P R O L O G

466 256 166
                                    


HAI SEMUA!
Selamat datang di karya keduaku!
Cerita ini berdasarkan imajinasi aku sendiri, mohon maaf apabila terdapat persamaan yang tidak disengaja.

Cerita ini pernah aku publish sampai pertengahan cerita, tapi aku publish ulang dengan alur dan penokohan yang berbeda.

Semoga suka dengan tulisanku kali ini.

So, let's go!

🌔🌔🌔🌔

꧁•⊹٭𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶٭⊹•꧂

🌔🌔🌔🌔

Keluarga kecil yang terlihat bahagia dan harmonis saling bertautan tangan berjalan menuju ke arah pantai. Sepasang suami istri menggandeng tangan mungil anak perempuan yang berada di tengah antara mereka.

Anak kecil ini mengayunkan kedua tangannya yang sudah menyatu dengan tangan kedua orang tuanya. Kaki mungilnya sedikit berjinjit dan melebar mengikuti langkah sang papa dan mama.

Gyan menundukkan kepalanya ke samping dan berkata, "Alora kecil, suka pantai?" Suara lembut Gyan membuat Alora mendongak dengan senyum lebar yang melekat pada bibir kecil nya dan memerlihatkan deretan gigi rapinya.

Alora menganggukkan kepalanya antusias dan kembali mengikuti langkah kedua orang tuanya.

Di saat mereka sudah sampai di pinggir pantai, mereka mulai menghirup nafas panjang menikmati embusan udara pantai yang sangat sejuk dan menyegarkan.

Berisiknya deburan ombak tak mengusik kebahagiaan keluarga kecil ini. Justru, berisiknya ombak membuat keluarga kecil ini terus tersenyum. Panas terik matahari menusuk kuat kulit mereka, namun mereka tak merasa terganggu dengan rasa panas yang terus menusuk kulitnya itu.

Sanika menoleh ke samping menatap Gyan terharu. "Sayang, terimakasih sudah mau menuruti keinginanku pergi ke pantai bersama Alora juga," ucapnya sembari tersenyum.

Gyan membalas senyuman dan menganggukkan kepalanya singkat. "Demi keluarga bahagia, Ma. Pasti Papa akan menuruti kalian asalkan kalian bahagia."

Alora mendongak memerhatikan kedua orang tuanya bergantian. "Ayo main di sana!" seru Alora sembari menunjuk arah pantai menggunakan jari telunjuknya yang sudah terlepas dari tautan tangan sang papa.

Tangan Sanika lebih mengeratkan genggamannya pada tangan mungil Alora dan perlahan menariknya pelan mendekat ke arah pantai.

Sanika dan Alora saling melempar canda tawa disela-sela bermain air pantai. Gyan hanya memerhatikan keduanya dari belakang dengan tangan yang bersedekap di depan dada.

Tatapannya tak pernah luput dari kedua perempuan yang dicintainya. Diusia Alora yang menginjak usia empat tahun dan Sanika yang berusia dua puluh lima tahun itu terlihat seperti seorang kakak adik yang sedang bermain air pantai di dalam pengawasan sang papa.

Alora duduk di pasir pantai membiarkan dress selututnya itu basah karena terkena gelombang ombak kecil. Sanika tak pernah lepas dari senyumnya yang terus menatap putri tercintanya itu.

Sanika mengelus rambut panjang Alora lembut. "Alora sayang, kamu benar-benar menyukai laut, ya?"

Suara lembut dari Sanika membuat Alora semakin menunjukkan raut kebahagiaannya. Suara yang tak akan pernah ia bosan untuk didengar setiap saat. Alora berharap suara khas sang mama tak akan pernah hilang dari pendengarannya.

MIMPI ALORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang