[O] for Oasis

361 39 0
                                    

He's fuckin' hot!

Aku tak berbohong. Setelah dia mengatakan kalimat ambigu soal menghabiskan malam bersama, dia menatapku aneh. Sam memiringkan kepala dengan cara paling menarik perhatian yang pernah aku tahu. Sebelum suara rendahnya bertanya, "Apa yang kau pikirkan?"

Entahlah. Karena semenjak dua menit yang lalu, aku tak bisa berpikir rasional. Wangi parfum kalem namun mewah milik Sam berpadu dengan alkohol serta asap rokok di udara, menciptakan parfum khas yang hanya bisa dimiliki oleh dirinya sendiri.

Begitu nikmat. Maksudku, wanginya.

Astaga. Ada apa dengan pemilihan kata yang terasa salah ini?

Apa setelah putus dariku, Sam mengubah kepribadiannya? Kenapa dia tak semeledak-ledak seperti dulu? Maksudku, Sam bahkan bisa mengalahkan sinar matahari pagi jika sedang bersemangat. Dia persis seperti murid taman kanak-kanak yang energik, tak ada habisnya.

Sedangkan Sam yang kini tengah menatapku selayaknya sepasang mata elang itu justru terkesan seperti bulan perak. Dingin, angkuh, dan terlihat ... menantang.

"Aku tak bisa menghabiskan malam dengan mantan pacar." Lebih tepatnya, aku gugup. Sam yang 'sepolos' bocah (catat lagi, dulu) bermain denganku di atas ranjang? What the hell? "Terima kasih tawarannya."

"Ini hanya soal menghabiskan malam bersama. Minum. Menikmati musik jazz. Anything. Hanya itu."

"Oh?" Tunggu, apa barusan aku terdengar kecewa?

"Kau yakin ingin menolak tawaranku?" Sam menengadah, mengacak rambut yang menjatuhi keningnya yang basah akibat keringat dengan lengan kemeja tergulung. Seakan ada efek slowmo, aku bisa melihat setiap detail yang ia lakukan dengan gerakan kecil itu. Lehernya yang jenjang, tato bunga menjalar, juga gerakan jakunnya yang naik turun bersama tetesan keringat yang mengalir. Bibirnya sedikit terbuka untuk menghela napas. Belum lagi bisepnya yang sempurna dan utas urat yang mencetak.

Biadab. Aku haus.

Ku tenggak margarita yang tersisa di gelas. Habis. Aku butuh lebih.

Sam membakarku dengan caranya sendiri.

"Tak ada wanita yang menghabiskan malam dengan mantan pacarnya, Sam. Asal kau tau itu," alibiku lagi. Hendak memesan segelas minuman pada bartender di seberang meja jika saja Sam tak menahan.

"Kau bisa mabuk," katanya. Menjelaskan maksud dari apa yang dia perbuat. "Bukankah menyenangkan melakukannya dengan keadaan sama-sama sadar?"

Aku tanpa sadar meremas rok.

Apa musim panas memang 'sepanas' ini? Aku butuh udara!

Apa maksudnya dengan "melakukannya" dan "keadaan sama-sama sadar"? Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh dua orang yang sudah mengusaikan kisah cinta mereka?

"Kau terlihat gelisah," ujarnya seraya semakin mendekat. Lututnya bahkan sampai menggesek pahaku. Aku bisa melihat jelas fitur wajahnya yang menawan. Bibir berisi, alis tegas dan juga, holly shit, bintik kecil di bawah mata kirinya pun ikut terlihat seksi.

Jelas. Aku panik. "Tentu saja!" Kau menggodaku, sialan! Meski tak melakukan apapun, kehadiranmu saja sudah membuat jiwa jalangku memberontak. "Margarita membuatku sedikit pusing."

"Mau mencari angin keluar?"

Apa ini maksudnya adalah 'Ayo mencari hotel dan aku akan menidurimu disana'?

Sadarlah, Yura! Dia hanya bertanya apa aku butuh udara segar!

"Ah, of course, please. Maksudku, ide bagus!"

Motley Crew [Hwang Hyunjin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang