[Y] for Yanked

391 36 29
                                    

Catatan penulis:
Maaf belum aku edit! Mungkin banyak typo. Aku habis nulis buku lain pas ngetik ini, jadi mataku udah capek banget plus tangan pegel. Selamat membaca! Aku akan segera edit bab ini waktu dapat waktu luang.

Tidurku diusik oleh suara-suara yang berkicau tak jauh dari tempatku berbaring. Aku mengerang. Takjub dengan kemampuan tidurku yang sudah setara koala. Lihatlah, matahari di luar sudah nyaris condong ke barat. Dengan arti kata, sudah sore hari.

Sudah berapa lama waktu yang ku habiskan untuk tidur?

"Jangan menyentuhnya lagi, Hyunjin. Kau menyiksanya."

"Apa itu ada urusannya denganmu? Kembalilah ke Afrika dan lanjutkan gerakan kelompok relawan tak bergunamu itu. Jangan mengusikku."

"Tentu saja Yura ada hubungannya denganku. Jauh sebelum kau bertemu dengannya, aku lebih dulu mengenal Yura."

"Apa kau masih ada rasa pada mantan kekasihmu itu?"

"Apa kau akan terusik jika aku menjawab iya?"

Aku tak bisa menyembunyikan keterpukauanku pada dua orang yang sedang berdebat hebat. Mereka benar-benar kembar identik hingga nyaris sulit di bedakan. Beruntung aku mengenal baik tabiat keduanya hingga dalam sekali lihat bisa membedakan mana yang Sam dan mana yang Hyunjiin.

Mereka berbicara seperti melihat pada pantulan cermin diri sendiri.

"Guys..."

Hyunjiin berkacak pinggang. Memandang tajam kembarannya dengan tangan mengepal dibalik kantung celana. Pakaiannya yang serba hitam dan kaku berbanding terbalik dengan Sam yang mengenakan pakaian kasual berwarna cerah dibalut jins senada. Sam balas menatap Hyunjin dengan tatapan sama keras kepalanya. Tangan terlipat di depan dada. Berbanding terbalik dengan Hyunjin, wajah serius Sam justru terlihat menggemaskan.

Aku ingin mencubit pipi Sam sekarang. Dia benar-benar malaikat dalam sosok manusia.

"Aku tak tau jika kau bisa semenyebalkan ini," ujar Hyunjin dengan nada dingin.

Apa mereka tidak mendengar panggilanku barusan?

"Pergilah, aku bisa mengurus Yura sendiri. Aku tau kau banyak pekerjaan sekarang," balas Sam sinis. Masih belum menyadari jika aku sedari tadi menonton pertikaian mereka seperti sedang menikmati iklan opera sabun.

"Apa pedulimu?"

"Kau tak biasanya 'sebaik' ini pada wanita. Ada apa denganmu hari ini, Hyunjin?" Sam membalas sengit.

Aku menarik napas lelah. "Bisakah kalian berhenti bertengkar? Aku mulai jengah mendengarnya."

Dua kepala berbeda nama itu segera saja menoleh dalam waktu yang persis sama. Membuatku semakin dibuat pening oleh dua visual memabukkan dengan vibe yang berbeda.

"Maaf mengganggu tidurmu, Yura. Aku hanya perlu berbicara sedikit dengan berandal kecil ini." kata Sam sarat akan perasaan bersalah. Sam menghampiri sisi ranjang. Dia merendahkan diri hingga kini fitur wajahnya bisa ku lihat dengan jelas sekalipun aku masih berbaring. "Kau menginginkan sesuatu?"

"Aku ingin..." Mataku melirik takut-takut pada Hyunjin yang berdiri menjulang dibalik punggung Sam. Tanpa sadar membandingkan dua pasang manik Sam dan Hyunjin secara bersamaan. Yang satu selalu menatap tajam dan tegas, yang satu penuh dengan taburan gula dan kelembutan seperti permen kapas.

Apa mereka berdua ini sungguh nyata?

"Kau ingin apa, em? Katakan saja." Sam kembali bersuara. Menunggu jawabanku dengan sabar.

Sialan. Bagaimana aku bisa fokus berpikir jika saja Hyunjin memandangku sudah seperti singa yang siap menerkam mangsanya?

Apa yang salah dari Hyunjin? Apakah aku melakukan sesuatu yang membuatnya kesal?

Motley Crew [Hwang Hyunjin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang