[E] for Evildoer beside me

343 33 16
                                    

Ada berapa banyak wanita cantik yang pernah ku temui? Jawabannya, banyak. Puluhan. Sampai-sampai aku tak bisa mengingat wajah dan nama mereka. Berapa yang sudah ku tiduri? Jawabannya juga sama, terlampau banyak, sebanyak nama-nama yang datang bergantian silih berganti.

Tapi apa ada salah satu diantaranya yang mampu membuatku terobsesi? Seperti seorang penjelajah di gurun pasir yang kehausan dan menemukan sebuah sumber mata air?

Tidak ada satupun. Hanya Yura. Wanita ini benar-benar menguji kewarasanku. Berapa kali aku berniat ingin melenyapkannya? Ketika aku sadar jika dia penyusup disalah satu kelab hiburan kesayanganku, ada amarah yang terpantik. Jika dia adalah gadis lain, sudah ku pastikan menghabisi nyawanya tanpa pikir panjang. Perempuan hanya berfungsi dua hal bagiku. Jika tidak untuk urusan ranjang, berarti sebagai pajangan.

Tapi lagi-lagi, Yura berbeda. Setiap kali aku memandang wajahnya, ada percikan gairah yang muncul hingga membuatku sering kali berpikir hendak melucuti tubuhnya saat itu juga. Suaranya. Deru napasnya yang tipis. Aroma khas dari pakaiannya. Semua hal dari Yura adalah bentuk sempurna dari kegilaan para pria.

Kami sedang berada di gedung berlantai 65. Dan kami tengah berdiri di lantai 43. Tepat di balkon yang mengarah pada gedung seberang. Yura sedang berdiri di balkon. Tubuhnya sudah terpasang baju yang lebih layak. Sebentar lagi pagi menyingsing. Pukul 4 dini hari.

Seorang bawahanku membawakan barang yang aku minta. Sebuah snipper tua kesayanganku. Aku menarik Yura mendekati tepian balkon, mengatur letak snipper di atas terali besi, dengan menjadikan Yura berada ditengah-tengah antara aku dan senjata mematikan itu.

"Kau masih berpikir menolak tawaranku?" bisikku penuh ancaman. Padahal aku sudah menawarkan baik-baik padanya untuk menghangatkan ranjangku. Tapi perempuan ini keras kepala. Egonya setinggi gedung pencakar langit. Membuatku geram dan merasa semakin terbakar diwaktu yang bersamaan.

Akan ku pastikan wanita itu berakhir bertekuk lutut dibawah kuasaku. Apapun caranya.

"Kau masih punya kesempatan merubah jawaban dan kita bisa bersenang-senang seperti di klub tadi," tawarku penuh godaan. Sengaja menekankan berat badan pada punggung Yura hingga panas tubuhku menjalar padanya.

Bisa ku rasakan Yura bernapas dengan berat. Dia menginginkan hal yang sama denganku. Tetapi terlalu mendewakan harga diri.

"Apakah kau tak tau malu? Kau masih sanggup mengajakku untuk melalukan seks setelah berkata akan membunuhku?" Bibir Yura terangkat membentu seringai. Sialan. Aku ingin menggigit bibir itu lagi sampai Yura tak bisa berkata sarkas lagi. "Kau pria yang menyedihkan."

Oh? Baru kali ini aku dikatakai menyedihkan oleh seorang wanita. "Kau akan menyesal dengan perkataanmu." Aku menarik pistol dari dalam jas, meletakkannya disisi kepala Yura. Biasanya cara ini ampuh untuk membuat Yura berubah menjadi kelinci manis yang penurut. "Menurutmu, apa yang akan terjadi jika aku meminta kau menembak seseorang di seberang gedung sana?"

Tubuh Yura menegang. Membuatku semakin senang menggodanya. Sebelah tanganku yang terbebas melingkari perut rata Yura. Menekannya agar semakin bersandar pada dadaku. Aku paling suka berbicara tepat di dekat telinganya. Respon yang tubuh Yura tunjukkan selalu menyenangkan. "Tembak seseorang diseberang sana untukku, Yura. Maka akan ku lepaskan kau hari ini."

"Apa kau gila?! Kau mau mengubahku menjadi pembunuh?"

"Bukankah itu yang kau mau?" Aku semakin menyeringai. Menikmati side profilenya yang menakjubkan. Lihat belahan bibir itu, begitu menggoda seperti buah persik yang menyegarkan. "Kau yang memilih, Yura. Menjadi pembunuh atau menyenangkan hatiku. Pilihannya selalu mudah."

"Sebenarnya apa yang kau mau dariku, Sam? Kenapa kau sampai berbuat sejauh ini?"

Aku menggeram rendah. Sialan. Dia hanya mengatakan 'Sam' saja sudah membuatku pusing bukan kepalang. "Bukankah jawabannya sudah jelas, Yura?"

Motley Crew [Hwang Hyunjin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang