GEJOLAK MASA MUDA

26 1 0
                                    

Gejolak masa muda :
"Terbang bebas di langit yang luas, pencarian jati diri disertai hasrat untuk mengenal apa itu cinta."

                                ***Hal yang kuingat tentang Rilian, adalah bagaimana dia selalu berusaha untuk berada disekitarku, bahkan Ia pun berusaha melakukan hal yang sebenarnya tidak Ia sukai, demi bertemu denganku dan melihat wajahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                ***
Hal yang kuingat tentang Rilian, adalah bagaimana dia selalu berusaha untuk berada disekitarku, bahkan Ia pun berusaha melakukan hal yang sebenarnya tidak Ia sukai, demi bertemu denganku dan melihat wajahku. Meskipun Ia harus melihatku hadir sepaket dengan Rangga.

Aku sadar hatinya mungkin sakit, dan saat itu aku belum menyadari perasaanku pada Rilian.

Aku berusaha berbicara dengannya, menjalin komunikasi seolah seperti tidak terjadi apapun diantara kita, tidak ada yang berubah. Meskipun wajahnya kadang memerah karena marah, merona karna malu, bahkan pucat sedingin es. Dia selalu menjagaku di ruang yang bahkan dia tidak sukai. Jauh di lubuk hati yang paling dalam, meskipun aku tidak tahu apa perasaan yang aku rasakan padanya, yang aku tahu,

"Aku tidak mau kehilangan dirinya.. "

Di masa itu, Rangga menjadi liar dan sulit kubendung. Karakternya berubah menjadi seseorang yang tempramen dan selalu memaksaku untuk sempurna, bahkan hal simple seperti makan, dia tidak mau aku menjadi orang yang lelet. Dibutuhkan waktu hanya 5 menit baginya untuk menghabiskan nasi goreng favorit yang ada didepannya kala itu. Namun aku, mungkin aku bisa menghabiskan waktu 20 menit.

Rangga tidak menyukai wanita yang berlama-lama menikmati makanannya sambil mengobrol, tidak jarang Ia mengeluarkan kata-kata binatang untuk memakiku.

"Cepet an****, lu makan emang lelet?, T*** lah! gua tinggalin aja cewe kaya lu"

Padahal itu baru suapanku yang ke 4. Aku tidak mau dia meninggalkanku. Menurutku pemahamanku saat SMA yang mana aku pun tidak mengetahui banyak hal perihal hubungan, dalam pacaran itu kita harus saling memaklumi, memaafkan, dan saling mengisi. Itulah yang menyebabkan aku tidak pernah bercerita kepada orang lain mengenai keburukannya sekalipun aku dipaksa bercerita.

Aku sudah biasa diteriaki di telepon bila aku belum datang ke basecamp band kami kala itu.

"Anj*ng rese! apa-apa lelet, lambat, banyak nanya!"

"Udah dimana? buruan lapar!"

Oh, aku lupa bahwa kalau aku belum datang, berarti dia belum makan. Memang uang bekalku yang tidak seberapa ini, aku habiskan juga untuk membiayai hidupnya kala itu.

Saat itu, kami belum memiliki rekening bank atau dompet digital sehingga belum bisa berkirim uang dari jauh. Orang tuanya bercerai, dan ibunya entah dimana luntang lantung kesana kemari mencari sesuap nasi. Kadang pulang, kadang tidak. Jiwa empatiku tersentuh dan merasa bertanggung jawab atas hidupnya. Dan aku masih bertahan dengannya karna dia menjual mimpi-mimpi indah kepadaku, baik untuk masa depan kami berdua, untuk karir band yang sedang kita rintis, atau lainnya.

IT'S YOU! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang