JANGAN TAKUT GELAP

13 2 0
                                    

Jangan lupa esok kita punya janji
Semakin cepat kita tidur
Semakin cepat kita bertemu kembali

Jangan Takut Gelap - Tasya & Duta

***

"Rania, kenalin ini Ardhika, mulai sekarang dia yang main piano ngiringin kita ya, kalian ngobrol dulu"

Begitulah Pak Ririn mengenalkannya dan kami pun berkenalan secara resmi.

"Oh.. Iya..Hallo Ardhika" Sapaku kikuk..

"Hai Rania"

Kenapa sih anak laki-laki ini selalu menatapku sambil tersenyum? Aku selalu buang muka sejak pertama kali Ia mempunyai kebiasaan itu setiap berjumpa denganku.

Kala itu aku sudah mengikuti ekstrakurikuler paduan suara dan sejak hari pertama Ia ditunjuk menjadi pemain piano dari sekolah untuk mengiringi kami, sejak itu pula kami menjadi dekat dan sering mengobrol bercerita tentang hari.

Aku adalah salah satu siswa yang dulu sering menjadi perwakilan untuk menyanyi solo di sekolah, aktifitasku dan temanku banyak kala itu, namun ada yang selalu kutunggu, saat aku latihan menyanyi diiringi Ardhika. Namun aku selalu tidak percaya diri untuk tampil ke panggung sendirian, aku merasa jantungku seperti mau melompat keluar di kala berdiri di panggung aula maupun podium sekolah.

Aku terkadang tampil hanya menggunakan kaset karaoke ataupun acapella bersama team paduan suaraku, tidak semua occasion aku tampil bersama Ardhika, namun dari semua mata yang melihatku, mataku hanya terfokus kepada sepasang mata lembut milik Ardhika di tengah kerumunan.

Tak jarang saat aku panik sebelum tampil, Ardhika sengaja berjalan tanpa malu kedepan kerumunan tepat didepan panggung agar aku hanya melihatnya, dan aku tenang. Ia menatapku sambil tersenyum dan mengangguk, seolah berkata,

"semangat ya, kamu bisa"

Entah perasaan apa yang kumiliki saat itu, namun aku senang.

Guru musik kami, Pak Ririn, yang juga dipercaya untuk mengurus berbagai acara sekolah, selalu memasangkan kami berdua untuk tugas tertentu yang berkaitan dengan acara sekolah. Dimana ada aku, disitu ada dia.

Kami sering berangkat lomba paduan suara, meskipun berakhir kalah. Namun aku tidak kecewa, karena bukan menang yang aku cari, yaitu perjalanan dan memori demi memori baik kebersamaanku dengannya.

Alunan piano "Serumpun padi" yang Ia mainkan membuat hatiku tenang, namun lagu yang selalu membuatku ingat adalah lantunan piano berjudul "Ballade Pour Adeline" yang menjadi single pertamanya Richard Clayderman, seorang pianis yang dijuluki "Prince of Romance" yang terjual lebih dari 22 juta copy di 38 negara.

Ardhika selalu memperhatikan kebiasaan kecilku yang bahkan akupun tidak sadar, diantaranya seperti jika aku mengucir rambutku, pasti aku selalu meninggalkan anak rambut sisanya tergerai.

Saat mendekati acara sekolah yang membutuhkan biaya yang cukup besar, pernah Pak Ririn menugaskan kami berdua agar mengirimkan proposal sekolah ke salah satu perusahaan minuman besar C*** C***.

Saat itu kami berangkat mencari dana usaha ke tempat yang sangat jauh dari sekolah. Jaraknya nya jauh dan kami tempuh menggunakan angkot berwarna hijau.

IT'S YOU! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang