjalan dengan mengendap-endap, keluar dari kamar menuju salah satu kamar kakaknya. Ruangan kamar dengan tema olahraga itu menyambut mereka. Aroma parfum khas Jadid masihlah menyebar, memenuhi ruangan.
Si kembar berjalan pelan menuju meja belajar sang kakak yang tertata rapi. Kedua mata mereka menelisik, mencoba menemukan sesuatu di antara barang-barang yang tertata rapi itu.
"Ndak ada, Juna. Juna yakin, sama Bang Adid ditaruh sini?" tanya Jena.
"Hu'um. Juna yakin, kok," jawab Juna mantap. Bocah itu berbalik kemudian berjalan menjauhi meja belajar. "Apa udah dipindah, ya?"
Jena ikut menjauhi meja belajar dan mulai mencari di atas nakas, di samping tempat tidur. Sedangkan Juna tengah mengintip ke bawah tempat tidur.
"Gelap, ndak kelihatan," gumam Juna kemudian mengeluarkan senter kecil dari sakunya. Ia mengarahkan cahaya senter itu untuk menelusuri kolong tempat tidur.
Senyumnya terkembang ketika mendapati sebuah kotak plastik di ujung kolong. Juna sedikit merangkak ke dalam untuk mengambil kotak itu.
"Uhuk! Akhirnya ketemu!" seru Juna sambil terbatuk, efek terkena debu. Jena menghampiri kembarannya sambil tersenyum.
"Ayo Juna, kita balik," ajak Jena setelah melihat benda yang mereka cari berada di tangan Juna.
Si kembar pun kembali ke kamar mereka. Mengunci pintu, kemudian melakukan sesuatu dengan benda dari kamar Jadid.
⭐⭐⭐🌈⭐⭐⭐
"Mampus. Lupa kalo ninggalin Je-Ju di rumah. Semoga nggak berulah," gumam Huda sambil sedikit menambah kecepatan langkahnya.
Dalam hati ia merutuki kelalaiannya yang terlalu asik ngobrol di warung, bahkan sampai satu jam lamanya, hingga melupakan si kembar. Ia juga berharap belum ada kakaknya yang pulang, setidaknya jika Je-Ju benar-benar berulah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother and Twins
FanfictionFollow sebelum baca yuk hehe😅 --------------++++++++------------------- Berawal dari ketidaksengajaan berujung terjalinnya sebuah hubungan Nasib Mada dan saudaranya itu sama dengan nasib si kembar Je-Ju, hanya saja keadaan mereka jauh lebih beruntu...