Motley Crew 2 | lasso

149 20 18
                                    

Asap cerutu yang terjepit di bilah bibir Hyunjin membumbung tinggi di udara. Si empu masih tampak terpaku pada kertas-kertas berkas di tangannya. Sesekali membolak balik halaman, menandatanganinya, seraya menghirup cerutu dalam-dalam sebelum menghembuskannya dengan berlahan.

Mata elang itu masih fokus pada pekerjaannya sampai tiga puluh menit kemudian, sampai bunyi ketukan terdengar dari arah pintu.

"Tuan Hyunjin, saya membawa informasi yang anda minta."

Itu Kim, asisten pribadi yang banyak membantu pekerjaan Hyunjin selama ini. Selain Ryujin dan Han, Kim adalah segelintir orang yang Hyunjin rasa cukup kompeten untuk bekerja langsung di bawah perintahnya.

Hyunjin membuang sisa rokok di atas asbak. "Masuk, Kim."

Lelaki jangkung dengan perawakan khas German itu melangkah masuk. Membungkukkan badan sejenak sebelum mulai membacakan hal-hal yang ingin Hyunjin dengar.

"Seperti yang anda perintahkan, kami sudah memulai investigasi perihal kematian keluarga Yamashita. Seperti yang sudah anda duga sebelumnya, Tuan, kasusnya agak rumit. Kami belum bisa menyimpulkan apapun."

Hyunjin berkedip sebanyak dua kali sebelum suara rendahnya menjawab, "Sudah ku katakan sebelumnya, kau tidak perlu terburu-buru."

Kim menganggukkan kepala. Rambut blondenya yang tersisir rapi setiap harinya tampak bergerak pelan. "Kami sudah mengumpulkan kegiatan dan daftar pertemuan Tuan Yamashita sebulan sebelum waktu pembunuhan," Kim menaruh setumpuk kertas laporan ke atas meja Hyunjin. "Ini yang kami dapatkan."

Mata tajam Hyunjin mulai menelisik kertas pemberian Kim satu persatu. Melihat beberapa daftar nama keluarga yang bisa dia kenali, dan banyak nama dari keluarga yang tidak pernah Hyunjin dengar sebelumnya. Keluarga Yamashita agak istimewa dari keluarga mafia kebanyakan. Meskipun terkenal sebagai keluarga Yakuza sejak puluhan tahun silam, kepala Keluarga Yamashita saat ini senang melakukan kegiatan amal. Hyunjin tak punya banyak ide jika orang-orang awam ini yang sudah mengayunkan mata pisau mereka pada jantung seorang Tuan Yamashita, yang notabene, telah menyelamatkan hidup mereka dengan bantuan yang dia berikan.

Atas dasar apa mereka melakukannya? Dendam? Kalau memang dendam, dendam akan apa?

Rasanya terlalu mustahil. Namun fakta ini pun tidak bisa dilewatkan begitu saja.

"Mengingat keluarga Yamashita dibunuh saat sedang berada di rumah saja sudah membuatku curiga, orang yang membunuh mereka tidak lain pasti berasal dari orang-orang yang mereka kenal dekat dan bisa leluasa masuk ke dalam kediaman Yamashita," simpul Hyunjin dengan cepat. Masih membaca tiap deret nama yang Kim berikan dan menelisiknya satu persatu.

"Hipotesis anda ada benarnya, Tuan. Sejauh penelusuran yang kami temukan, kediaman Yamashita dijaga ketat oleh puluhan Samurai yang sudah berpengalaman selama belasan tahun. Menerobos masuk ke kediaman sama saja dengan menyerahkan nyawa secara cuma-cuma. Hanya saja..."

Alis Hyunjin terangkat, pandangannya beralih pada Kim. "Hanya saja?"

"Ini baru dugaan saya saja, Tuan. Saya tidak berani untuk mengatakannya. Akan saya sampaikan jika sudah menemukan bukti yang lebih akurat."

"Tidak. Katakan saja, Kim. Kita perlu mengumpulkan banyak kemungkinan."

Kim mereguk ludah diam-diam. Gentar. Hidupnya bisa saja berakhir jika memberikan informasi yang menyimpang pada si muda Hwang. "Maaf sebelumnya jika kesimpulan saya salah. Melihat hanya ada dua orang yang selamat dari insiden itu membuat saya berpikir, kalau pelakunya tidak hanya satu orang."

Wajah Hyunjin berubah kian serius. Sejenak dia tercenung sebelum memberikan anggukan setuju. "Kau benar, samurai-samurai itu pun habis tak bersisa. Jika mereka membawa kelompok, dengan cara apa mereka bisa membuat Tuan Yamashita lengah dan membiarkan sekelompok pembunuh memasuki pemukimannya? Itu mungkin untuk satu orang yang mereka kenal. Namun untuk lebih banyak orang?"

Motley Crew [Hwang Hyunjin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang