36 Wedding Day
.
Sebelumnya bagi Eirlys bertemu dengan sang Ibu adalah sebuah khayalan yang tak mungkin menjadi nyadi nyata. Namun, hari itu khayalan yang selama ini bersarang di kepalanya menjadi sebuah kenyataan.
Beberapa kali Eirlys merasa tengah berada dalam sebuah mimpi, apalagi ketika ia mengetahui bahwa ia merupakan putri yang berasal dari sebuah kerajaan. Hal tersebut benar-benar sesuatu yang tak terduga bagi Eirlys yang sejak kecil tumbuh dan besar di sebuah panti asuhan.
Hari itu ia tengah bersama Beatrice merangkai bunga untuk acara esok hari. Seketika wajah Eirlys memanas membayangkan hari besar untuknya ketika hari berganti. Ulang tahun serta pernikahannya dilakukan esok hari, di sebuah pinggir sungai yang kala itu sempat ia datangi bersama Beatrice dan Isabelle.
Upacara pernikahannya akan mengikuti aturan pernikahan di Nelvis setelah pembahasan panjang bersama Ratu Lily di meja makan. Status Eirlys yang dianggap masih sah sebagai seorang Putri di kerajaan Nelvis menjadi alasannya. Sedangkan Pangeran Korvin belum diketahui apakah ia masih memiliki gelar tersebut atau Raja Oleander sudah mencabutnya karena kejadian yang memanas di antara mereka.
Maka dari itu, mengikuti aturan Nelvis calon pengantin pria dan wanita dilarang bertemu selama lima hari sebelum pernikahan dilaksanakan.
Beatrice juga berkata jika di Nelvis mempelai wanita harus membuat satu rangkaian bunga yang menandakan penyerahan diri pada sang suami ketika dilangsungkannya pernikahan. Dan hal tersebutlah yang membuat Eirlys ada di rumah kaca bersama beberapa perempuan. Ia diajarkan dan dibimbing oleh Beatrice.
Tidak perlu cemas jika bunganya akan layu. Karena Beatrice akan menyihir bunga buatan mereka agar terus segar.
Rangkaian bunga tersebut dapat disebut sebagai "Buket Penyerahan Cinta" atau "Buket Kesetiaan" yang melambangkan komitmen dan pengabdian seorang istri pada suaminya. Sementara pihak pria akan menyerahkan beberapa perhiasan yang melambangkan bahwa sang suami bersedia bertanggung jawab pada semua kebutuhan dan keinginan istrinya.
Eirlys tahu karena Beatrice telah menjelaskan banyak hal padanya. Terutama tentang tradisi pernikahan khas Nelvis.
Dan lima hari belakangan ini Pangeran Korvin menginap di tempat lain, yang katanya rumah salah satu orang kepercayaan Lucian.
“Apakah menurut Bibi ini sudah cukup rapi?” Eirlys menunjukan hasil rangkaian bunga miliknya pada Beatrice. Ia telah merangkai bunga mawar putih bercampur lili, baby’s breath, serta peony agar memberi sedikit warna pada buket rangkaiannya.
Dengan senyum lembut, Beatrice menatap buket bunga dengan penuh kehangatan. "Eirlys, aku harus bilang bahwa rangkaian bunga ini sungguh cantik," ucapnya pelan, memuji usaha Eirlys dengan tulus. "Namun, mungkin ada sedikit sentuhan terakhir yang bisa kita tambahkan untuk membuatnya benar-benar sempurna."
Beatrice mengambil sebatang daun hijau dari meja dan menempatkannya di antara bunga-bunga dengan hati-hati. "Seperti ini, Eirlys," ujarnya seraya menunjukkan cara menambahkan sentuhan hijau yang lembut pada buket. "Ini akan memberikan sedikit kontras yang menarik dan akan membuat buketmu lebih berwarna. Bagaimana menurutmu?"
Dengan penuh perhatian, Eirlys mengikuti petunjuk Beatrice dan menambahkan beberapa daun hijau ke dalam rangkaian bunganya. "Aku suka ide itu, Bibi," ujarnya dengan senyum. "Terima kasih banyak atas bantuanmu."
Beatrice tersenyum puas melihat Eirlys dengan antusias menerima masukannya. "Tidak ada masalah, Eirlys. Kita tim yang baik, bukan? Kita saling mendukung satu sama lain untuk membuat segalanya menjadi sempurna untuk hari istimewamu."
Dengan kerja sama yang baik, mereka berdua melengkapi rangkaian bunga itu dengan sentuhan akhir yang membuatnya benar-benar memikat.
.
Di sisi lain, Pangeran Korvin pun sibuk. Akan tetapi, bukan perkara pernikahan. Saat itu ia disibukan dengan membaca beberapa rangkuman serta bukti-bukti dari segala kecurungan Pangeran Lexin selama ini.
Mata-mata yang dikirimkan oleh Lucian berkata, ia masih akan melanjutkan tugasnya hingga mendapat semua bukti. Lantas menyerahkan dan melaporkan segalanya padanya.
Dengan hati yang berat, Pangeran Korvin meletakkan berkas-berkas tersebut di tempat yang aman. Setiap lembar dokumen menjadi saksi bisu dari kecurangan yang terjadi di dalam kerajaan mereka. Dalam kegelapan ruangan, ia merenungkan betapa dalamnya lapisan kebohongan dan intrik yang telah terjadi, dan betapa sulitnya mengungkapkan kebenaran.
Namun, pikirannya tak bisa lama terperangkap dalam teka-teki politik tersebut. Sejenak, ia membiarkan dirinya memikirkan hal yang lain. Besok, hari pernikahannya akan tiba.
Gugup dan penuh harap, Pangeran Korvin merenungkan persiapan yang telah dilakukannya. Perhiasan-perhiasan yang telah ia beli dengan uang hasil kerja kerasnya, menjadi simbol komitmen dan cinta yang ingin ia serahkan pada Eirlys. Meskipun dalam keadaan sulit, ia ingin memberikan yang terbaik untuk calon istrinya.
Dalam diam, ia mengucapkan doa-doa agar segalanya berjalan lancar. Meskipun di tengah-tengah ketidakpastian dan kegelisahan, terdapat harapan akan membawa cahaya bagi masa depan yang mereka impikan bersama.
.
Eirlys menatap bangga pada karangan bunga buatannya. Hidungnya menghirup wangi segar serta harum dari bunga-bunga yang tetap segar meski dirangkai sejak siang tadi. Berkat sihir Beatrice tentu saja.
Sebentar lagi ia harus menitipkan bunga buatannya pada beberapa orang yang ditugaskan untuk menyulap sungai yang sempat ia kunjungi bersama Beatrice kala itu. Sungai yang dijuluki Sungai Suci oleh penduduk Penyihir Cahaya. Tempat dimana hanya orang-orang tertentu saja yang dapat mengadakan pernikahan di sana.
Bahu Eirlys ditepuk, ia menoleh ke belakang. Menemukan Beatrice tersenyum padanya.
“Cepat serahkan bungamu pada Theresia! Kita harus segera kembali ke rumah untuk melakukan perawatan tubuh.”
Theresia adalah salah satu orang yang mempersiapkan tempat acara pernikahannya. Wanita berusia empat puluhan bertubuh tinggi dan cukup berisi. Wanita itu memiliki lengsung pipi ketika tersenyum.
“Baiklah, Bi.”
Eirlys membawa karangan bunga buatannya dengan kepala miring ke kanan. Sulit baginya untuk menatap lurus kedepan karena terhalang oleh bunga yang besar.
Setelah Eirlys dengan malu-malu menyerahkan karangan bunganya pada Theresia, Theresia dengan senyum ramah menerimanya. "Terima kasih, Eirlys. Karangan bunganya sangat cantik," ucap Theresia sambil menggoda, "Besok adalah hari besar bagimu, ya? Menikah dengan Pangeran Korvin. Aku yakin kau akan menjadi pengantin yang memesona."
Eirlys tersipu malu mendengar pujian dari Theresia. "Terima kasih, Theresia," ucapnya sambil tersenyum malu. "Aku harap semuanya berjalan lancar besok."
“Semua akan baik-baik saja.”
“Aku titip bunga ku ya. Dan aku harus segera kembali pulang dengan Bibi.”
“Baiklah. Hati-hati di jalan.”
Eirlys mengangguk dan berlalu.
Beatrice tersenyum melihat interaksi mereka berdua. "Kau akan menjadi pengantin yang sempurna, Eirlys. Ayo, kita pulang ke rumah untuk melakukan perawatan tubuh dan persiapan terakhir lainnya."
Mereka berdua pun bergegas meninggalkan tempat acara pernikahan, menuju rumah besar Beatrice yang terletak beberapa jarak dari sana. Di perjalanan pulang, mereka berdiskusi tentang detail-detail terakhir yang perlu disiapkan untuk pernikahan Eirlys yang akan datang. Semangat dan kegembiraan terpancar dari wajah mereka, menandakan bahwa hari esok akan menjadi hari yang sangat istimewa bagi Eirlys.
To Be Continued...
Sebelumnya maaf ya karena covernya ganti. Mungkin gk sesuai ekspetasi tp mohon pengertiannya. 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Prince
FantasySemenjak Eirlys Demetria bekerja di Istana sebagai seorang pelayan, ia selalu dibuat penasaran dengan wajah sang pangeran yang seringkali diperbincangkan oleh seluruh orang-orang di Istana. Banyak yang mengatakan bahwa pangeran Korvin memiliki waj...