Base Obsession-5

1K 32 0
                                    

"ayo ke kantin" ucap zura sambil memasukkan buku cetak miliknya ke dalam tasnya

"yaudah ayo" balas arnada

"ehh woy bentar napa" kesal renata sambil memperbaiki rambutnya

"cepat renata, ntar kalo gak cepat kita gak akan dapet kursi" jelas arnada mencoba bicara baik-baik

"ahh bentar, gak akan itu pasti ada kursi buat kita ntar, yakan zura" ucapnya sambil tersenyum menatap zura yang sudah menatapnya kesal

"aish cepat Lo rena, zura udah laper" ucap zura sambil mengelus perutnya

"haa....yaudah ayo yang mulia dan tuan putri" ucapnya malas sambil meletakan kaca yang ia pegang di atas meja dengan lumayan keras

"pecah mampus" kata arnada, membuat renata melotot mendengarnya

"udah jangan berantem ngapa,zura udah lapar loh,kasihan cacing yang ada di perutnya zura" ucap zura sambil cemberut

"yaudah ayo ke kantin" ajak zura, lalu setelah itu ia berlari keluar dari kelas menuju kantin, diikuti oleh renata dan arnada di belakangnya

********

"tuhkan kantinnya penuh" kesal zura sambil menatap perutnya yang sudah berbunyi, tadi pagi ia tak sempat memakan serealnya bahkan susunya juga karena renata dan arnada sudah sampai untuk menjemputnya, jadi ia hanya memakan roti yang diolesi oleh selai coklat itupun hanya setengah bagian

"hehe maaf ya zur" kata renata sambil tersenyum, dan zura hanya mengangguk dengan pelan

"eh ayo ke sebelah sana mejanya kosong tuh" tunjuk arnada kepada satu meja yang baru saja kosong, dengan secepat kilat mereka bertiga menuju kearah meja yang kosong itu, namun belum sempat tangan zura menyentuh kursi itu tangan lain sudah memegangi nya duluan

zura ingin marah namun saat ia melihat ke atas untuk memastikan siapa orang itu "ini kursi milik zu-....." ia terdiam

"milik siapa?" kata seorang laki-laki dengan nada yang datar, menyapa indra pendengaran azzura, ia kicep tak berani menjawab, bahkan ia sekarang sudah menunduk karena merasa terintimidasi oleh tatapan laki-laki yang ada di depannya itu

"eh jangan gitu dong" kata renata melihat zura yang menunduk, tak terima sahabat bocilnya itu di bully

laki-laki itu hanya mengangkat alis, tanpa sepatah kata ia langsung duduk di kursi itu tanpa memperdulikan azzura dkk

"hei jangan gitu bro" kata seorang laki-laki blasteran yang tiba-tiba muncul, laki-laki yang duduk itu hanya diam seperti tak mendengar apapun

"maafin kenan ya cantik" ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya, namun tak ada respon apapun dari mereka bertiga, zura dengan tatapan polosnya, arnada dengan tatapan datar dan renata dengan tatapan jijiknya

"hahaha, kasihan banget lo galen" ucap seorang pemuda yang baru sampai itu sambil tertawa, bersama dengan seorang pemuda yang berwajah datar, bedanya dia hanya diam melihat temannya yang sudah gila itu tertawa, canda gila

"diem lu monyet" kata pemuda bernama galen

"dih gua ganteng ya, lo kalik yang monyet" balas pemuda itu yang bernama teja

"udah diem." kata pemuda yang datang bersama teja

"iya berkala" ucap galen sambil tertawa diikuti oleh teja

"nama gua sekala, bukan berkala." ucap laki-laki yang bernama sekala itu sambil menatap tajam kedua temannya

"bisa diem?suara kalian bikin kuping gua sakit" ucap nyelekit seorang laki-laki yang bernama Alkenandra itu, membuat mereka berdua diam, ngeri cuy kalo marah sih alken mah kata galen sama teja wkwk

"yaudah kalian bertiga gimana?mau gabung aja?" kata galen, azzura hanya diam sambil melihat sekeliling, tak ada satupun meja yang tersisa untuk mereka

"iyatuh, lagian sisa meja ini doang yang kosong" kata teja sambil duduk di salah satu kursi, diikuti oleh sekala dan galen, karena tak ada pilihan lain ditambah mereka juga sudah lapar, akhirnya mau tak mau mereka bergabung satu meja dengan mereka, menjadikan mereka bertiga pusat perhatian disana

"yaudah siapa yang pesen?" tanya galen, namun saat melihat kearah mereka, mereka malah menatap dirinya

"loh gua?" tanya galen tak percaya

"Lo sana pesen" ucap sekala kepada galen

"ck....bener-bener tega lo pada sama gua" ucap galen sambil memegangi dadanya sok mendramatis

"udah la len,sini biar gua temanin" kata teja dan galen hanya mengangguk, ia pun mencatat semua pesanan mereka lalu pergi untuk segera memesankan makanan untuk mereka

"Kok dia ada disini ya?terus kek gakenal sama zura?" batin zura merasa bingung, namun saat ia melihat kedepan apesnya ia malah duduk tepat di depan Alkenandra yang malah menatapnya tajam seperti saat di kelas tadi

"aduh apa waktu itu zura buat salah ya?tapi perasaan zura gak deh,tapi tatapannya ke zura,ih serem" batin zura, karena tak mau memikirkan hal yang membuat otaknya bekerja dua kali lipat, akhirnya ia putuskan bahwa itu hanya ketidak sengajaan, mungkin saja dia pindah karena mau mencoba hal yang baru?

akhirnya galen dan teja datang sambil membawa pesanan mereka, dengan di bantu oleh pemilik kantin yang ada disana, setelah semua sudah di bawa ke meja mereka, mereka pun berterima kasih kepada pemilik kantin yang sudah membantu mereka itu.

segera setelah zura mendapatkan pesanannya, zura pun meracik pangsit pesanannya, mulai dari saos dan kecap, setelah dirasa pas ia pun langsung memasukkan satu suapan ke dalam mulutnya, "hmm enak" batin zura sambil tersenyum,akhirnya cacing-cacingnya itu mendapatkan makanan juga

"eh lu orang luar negri kok makan bakso" ucap renata kepada galen yang sedang memakannya baksonya

"emang orang luar negri gaboleh makan bakso apa,lagian kan gua juga ada darah campuran sini" ucap galen sambil memakan baksonya, dan renata hanya mengangguk mendengar penjelasan dari galen

"eh itu apa nad" tanya zura saat melihat temannya itu meletakkan sesuatu di dalam baksonya

"ohh ini cabe zur, kamu gausah makan ntar sakit perut soalnya cabenya ini pedes" ucap arnada

"gapapa nad, zura mau belajar makan pedes" ucap zura sambil mengambil wadah berisi cabe itu

"tapi zur, lo kan gapernah makan pedes" kata arnada memperingati sahabatnya itu, namun zura tak mendengarkan, ia malah mengambil satu sendok penuh berisi cabe yang siap ia masukan ke dalam mie pangsit miliknya

namun tiba-tiba ada yang merebut sendok berisi cabe yang ada di tangannya "e-ehh apa apaan" kata zura saat sendok dan juga tempat cabe itu sudah di pegang oleh laki-laki yang ada di depannya itu, tau kan ya siapa

"eh balikin, itu cabenya zura" ucapnya kesal sambil mencoba mengambil cabe itu, namun tiba-tiba cabe itu dituangkan semuanya ke dalam bakso milik galen yang berada tepat di samping alkenandra seraya berkata

"Lo suka pedeskan" ucapnya tanpa rasa bersalah kepada galen, galen ingin protes namun ia tak berani karena mendapat tatapan mematikan dari alkenandra

"yeu si alken, gua tau kalo gua suka pedes, tapi gak semuanya lo tuangin monyet" batin galen, iyalah batin kalo di ucapkan kepada alkenandra ia mana berani, bisa tapi mati wkwk

semua orang yang ada di meja pun terdiam melihat kejadian itu, apalagi teman-teman dari alkenandra, karena tak biasanya ketua mereka itu bersikap seperti yang ia lakukan tadi

********


BASE OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang