23. Defend

5.7K 478 24
                                    

Sebelum kalian baca aku mau ngasih tahu kalau cerita ini update setiap hari rabu di wattpad. Kalau di Karya Karsa bakal ganti-gantian sama Perfect Pain.
Btw, sejauh ini apa yang bikin kalian suka cerita ini?

23 Defend

.

Perjalanan itu berlanjut hingga menjelang petang. Eirlys merasa lelah dan kelaparan. Bukan karena mereka tak memiliki makanan, akan tetapi ia sungkan untuk berhenti. Pangeran Korvin belum memerintahnya.

"Berhenti!"

Tanpa sadar Eirlys tersenyum, sepertinya mereka akan beristirahat dari perjalanan yang melelahkan. Pangeran Korvin seakan mendengar kata hatinya.

Kereta tersebut dibawa melipir ke sebuah tempat yang dimana cocok untuk dijadikan tempat peristirahatan. Perempuan itu lantas turun dari kursinya, sementara Pangeran Korvin masih berada di dalam kereta. 

Eirlys menghampiri pria tersebut. Ia menundukkan kepala, menunggu Pangeran Korvin berbicara.

"Kita dirikan tenda di sini. Mereka akan sulit menemukan kita, karena negeri terdekat adalah Kerajaan Hortense, yang ada di Barat. Aku harap mereka mengira kita pergi ke sana."

"Dimengerti, Yang Mulia."

Eirlys berjalan mundur, mempersilakan Pangeran Korvin turun dari kereta. Sebuah tenda yang tersimpan di balik kursi diambil. 

Perempuan itu mencari tempat yang nyaman untuk mendirikannya, sekaligus tempat yang mudah untuk membuat perapian.

Ia hanya seorang diri mendirikan tenda, berbekal pisau yang dimiliki untuk mencari beberapa potong kayu. Sedangkan sang Pangeran hanya bisa menggunakan satu tangan, ia gunakan untuk memberi makan dan minum kuda. 

Tentu Eirlys tak perlu memprotes. Tanggung jawab pria itu terhadap janjinya amatlah luar biasa. Justru Eirlys merasa bersalah, jika ia tak mencari kedua orang tuanya, maka Pangeran Korvin dapat bersembunyi dengan aman tanpa perlu menerima luka seperti saat ini.

Tenda itu pun selesai dengan bentuk segi tiga. Terdapat penutup di bagian belakang serta bagian depan yang bisa dibuka tutup menggunakan kancing. Tenda itu kecil, hanya muat untuk dua orang dewasa.

Eirlys tentu tidak mungkin tidur satu tenda dengan Pangeran Korvin. Ia lebih memilih tidur di dalam kereta. Mengingat luka di tangan sang Pangeran, akan lebih baik bila Pangeran beristirahat dengan nyaman di dalam benda itu.

Punggung tangan Eirlys mengusap keringat di kening. Ia baru selesai menyalakan api yang berada tepat di depan tenda. Perempuan itu melirik pada Pangeran Korvin yang masih sibuk memberi makan kuda dengan rumput. Ia pun beranjak, menghampiri pria tersebut.

"Permisi, Yang Mulia. Apakah ayam yang kita beli dari Helen dipanggang saja?"

Pangeran Korvin melirik, rumput di tangannya tinggal sedikit. 

"Iya."

"Baik, Yang Mulia."

Beruntung mereka sempat membeli daging tersebut dari Helen untuk perbekalan. Ayamnya menjadi tidak begitu segar karena perjalanan mereka yang cukup panjang. Selain ayam, mereka juga membeli ubi dan jagung. 

Daging ayam  telah dipotong dan dibersihkan saat mereka membelinya. Jadi, tidak perlu buang-buang air lagi untuk membersihkan. Eirlys hanya mengoleskan bumbu pemberian Marline. Kemudian, memanggangnya dengan menggunakan tusukan kayu.

Aroma rempah menguar di sekeliling mereka. Tampak Pangeran Korvin meninggalkan kuda yang lebih dulu terisi perutnya. Pria itu masuk ke dalam kereta sebentar, lantas keluar lagi dengan sebuah buku dan duduk berseberangan dari Eirlys. 

Cursed PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang