PRINCE OF CHARMING

28 1 0
                                    

Seperti yang aku tulis pada chapter 1, pengertian Prince of Charming adalah pangeran berkuda putih. Aku masih mempercayai "Happily ever after" itu ada, entah bodoh atau naif. Seluruh film Disney sudah kutonton habis terutama yang tokoh utamanya adalah seorang Princess.

Aku menantikan belahan jiwaku yang mana adalah seorang yang lembut terhadap wanita, berwajah maskulin, lebih tinggi dariku, suaranya lembut menyejukkan hati, dan senyuman dan sentuhan kecilnya di kepala menghangatkan hatiku. Memiliki tatapan mata teduh namun kuat secara bersamaan.

Ya, aku suka pria dengan "mata yang berbicara". Entah aku terinspirasi karena melihat langsung atau menonton dari mana. Yang jelas, begitulah karakter-karakter pangeran dalam film Disney. Bolehkah aku menjadi salah satu dari tokoh Princess tersebut?

Tale as old as time
True as it can be
Barely even friends
Than somebody bends
Unexpectedly

Kisah yang telah setua sang waktu
Senyata sebuah kenyataan..
Sama sekali bukanlah teman,
Hanya seseorang yang bertemu
Dengan cara tak terduga

•Beauty and the Beast•


                                ***
Aku dan Rilian akhirnya bertemu di sebuah cafe yang terletak di Jakarta Selatan. Cafenya ramai sekali meski itu adalah sore hari, sampai aku ingin memilih tempat duduk di pojok saja. Namun pandanganku ter-distraksi oleh sosok yang sedang duduk di sebuah kursi meja yang terletak ditengah cafe. Pria dengan kaos hitam, celana jeans, topi hitam entah berlogo apa karna aku hanya fokus pada wajahnya. Rilian. Mungkin warna kulitnya sekarang menggelap, seingatku, kulitnya dulu cerah khas anak rumahan. Namun wajah itu..

Wajah yang dulu selalu kuingat, menghantarkanku pada senyuman kecil.

"Rilian!"

Sapaku dengan wajah bersemangat dan tidak sabar menghujaninya dengan berbagai pertanyaan yang ada di kepalaku, namun kali ini aku akan bersabar menunggu dia bercerita terlebih dahulu.

"Rania, kamu apa kabarnya? aku sekarang udah tua, tuh liat nih uban! lama banget kita ga ketemu ya.. soalnya kamu ngilang."

Katanya, menyindir halus.

Aku tahu persis gaya sindirannya penuh kode. Ternyata dia masih Rilian yang dulu.

"Iya sama aku juga udah tua lah sekarang. Eh bentar.. aku gak ngilang, kamu yang ngilang. Terakhir aku tau kamu suka main sama anak-anak studio Z kan? Lagian aku udah mikir kalo kita jauh kali ya, kamu juga gak pernah kontak aku lagi.."

"Aku tuh gak pernah ngilang dari kamu, aku nunggu kamu minta aku dateng..."

"Apa? Gimana?"

Tanyaku tertawa meminta dia mengulang kalimatnya..

"Enggak, enggak.. udah ah.. skip"

Jawabnya kikuk

Aku menjeda pembicaraan kita yang sepertinya akan berlangsung lama ini dengan hendak memesan es kopi gula aren favoritku, namun ternyata Rilian sudah lebih dulu beranjak ke kasir dan bertanya kepadaku,

"Kamu mau pesan apa, Ra?"

Sepertinya sudah sangat lama sekali seorang pria tidak mentraktirku segelas kopi, biasanya yang kuingat, hanya Ines yang selalu pesan es kopi buatku.

IT'S YOU! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang