07: Sedikit Kebaikan

179 128 82
                                    

꧁•⊹٭𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶٭⊹•꧂

🌔🌔🌔🌔

"Hanya perlu merasakan cukup dan bersyukur."

-Alora Cassia Naiaraluna

"Gue hanya kasihan, selebihnya gue masih nggak terima dengan perlakuan lo dulu sama gue, Ra."

-Akasa Dillon Radinkandra

Panasnya sinar matahari yang berdiri tepat di atas manusia yang di bawahnya membuat kulit mereka terbakar karena panasnya matahari yang menyengat. Tiang bendera menjadi penengah suasana menyebalkan bagi seorang gadis perempuan dengan rambut yang ia biarkan tergerai sebahu. Air menetes dari keningnya tak berhenti. Terpaksa gadis itu menjalankan hukuman dari guru yang banyak ditakuti oleh siswanya.

Ia menghentakkan kedua kakinya dengan raut wajah yang murung. Jemarinya mengulum ujung seragam yang ia kenakan. "Nggak ngerjain tugas sekali aja, dijemur," gumamnya.

"Gara-gara lo, gue juga dihukum!"

Alora mengernyitkan keningnya menatap perempuan yang berdiri di sampingnya. "Kan emang nggak ngerjain juga."

"Ya gimana, hukum sih," tambah Alora dengan nada suara yang dibuat-buat. Ia menirukan gaya bicara perempuan itu.

"Shit! Bego lo, Shey." Sheyna merutuki dirinya sendiri dengan menepuk keningnya yang sudah terbasahi oleh keringat.

Kedua gadis yang berdiri di bawah tiang bendera tidak pernah luput dari pandangan orang-orang yang melewatinya. Bahkan, banyak orang yang menjadikan itu sebuah tontonan. Alora hanya menundukkan kepalanya. Sedangkan Sheyna masih terus mengumpat sembari menatap Alora.

"Sheyna!" Merasa terpanggil, Sheyna mengalihkan pandangannya ke arah suara. Ia hanya berdehem pelan sebagai jawaban.

"Kok lo bisa dihukum?" tanya perempuan itu.

Sheyna melirik Alora dengan sudut matanya. "Gara-gara dia," ucap Sheyna.

Perempuan itu menatap Alora intens. Ia merasa seperti tidak asing dengan wajah Alora. Namun, ia beralih fokus dengan Sheyna.

"Lo punya uang, kenapa nggak suap guru aja, sih?" bisik perempuan itu tepat di depan telinga Sheyna.

Alora yang mendengar suara bisikan dari sebelah pun hanya menoleh tanpa mengeluarkan sepatah kata apa pun.

"Ratu, gue emang punya uang. Kan udah gue bilang gara-gara dia!" ketus Sheyna.

Ratu mendekat ke arah Alora dan mengangkat dagu Alora menggunakan jari telunjuknya. Tatapan keduanya bertemu. Alora merasa tidak asing dengan wajah perempuan yang ada di depannya, begitu juga dengan Ratu.

"Eh, lo! Nggak usah cari ulah sama dia, bisa?" ucap Ratu dengan menekan kata terakhirnya. Sheyna tersenyum miring melihat Alora terpaku karena sepupu perempuannya.

Ya! Sheyna dan Ratu adalah saudara sepupu. Namun, usia mereka selisih satu tahun dengan Ratu yang satu tahun lebih tua daripada Sheyna. Maka dari itu, Sheyna termasuk murid baru sama seperti Alora. Sedangkan, Ratu, ia kakak tingkat dari Alora dan juga Sheyna.

Alora menatap Sheyna sekilas lalu beralih kembali menatap Ratu dengan tatapan datarnya. "Siapa yang cari ulah?" tanya Alora.

Ratu melepaskan jari telunjuknya dari dagu Alora. "Lo, bangsat! Kita pernah ketemu sebelumnya? Gue nggak asing sama wajah sok bener lo ini," ucap Ratu dengan menaikkan salah satu alisnya.

MIMPI ALORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang