꧁•⊹٭𝙷𝙰𝙿𝙿𝚈 𝚁𝙴𝙰𝙳𝙸𝙽𝙶٭⊹•꧂
🌔🌔🌔🌔Seorang gadis perempuan dengan baju piyama berwarna biru kesayangannya sedang melamun di teras rumahnya. Ia sama sekali tidak tahu harus melakukan aktivitas apa di waktu senggangnya ini. Ia hanya seorang diri di rumahnya dan berharap sang papa segera pulang dari kantornya.
Hari sudah mulai gelap, sang matahari sudah menenggelamkan dirinya. Sama dengan malam-malam yang telah lalu, ia akan tetap merasakan kesepian di panjang malamnya.
Gadis ini mengedarkan pandangannya di langit malam yang sudah gelap dengan bintang dan bulan yang menghiasi. "Selalu terus aja begini, aku lelah berharap apa pun lagi," ucapnya sembari menghela nafas panjang.
Lampu menyorot manik matanya secara langsung. Ia menyipitkan matanya memerhatikan yang ada di depannya. Mobil putih yang cukup mewah masuk di pekarangan rumahnya. Ia tahu siapa pemilik mobil tersebut, ia merubah ekspresinya menjadi lebih sumringah.
"Papa, udah pulang," ucap Alora setelah sang papa turun dari mobilnya.
Gyan tersenyum tipis. "Bisa dilihat, kamu ngapain malem-malem sendiri nganggur di sini?" tanyanya.
Alora menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Eh, Alora nungguin papa," ucapnya ragu.
Gyan menautkan alisnya. "Tumben, mending sana belajar. Besok saya nggak mau dapat kabar nilai kamu nggak bagus," ucap Gyan dengan bersedikap di dada.
"Pa, Alora boleh minta ijin nggak? Alora mau masuk ke ekstra melukis, boleh?" Alora meminta ijin kepada sang papa.
"Terserah. Asal nilai kamu yang lain jangan sampai turun! Papa nggak mau punya anak bodoh. Ngerti kamu?"
Alora meneguk salivanya kasar. Ia sangat terkejut dengan penuturan sang papa. Alora selalu berusaha agar terus membuat Gyan merasa bangga. Walaupun itu sulit baginya.
Alora tak lagi menjawab di saat Gyan mulai melangkah masuk ke dalam rumahnya. Alora mengikuti langkah Gyan dan menutup rapat pintu rumahnya.
Langkahnya terhenti ketika Gyan menyebut namanya pelan. Ia menoleh memerhatikan Gyan yang sedang terduduk di meja bar dapurnya dengan sebotol minuman dingin di depannya.
"Saya akan menikah lagi, Alora!"
Deg
Tubuh Alora mendadak lemas, kepalanya terasa pusing dan ia tak mampu mengucapkan apa pun. Alora terkejut dengan keputusan Gyan yang berakhir akan menikah lagi setelah belasan tahun yang lalu sang istri meninggalkannya untuk selamanya.
Alora berpikir, ia tak mau melihat sang papa menikah lagi selepas kepergian sang mama. Namun, Alora tidak berani membantah. Bahkan, untuk berbicara saja rasanya ia sudah tidak mampu.
Gyan membalikkan tubuhnya menghadap ke Alora. "Saya nggak meminta persetujuan dari kamu. Saya akan tetap nikah lagi dengan perempuan pilihan saya. Dan kamu jangan lupa, dia nanti yang akan jadi mama kamu."
Alora menggeleng pelan, ia mengusap pipinya kasar yang sudah basah karena tangisannya. "Papa nggak sayang lagi sama mama?" tanya Alora dengan suara yang terbata-bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIMPI ALORA
Novela Juvenil⚠️Follow sebelum membaca! ⚠️Karya orisinil, No Plagiat! Sebuah tangan besar menampar cukup kencang pipi Alora. "ALORA CASSIA! MAU JADI ANAK PEREMPUAN NAKAL KAMU? JALAN SAMA LAKI-LAKI LAIN TANPA SEIJIN PAPA DAN PULANG TERLAMBAT BEGINI!" Tamparan ke d...