Bittersweet 21 - Kebencian

669 46 3
                                    

Sejujurnya Hadinata bingung dengan apa yang ia lihat hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejujurnya Hadinata bingung dengan apa yang ia lihat hari ini. Dan sekarang Elgard datang terlambat 15 menit lebih ke pertemuan ini disaat Elgard berada di hotel yang sama. Ya, pertemuan ini sendiri diadakan di kafe di lantai dasar tempat Elgard meminta Hadinata membooking kamar hotel untuk 1 minggu ke depan.

Bukan itu saja yang membuat Hadinata bingung. Elgard bahkan mudah sekali tersenyum. Elgard lebih ceria dari biasanya. Elgard terlihat lebih semangat dari biasanya dan ...

"Sekali lagi saya mohon maaf karena sudah menunda-nunda pertemuan ini," ucap Elgard untuk kesekian kalinya pada perwakilan Lza group yang terdiri dari 4 orang, 3 laki-laki dan 1 perempuan. Ya, Elgard lebih sering mengucapkan kata maaf lebih banyak dari biasanya apalagi pertemuan ini sudah Elgard undur 2 kali dengan berbagai macam alasan.

"Tidak masalah, Pak Elgard, mengingat anda orang yang super sibuk, kami memaklumi."

Elgard tersenyum tipis. Dan minggu ini ia akan sangat sibuk karena selama 1 minggu ini ia harus pandai membagi waktu untuk pekerjaan dan waktu untuk perempuan itu.

Sementara di sisi lain, Dinda yang ketiduran itu pun beranjak dari ranjang. Ia berniat tidur-tiduran sebentar tapi malah kebablasan. Ia pun segera mengirim pesan pada Yudo kalau ia terlambat.

Sembari mengenakan kembali pakaiannya, Dinda memperhatikan sekitaran leher, bahu, dada yang terdapat tanda merah kebiruan.

Dinda menggigit bibir bawah. Ini adalah keputusannya, toh ini tidak akan lama.

Kemudian setelah selesai berpakaian, Dinda memberikan sentuhan bedak tebal di sisi kanan dan kiri di lehernya untuk menutupi tanda merah itu.

Dinda keluar dari kamar. Elgard memberikan satu kunci akses padanya dengan alasan jika sewaktu-waktu Dinda datang lebih dulu, Dinda tinggal menunggunya di kamar saja.

"Nona Dinda?"

Tiba di lobi, Dinda celingukan kala ada orang yang memanggil namanya. Ya, ia disapa dan dihampiri seorang pria paruh baya yang memakai seragam formal serba hitam. Pria itu berusia sekitar 50 tahunan.

"Saya Diki, supir pribadi Pak Elgard. Pak Elgard meminta saya untuk mengantar Nona pergi bekerja."

Ah, sial. Kenapa Elgard malah menambah satu orang lagi yang mengetahui hubungan rahasia mereka? Ini benar-benar memalukan.

Dinda melirik jam di pergelangan tangan. Jika ia naik angkutan umum maka ia akan semakin terlambat karena perlu waktu beberapa menit menunggu.

"Mari." Terlihat supir pribadi Elgard itu membukakan pintu mobil untuk Dinda.

Dinda masuk ke dalam mobil dan Diki pun segera tancap gas pergi dari sana. Di tengah perjalanan itu lah Dinda menelepon Anita untuk mengecek kondisi terkini Dilan yang sayangnya masih saja tetap sama.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang