EPILOGUE

11 2 0
                                    

Dua tahun berlalu begitu cepat. Korean drama yang kutonton selama dua tahun ini sudah mencapai angka 20. Angka yang cukup banyak untuk membuang waktu dan kuota internet. Tapi siapa peduli. Kalau aku bisa menangis dan tertawa bersamaan dalam satu episode, rasanya cukup worth it.

Pagi ini, aku sedang duduk di teras balkon kamar di apartemenku, ditemani secangkir kopi dan pikiran yang melayang ke drama Korea yang baru saja tamat. Plot twist-nya keren menurutku, tapi ending-nya membuatku jengkel.

Memang drama Saeguk selalu menyebalkan dan terlalu predictable. Pilihannya antara: Tokoh utamanya meninggal, dua tokoh utama sama-sama hidup namun tetap tidak bisa bersama karena kondisi, atau endingnya dibuat menggantung sehingga harus menunggu 3 tahun lagi untuk menonton lanjutannya karena budget drama Saeguk selalu fantastis.

"Aku gak bisa diginiin, sialan!"

Gumamku sambil menyimpan gelas dan lalu menggeserkan kembali kursor mouse di layar laptopku.

Arthdal chronicles memang selalu kutunggu dalam beberapa tahun terakhir. Aku sempat kecewa karena seperti tidak ada harapan kelanjutan part 2 nya karena konon katanya anggaran produksinya memakan dana yang gigantic, senilai 650 miliar rupiah. Tidak masalah peran utamanya diganti pun, tetap ku tonton. Lee Joon-Gi sangat apik memainkan peran bersamaan dengan skill bela diri yang dimilikinya, membuat banyak kaum hawa terkagum-kagum.

Arthdal chronicles adalah drama kolosal Korea yang berlatarkan jaman sebelum kerajaan itu ada, dan masih terdiri dari suku-suku kuno. Arthdal Chronicles bergenre fantasy historical seperti Harry potter dan Lord of the rings. Drama ini bercerita tentang perebutan kekuasaan di tanah Arthdal dengan bumbu cinta segitiga antara lelaki kembar yang terpisah sejak bayi yaitu Eunsom dan Saya dengan satu orang wanita bernama Tanya.

Eunsom dan Tanya adalah teman sejak kecil dan Saya adalah seseorang yang selalu menjaga Tanya saat Eunsom dianggap hilang bertahun-tahun, mencintai dan melindungi Tanya dari berbagai bahaya yang mengintai dari balik dinding kerajaan. Eunsom dan Saya memiliki berbagai kesamaan sebagai kembar identik dan disisi lain mereka berdua sangat berbeda, membawa keindahan dan keunikan karakternya masing-masing. Lee Joon-Gi berhasil membuat kedua karakter ini hidup menggantikan Song Jong-Ki.

Hari-hariku selama 2 tahun ini tidak memiliki dinamika yang membuat hormon dan adrenalinku melonjak secara tiba-tiba. Cukup stabil dan tenang. Ardhika menjadi sosok lembut yang selalu membuatku nyaman dan membuatku berfikir dalam-dalam dan tenang dalam menghadapi suatu kejadian. Sehingga aku mulai terbiasa untuk tidak ceroboh lagi dan penuh perhitungan saat bersikap.

Diiringi sebuah lagu dari The Beatless yang di putar di laptopku berjudul "Here, There, and everywhere", tiba-tiba fikiranku menangkap sebuah scene yang entah ilusi ataukah memang benar pernah terjadi.

Scene itu mengingatkanku pada sosok seorang anak remaja laki-laki yang pernah memberikanku korek gas sebagai hadiah ulang tahun.

Saat kutanya "Buat apa sih ini? Kok malah korek? murah lagi! ih!" ,

Ia menjawab dengan cengengesan

"Itu biar kamu bisa ulang tahun setiap hari, Ra. Tinggal tiup aja, mudah kok, Jadi umurnya makin panjang dan banyak, ga usah rengek-rengek lagi bilang kamu udah tua tiap ulang tahun, makin tua lah, apalah! berisik tau. Nih aku bikin kamu makin tua, tapi muka kamu tetep kaya sekarang. Ulang tahunnya setiap kamu mau aja, tinggal tiup apinya nanti aku kasih kado. Jangan fikirin keriput, kamu tetep Rania, sama Kartini aja cantik Rania".

Entah selera humorku yang memang rendah, ataukah aku mengalami penurunan selera humor saat aku bergaul dengannya? karena humor se-receh dan se-gombal itu pun berhasil membuatku tertawa.

"Rilian.. Entah dimana manusia itu? apakah dia baik-baik saja? Apakah Ia akhirnya sudah punya seseorang yang bisa Ia curhati dengan berisik dan bawel sembari merajuk saat badannya pegal-pegal atau bersin-bersin karena debu diatas spreinya masuk kedalam lubang pori-pori hidungnya yang besar? Aku harap Tuhan menjaganya tetap baik dan semakin baik".

"Mbaaaakkkk!! Mbaaaak Raniaaa! Pakeet!"

Suara Galih, kurir kenalanku berteriak sambil menggedor pintu.

"Apa dia selalu tidak tahu cara memencet bel?" Pikirku menggerutu.

"Iyaaa mas! Bentar!" Jawabku sambil membuka pintu

"Ini mbak ada paket, tapi anehnya ini dikirimnya kok ke alamat rumah saya tapi tulisannya Rania? Lawak banget yang ngirimnya mbak, emang saya adeknya mbak Rania? Apa gak tahu alamat mbak ya? Mana ga ada nama pengirimnya lagi, tulisannya cuman "Cepot" alamatnya dikirim dari Kalimantan mbak. Saya udah hubungi ga bisa nomernya gak aktip mbak".

"Ihh, siapa sih? Takut ah, di film kan banyak tuh, kalo bom gimana? Atau blackmail? Serem amat, bukain mas ah!"

"Ya udah nih saya buka nih ya, pinjem gunting mbak"

"Nih!" Ucapku sambil menyodorkan gunting

Galih membuka paketnya didepanku, dan aku terkaget dengan isi paketnya..

Sepasang anting cantik dan satu kotak earbuds dengan jepit rambut bobby pin dengan ujung kelopak bunga berwarna biru. Jantungku seperti berhenti sesaat. Ya, ini hari ulang tahunku.

"Rillian? Kaukah?"

                            ***

IT'S YOU! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang