"Siapa kau sebenarnya?"
"Aku Lee Yura! Harus berapa kali aku mengatakannya?"
Tubuhku menggigil dibawah tatapannya yang sarat akan hujan interogasi. Ujung pistol itu masih mengarah padaku, seperti bisa merenggut nyawaku kapan saja dalam sekejap mata.
Mataku tak sengaja menatap pria yang tergeletak tak jauh dari mobil. Setelah hujan tembakan tadi, ketika aku selesai menerima telepon dari Wooyoung dan hampir turun dari mobil untuk mencari keberadaan Sam dibalik hutan pinus nan gelap, pria yang sudah terkapar mati itu datang. Sempat menggunakanku sebagai bahan gertakan sebelum berakhir mengenaskan ditembaki Sam.
Laki-laki itu monster. Bahkan cara dia menghilangkan nyawa orang lain terkesan tak punya hati. Wajahnya tetap datar dan sekaku tembok tanpa ada riak emosi melihat beberapa tubuh mengelinjang hebat sebelum mati akibat pendarahan di otak.
"Kenapa kau ada di Motley Crew? Apa yang kau lakukan disana?" Lagi. Sam melempar pertanyaan. Membuatku berhenti menatapi seonggok mayat disana dengan rasa ngeri tingkat tinggi.
"Sudah ku katakan! Aku mencuri kartu anggota salah satu bosku dan masuk menggunakan akses itu. Harus berapa kali aku jelaskan ini?!"
Sam memandangku penuh pertimbangan. Lelaki itu merendahkan tubuh sampai sejajar dengan wajahku. Mata sehitam jelaganya menilai kejujuranku secara terang-terangan.
Napasku dibuat memelan saat Sam berlahan menarik dasi yang melingkar di lehernya. Kedua matanya bersinar menakutkan diiringi dengan sudut bibir yang sedikit terangkat.
"Kau kira aku mempercayaimu begitu saja?" bisik Sam berat, menarik kedua tanganku ke depan lalu dia satukan. Hal bodoh berikutnya yang baru ku sadari adalah, dia memanfaatkan pesonanya untuk membuatku lengah hingga bisa mengikat lenganku menggunakan dasi yang sudah dia lepaskan. "Kau tak akan ku lepaskan dengan mudah malam ini. Pengusik Kecil."
*
*
*Mobil hitam klasik milik Sam berhenti di dekat pos pemeriksaan. Ditilik dari lokasi pinggir laut, sepertinya aku digiring untuk mendatangi dermaga. Kami di hadang portal, takut-takut aku melirik pria di balik kemudi itu. Wajahnya datar tanpa riak. Saat para penjaga itu melihat siapa yang datang kepada mereka, tanpa pikir dua kali meloloskan Sam dari pemeriksaan begitu saja.
"Buka portalnya!" teriak salah satu penjaga, membuat palang besi terangkat dan mobil Sam menderu halus, masuk tanpa halangan. Aku meneguk ludah ngeri. Memandangi tumpukan kontainer di kanan kiri membuatku berpikir jika Sam akan menjualku ke pasar gelap.
Aku sudah mencari perkara dengan orang yang salah.
Ku coba melepaskan ikatan di tanganku. Sia-sia. Sial. Padahal Sam mengikatku hanya dengan seutas dasi. Tapi kerekatan ikatan yang dia buat setara dengan rantai besi.
Ketakutanku makin menjadi-jadi saat mobil berhenti. Pintu di samping kiriku terbuka. Sam menarikku tergesa dengan bibir dingin pistol bersarang di belakang kepala.
"Jalan," titahnya dingin mengalahi angin dermaga malam. Aku nyaris menggigil. Lupa jika satu jam yang lalu kami nyaris bercinta di dalam mobil. Lihat sekarang? Laki-laki ini berubah berengsek dalam sekejap.
Memang benar kata pepatah. Hanya ada dua tipe laki-laki di atas Bumi ini, kalau tidak berengsek, pasti gay. Karena Sam bukan gay, sudah dipastikan dia masuk ke kategori pria berengsek. Sialan.
Tanpa mau mendebat, ku turuti perkataannya. Kami berjalan menuju salah satu kontainer dengan dua orang penjaga di depannya. Sama seperti di pos pemeriksaan tadi, para pria berbadan besar disana langsung saja membiarkan Sam lewat tanpa kendala. Sedangkan aku beberapa kali tersandung kaki sendiri saking takutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Motley Crew [Hwang Hyunjin]
FanfictionOne night stand dengan mantan pacar? Terdengar lucu, bukan? Sam yang dulu ku kenal itu tipe clingy, periang, lucu, dan sedikit ... kekanakan, malam itu ia hadir bagai orang lain, sesosok baru yang sangat dominan. Entah apa yang dia lakukan dengan pa...