Prolog

2.1K 31 6
                                    

Holla,
Sebelum baca, klik vote dulu yah 🙏


**




Reyhan sedang menikmati pemandangan sambil sesekali memotret objek yang terlihat indah menggunakan ponsel. Di sini sangat asri dengan masih banyaknya pepohonan, tempat yang tidak akan ditemukan saat berada di Jakarta. Kapan lagi coba, dia bisa pergi liburan gratis seperti ini? Boro-boro bisa liburan, untuk membayar kontrakan saja dia masih sering menunggak. Bahkan  untuk makan sehari-hari saja, dia masih sering berhutang.

"Tolong! Tolong saya! Tolong!"

"Itu suara orang kan, apa suara mbak kunti? Masa siang-siang udah ada mbak kunti? Tapi, kayaknya itu suara orang deh."

Reyhan menjadi penasaran, siapa yang sedang meminta tolong siang-siang begini di tengah hutan. Dia terus berjalan mengikuti arah teriakan yang semakin lama semakin masuk ke dalam hutan. Tiba-tiba dia merasa seram, yakin kan ini orang bukan mbak kunti?

Walaupun takut, tapi kaki Reyhan terus berjalan mengikuti arah suara itu karena penasaran. Tepat dibalik semak-semak, Reyhan melihat sepasang muda-mudi sedang saling bertindih.

"Ini mereka lagi ehem-ehem? Kaya gak ada tempat lain aja. Ternyata kena prank gue. Warga kampung mainnya udah di hutan aja."

Reyhan berniat pergi tidak mau mengganggu, mana mungkin kan dia harus menonton film jav versi siaran langsung seperti ini. Tapi tunggu, sepertinya ada yang aneh? Pihak wanitanya terlihat melawan dan terdengar terus menangis meminta tolong. Seketika Reyhan sadar, dia mulai paham situasi yang sedang terjadi diantara mereka ini.

"Sialan, ini pemerkosaan!"

Jiwa sila ke-2 Pancasila Reyhan masih tinggi, walaupun dulu saat masih sekolah sering bolos dan tawuran. Akhirnya, dengan memegang jiwa sila ke-2 yang sangat kuatnya itu, Reyhan sudah menarik kerah baju lelaki itu. Menghajarnya tanpa ampun, maklum skill tawuran dia masih pro, kok.

"Dasar Binatang! Anjing aja pas mau minta ehem itu guk-guk dulu, Bangsat!"

Reyhan semakin semangat memukuli lekali itu sampai terkapar tak berdaya, tanpa sempat bisa melawan. Pada saat Reyhan akan menendangnya, lelaki itu memohon ampun dan langsung berlari begitu saja. Reyhan sudah berniat mengejar, tapi mendengar suara tangisan wanita yang hampir menjadi korban tadi, dia menjadi tak tega untuk meninggalkannya.

"Hiks ... hiks ... hiks ...."

"Lo gak papa?"

"Buta, yah! Tadi gak lihat cowok itu mau ngapain aku, masih nanya lagi!" bentak wanita yang Reyhan tidak tahu masih gadis apa tidak.

"Dih sewot, orang cuman nanya doang," balas Reyhan kesal yang tiba-tiba dibentak, padahal sudah membantu. "Udah untung dibantuin juga."

"Hiks ... kamu gak tahu, gimana rasanya ampir diperkosa. Untung aja tadi dia belum sempat cium sama sekali, tapi tangannya udah grayang-grayang, huwaaa!"

Gadis itu tiba-tiba menangis kencang, membuat Reyhan langsung panik.

"Eh, jangan nangis dong, dikira orang nanti gue yang dituduh ngapa-ngapain lo."

Tapi gadis itu semakin menangis kencang, Reyhan semakin bingung. Jadi akhirnya, dia memilih duduk di samping tidak terlalu dekat tapi tidak juga jauh dari gadis itu. Reyhan lebih memilih untuk menunggu gadis itu untuk berhenti menangis saja. Dia tidak pandai dan tidak punya pengalaman untuk membuat seorang gadis berhenti menangis.

Setelah setengah jam mungkin, gadis itu akhirnya berhenti menangis dan sekarang sedang membuang ingusnya. Reyhan jijik sih, tapi lebih memilih untuk berpura-pura tidak melihat saja takut nanti menjadi menangis lagi.

"Mau pulang."

Reyhan melirik gadis itu yang sudah lebih tenang. "Udah selesai nangisnya?" Gadis itu mengangguk. "Ayo, gue antar pulang!"

"Tunggu!" Gadis itu berteriak, padahal Reyhan sudah bersiap berdiri. "Masa aku pulang dengan baju robek kaya gini?"

Reyhan melihat baju gadis itu yang memang sudah banyak robek. Reyhan menghela napas, melirik bajunya yang kebetulan sedang memakai kaos yang dilapisi kemeja panjang karena dingin bukan sedang gaya-gayaan. Jadi, Reyhan memilih membuka kemejanya. Saat dia masih melepas kancing kemejanya, terdengar suara kasak-kusuk.

"Sedang apa kalian?"

Reyhan dan gadis itu sama-sama terkejut saat ada yang berteriak seperti itu. Reyhan melihat ke depan, di sana sudah berdiri seorang bapak-bapak yang menatap tajam ke arah mereka.

"Pak-pak RT," gumam gadis itu gugup.

"Ayana, kamu sedang berbuah zina dengan anak kota itu?"

Mereka dengan kompak menggeleng. Reyhan malah kencang sekali menggelengnya. "Enggak, Pak! Ini saya malah bantu dia yang tadi mau diperkosa. "

Gadis yang dipanggil Ayana itu juga mengangguk. "Be-ner, Pak."

"Jangan banyak alasan. Lihat keadaan kalian sekarang. Jangan mengarang alasan yang tidak jelas!"

Reyhan melihat dirinya yang sedang membuka kancing kemeja, sedang saat melirik gadis itu malah sudah melepas kaosnya dan sekarang sedang menutupi tubuhnya dengan kaos yang sudah dibuka itu.

Ya Tuhan, situasi apa ini? Jika Reyhan yang berada diposisi bapak itu, dia juga akan salah paham.

"Ayo, kalian ikut saya ke balai desa! Kalian harus segera dinikahkan, ini bisa jadi dosa zina juga untuk warga kampung sini!"

"Apa, menikah?" teriak mereka berdua bersamaan.


*

Ini outfit Reyhan saat pergi ke hutan. 😁

Aku mau kasih tahu, sebelumnya cerita ini pindahan dari fizzo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku mau kasih tahu, sebelumnya cerita ini pindahan dari fizzo. Masih punyaku, tapi aku gak bisa lanjut nulis di sana. Berhubung, banyak pembaca yang minta dilanjut, jadi aku lanjut nulis di sini.

Oh iya, ada beberapa alur yang aku ganti kalau kalian pembaca ulang pasti tahu, serta nama tokoh juga yang aku ganti.

Selamat membaca. 💜







Publish, 22 Mei 2024

MENIKAH JALUR EXPRESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang