DIVA

19 2 1
                                    

"Too much love will kill you
If you can't make up your mind
Torn between the lover and the love you leave behind
You're headed for disaster 'cause you never read the signs
Too much love will kill you every time"

•Queen - Too much love will kill you•

                                  ***
Sudah 2 tahun lamanya aku merintis Band Indie ku dengan Rangga saat duduk di bangku SMA akhir ini. Aku dituntut menjadi seperti apa keinginannya, meskipun kadang-kadang aku merasa sedikit keren menyanyikan lagu-lagu ciptaannya yang berbahasa Inggris. Teman-temanku bilang, seperti lagu bule. Ada juga harmonika yang dimainkan di lagu-lagunya yang beraliran Rock N Roll Blues itu.

Dulu kita paling hanya manggung di festival-festival dan lagu kami memang pernah diputar di salah satu Radio terkenal di Bandung, tepat jam 7 pagi. Karena liriknya kurang lebih seperti ini,

"Sudah jam 7 pagi,
Ku terbangun karena suara radio itu..
Sangat berisik..
Tapi tunggu! Woy! itu laguku.."

Memang, siapa yang mau mendengarkan lagu kami di jam orang sibuk itu, tapi ada aku..

Aku yang selalu mendengarkan, dan bergegas ke sekolah. Makanya aku selalu terlambat. Untung Guru olah raga yang merangkap menjadi satpam siswa kesiangan sudah dekat sekali denganku, jadi 7.15 aku sampai sekolah, dia sudah bosan melihatku dan meloloskanku tanpa hukuman. Lalu gerbang pun dikunci.

Aku ingin sekali menjadi seorang penyanyi. Aku meniti karir menyanyiku dengan berhasilnya lolos seleksi paduan suara di SD-ku. Dulu aku tidak tahu aku punya bakat menyanyi, sampai aku kaget sewaktu aku lolos seleksi. Kami membawakan lagu "kanon kereta api" untuk lomba dan satu buah lagu nasional. Namun kalah. Saat SMP akupun masuk team paduan suara dan lolos seleksi untuk menyanyi solo.

Guruku menyayangiku seperti anaknya, aku sering dibilang anak emas, padahal versiku, guru musikku itu kerjanya hanya memarahiku kalau aku bandel dan dia suka menitipkan kunci ruang kesenian kepadaku. Apakah karna dititipkan kunci lantas dibilang anak emas? Yah mungkin itu standar anak SMP jaman dulu. Tapi guruku itu, kalau aku minta sesuatu selalu memberi, misalnya aku minta kisi-kisi ulangan atas apa yang harus aku pelajari, dia tidak pelit dan memberi tahuku, terkadang juga dia memberiku arahan untuk kehidupan.

"Terimakasih, pak.."

Saat SMP itu, akupun merengek kepada papaku untuk memasukanku ke tempat les vokal. Dan setelah mempertimbangkannya, akhirnya aku dimasukan untuk les di Elfa Secioria yang beralamat di Griya Mas, Bandung. Tidak lama aku les disana, beberapa kali pula aku skip les dan membolos. Karna les dan ekstrakurikulerku banyak sekali saat itu. Ada les pelajaran, paskibra, osis, les Bahasa Inggris, les vokal, belum lagi latihan solo menyanyi yang di latih oleh guruku saat itu, namanya Pak Ririn. Memang dasar labil, aku yang minta les, aku juga yang membolos.

Sebetulnya banyak sekali kenangan manis saat aku duduk di bangku SMP, mengiringi perjalanku mengenal cinta. Pernah ada seorang yang aku sukai dan memang selalu kuingat,

"Tapi yahh.. sudahlah.. waktu berlalu begitu cepat.. Sudah saatnya aku tumbuh dewasa.."

Mari kita kembali mengenang Rangga. Semoga orang ini masih hidup dan sekarang, semoga Ia menjalani hidupnya dengan penuh kebaikan..

Tiba hari kelulusanku dari SMA, realita cinta dan kehidupan semakin menantiku. Cengraman Rangga kian melekat kedalam diriku dan tidak bisa kulepaskan, bahkan sedetik.

"Aku butuh cahaya, aku ingin bernafas, aku ingin seseorang menolongku.."

Entah bagaimana pikiranku saat itu yang sangat ingin mati, padahal impianku tentang karir sebagai seorang penyanyi masih sangat kuat.
Aku hanya menjalani hari seperti robot. Makan, tidur, bangun, belajar, latihan, manggung di cafe mencari pundi rupiah bersama band ku yang lainnya, hanya seperti itu.

IT'S YOU! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang