JANGAN LUPA VOTMENT
Malam pun telah tiba. Jisoo masih meringkuk dibawah dinginnya lantai didalam ruangan yang gelap.
Perutnya sedikit melilit merasakan perih karena rasa lapar. Sejak tadi siang ia belum juga makan. Jisoo merasa tubuhnya lemah. Matanya sudah membengkak akibat kelamaan menangis. Bibirnya pecah - pecah dan kering. Penampilannya acak - acakkan dan lusuh.
Jisoo tak memikirkan hal itu. Keinginannya sekarang adalah ia hanya ingin cepat - cepat keluar dari tempat ini.
"Siapapun tolong" lirihnya sambil sesenggukan menangis. Suaranya sudah serak akibat tenggorokannya kering tidak minum.
"Aku ingin keluar dari sini" racaunya.
Brakkk
Pintu kembali terbuka dengan kasar.
Jisoo mendongak menatap siapa yang datang. Walaupun ia tetap saja tak bisa melihat wajah dari penculiknya.
"Aku membawakanmu makanan, makanlah" titah dari suara laki - laki dihadapan Jisoo dengan tegas.
Sebuah piring berisi makanan seadanya dan segelas air diletakkan dihadapan Jisoo.
Jisoo tetap diam tak menggubris ucapan dari laki - laki tersebut.
Laki - laki tersebut pun bangkit dan hendak melangkah pergi.
Ketika diambang pintu ucapan Jisoo berhasil menghentikkan langkahnya.
"Kau siapa? Kenapa kau menculikku?" tanya Jisoo.
Pria tersebut terdiam sesaat.
Kemudian membalikkan tubuhnya menghadap pada Jisoo.Langkahnya kembali mendekat.
Ia tertawa renyah seolah mengejek.
"Hahahaaaa".
"Kau tak tau aku?" kini pria itu yang bertanya balik pada Jisoo.
Jisoo menggeleng pelan.
Laki - laki beranting bintang itu menunduk lalu membisikkan sesuatu pada telinga Jisoo. "Aku adalah Park Jimin".
Setelah mengucapkan kalimat tersebut tawanya kembali menggelegar disetiap suduh ruangan ini.
"Aku tak mengenalmu kau mau apa menculikku?". Walau nyalinya menciut Jisoo tetap berusaha memberanikan untuk bertanya.
"Tentu saja menyingkirkanmu". Suaranya terdengar dingin menusuk indra pendengaran Jisoo.
Jisoo merasa merinding mendengar penuturan dari laki - laki tersebut. Semakin membuatnya merasa ketakutan.
"Aku tidak ada urusan denganmu".
"Tentu saja ada, kau adalah kekasih dari musuhku".
Jisoo menaikkan sebelah alisnya. Musuh? Kekasih? Siapa yang dimaksud?. Jisoo masih tak tau siapa yang menjadi musuh dan kekasih disini.
"Tolong keluarkan aku" ucap Jisoo dengan ekspresi memelas.
"Hahahaa" tawa itu kembali menggema diruangan yang gelap ini.
"Itu tidak akan terjadi gadis cantik" ucapnya sembari mengelus pipi Jisoo.
"Kau akan mati ditanganku" imbuhnya sembari mencengkram kuat rahang Jisoo.
Kedua netra Jisoo dan Jimin bertemu dalam beberapa detik. Sorot mata Jimin mengeluarkan aura penuh kebencian dan kesedihan. Dari tatapan matanya Jisoo bisa mengetahui jika Jimin melakukan ini karena sesuatu hal. Apa itu karena sebuah dendam?.
"Lepas, tolong ini sakit" cicit Jisoo lemah. Jisoo meronta - ronta meminta agar dilepaskan dari cengkramannya.
Jisoo sudah kesusahan bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSISIH (VSOO)
Teen FictionBANTU FOLLOW AKUN INI GUYS BIAR RAME DAN SEMANGAT UPDATE . . . Jisoo dan Sooyaa adalah saudara kembar. Namun keduanya memiliki karakter yang berbeda. Penasaran? Baca saja yuk...>>