7. Rekonsiliasi

342 44 21
                                    

AKHIRNYA SELESAI JUGA HUHUHU
THANKS YA UDAH MAU MENUNGGU AKU YANG NGUPDATENYA SUKA ANGIN-ANGINAN ((DEEPLY SORRY))

***

Kembali dengan Wonyoung yang hatinya hancur dan terluka.

Kerja keras dan pengabdian yang ia tuangkan sepenuh hati dalam guratan kuas dan cat di kanvas yang sejak dua bulan lalu ia garap kini tergeletak mengenaskan di bawah sana, lengkap dengan jejak sepatu seperti bekas diinjak dan robekan disana sini.

Seharian penuh ia meyakinkan diri bahwa semua akan baik saja, juga menahan diri dari membuat masalah seperti nasihat sang pangeran padanya. Namun sudah cukup bagi Wonyoung menahan segalanya, ia tak lagi mampu menahan gejolak emosinya.

"Shibal!" Desisnya ganas menatap lukisannya yang seharusnya tinggal finishing itu tergeletak di lantai koridor.

Selamat tinggal tangis dan air mata, stok air matanya kini telah mengering dan menggeser tahta Wonyoung si 'pecundang' dari dirinya. Tak ada lagi yang ia takutkan bila menyangkut urusan sekolahnya.

"Siapa yang berani ngerusak lukisan gue?! Keluar lo, gue nggak takut!" Serunya marah dengan tangan mengepal. Pandangannya mengitari memandang siswa-siswi yang mengelilinginya, lengkap dengan ponsel mereka untuk merekam.

Persetan dengan gosip atau aksinya siang ini yang mungkin akan viral, akal sehat Wonyoung kini telah hilang bersamaan dengan lukisannya yang dirusak tepat sehari sebelum deadline.

Tanpa lukisan itu mungkin beasiswa Wonyoung di SMA Royal Ive akan dicabut.

Semua orang nampaknya menciut kala tatapan nyalang Wonyoung melucuti mereka satu persatu seakan menginterogasi. Dada Wonyoung bergemuruh naik turun, emosi memenuhi dirinya. Sebelum ledakan emosi keduanya keluar, sayup-sayup ia mendengar suara pertengkaran di sisi lain lorong itu. Atensi semua orang termasuk dirinya kini terpusat pada keributan yang terjadi di ujung sana.

"Jelas-jelas gue lihat pake mata kepala gue sendiri kalo lo yang ngerusak lukisan sahabat gue!"

"Ha! Siapa yang ngerusak? Lagipula sejak awal juga bukanya dia nggak pantes disini tuh?"

Menuruti instingnya, ia yakin suara ribut yang ia dengar adalah suara milik Yujin, sehingga ia berjalan menuju sumber suara dan menemukan ketiga sahabatnya sedang berhadapan dengan senior kelas 12 yang terkenal menyebalkan, Kathleen Hwang.  

Pusat perhatian di koridor loker siang itu lantas beralih pada adu mulut sengit antara Yujin dan Kathleen. Wonyoung sendiri masih diam di tempatnya, mengamati situasi dan sejujurnya ia juga penasaran bagaimana Yujin akan membelanya. Ia kira Yujin dan Jiwon masih marah padanya.

"Tutup mulut sampah lo! Sekarang ikut gue ngehadap Miss Lea, lo harus jelasin apa yang lo lakuin ke Wonyoung!" Yujin menarik lengan Kathleen, berusaha menyeret gadis dengan bandana pink itu.

"Ugh bitch, don't touch me! Gue cuma mau kasih dia pelajaran. She should learn where she belongs to, actually. Cewek murahan kaya dia tuh nggak layak ada disini, eh malah ngimpi jadi putri mahkota segala." Kathleen Hwang yang Wonyoung kenal sebagai senior bermulut pedas itu nampak memprovokasi Yujin yang sudah nampak meradang.

PLAKKK

Yujin menampar Kathleen dengan kesadaran penuh. Semua orang termasuk Wonyoung yang menonton kekacauan itu pun ikut terhenyak. Wonyoung bahkan menutup mulutnya yang menganga dengan tangannya, tak percaya dengan pemandangan yang ia lihat.

PRINCESS ON TRAINING || JANGKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang