FM 10 : WAITING ME

29 4 0
                                    

Seohyeon tercengang saat kakinya menginjak tempat itu. Satu jam lalu Hyungsik telah mengirimkan titik poin akses untuk Seohyeon dapat segera menemuinya. Jelas jika kakinya terasa bergetar bukan main saat ia disuguhkan dengan kenyataan baru hari ini. Ini bukan lokasi asing baginya jika harus berada disana. Tempat ini adalah tepat keempat kali dirinya mengantarkan diri untuk bertemu seseorang.

Getaran matanya berkata tak percaya.
Seohyeon kembali menelan ludahnya sebelum menatap Hyungsik yang nampak berantakan sambil mengusak rambutnya frustasi di sampingnya. Matanya mengedar, memandang langit yang mulai bergemuruh bersama angin yang menerbangkan anakan rambutnya.

"Jangan katakan jika kau menemukan Taehyung disini..." suaranya samar dan lebih bergetar bersama kilatan yang mendadak muncul di langit.

"Aku kembali kehilangannya, Hyeon-ah."

Jika bulir air mata itu memang keluar, maka kali ini Seohyeon menitikkan air matanya bersamaan dengan air langit yang jatuh satu per satu dan merutuki kebodohannya.

Seohyeon melangkah maju setelah mendengar penjelasan yang diberikan Hyungsik padanya. Membiarkan tubuhnya terbenam dalam hujan dan memantapkan diri untuk menemui pemilik rumah itu saat ini juga.

Semua butuh penjelasan dan harus dijelaskan!

"Akkhh..." Seorang wanita muda memekik saat mendadak ia melihat Seohyeon terdiam di depan pintu rumahnya dengan pakaian basah.

Seohyeon tak menarik lonceng maupun menekan bel rumah itu sedari tadi. Dirinya hanya berdiri dan menunduk sembari merutuki semua kebodohannya yang tak merasakan jika orang yang begitu dicintainya telah berada disekitarnya.

"Seohyeon-ah!?"

Senyum samarnya terangkat sembari menatap wanita itu. "Jenni-ya, boleh aku masuk?"

"Masuklah... masuklah..." antara panik dan bingung, Jenni mempersilakan Seohyeon masuk. Berlari ke belakang dan segera kembali dengan membawa handuk kering untuk diberikannya pada Seohyeon. "Keringkan badanmu, Seohyeon-ah. Kena-"

Wanita itu menggeleng, memperhatikan Jenni dengan saksama dan kembali tersenyum. Seohyeon tahu, sikapnya kali ini pasti membuat wanita di hadapannya bingung. Tapi seluruh rasa dalam hatinya begitu kacau. "Temukan aku sekarang dengan seseorang yang ingin kau kenalkan padaku, Jenni-ya."

"Apa yang kau katakana, eonni-ya?"
"Pertemukan aku dengan seseorang yang pernah gagal bertemu denganku waktu itu, Jenni-ya. Aku ingin bertemu dengannya sekarang. Bisa kau memanggilkannya sekarang juga untukku?"

Jenni menganga, gugup dan bingung atas apa yang harus dilakukannya saat ini.

"Tapi-eonni."

"Aku akan tetap disini sampai aku bertemu dengannya."

"Ada apa denganmu?"

Sesak dalam dadanya terasa semakin merambah, matanya kembali memanas. Seohyeon merasa Jenni terlalu banyak mengulur waktunya untuk hanya bertemu dengan seseorang yang begitu dirindukannya. Semua seperti permainan. Detik ini terasa lambat dan Seohyeon secara tegas membuang napas beratnya dengan lantang. Melawan dingin yang mulai menyergapnya.

"Eonni, kau mau kemana?"

Jenni mengejar Seohyeon yang dengan lancang melangkahkan kakinya masuk ke ruangan dalam. Menarik lengan wanita itu untuk berhenti dan memandang dengan heran. Seohyeon yang dikenal Jenni bukan wanita seperti yang tengah dihadapinya. Bukan.

"Eonni, kurasa ka-"

Suara derap langkah masuk yang tergesa menyita atensi keduanya. Seorang pria berdiri dengan pakaian setengah basah tengah menyeka rambut basahnya di ambang pintu.

Feel MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang