BAB 15 : I'LL GO

17 3 0
                                    

"Apa yang dikatakan dokter Mona padamu tadi? Dia bahkan mengusirku hanya untuk berbicara padamu-Menyebalkan." Bibir itu sedikit mencebik kala ia mengakhiri ucapannya.

"Kalimatmu pedas sekali Seohyeon-ah, dan kau tahu sendiri kalau kau yang berjalan meninggalkanku di dalam ruangan tadi." Kalimat bernada sindiran itu ditanggapi Seohyeon dengan kekehan kecil khas miliknya. Karena memang benar jika dirinya lah yang memilih keluar saat dokter wanita itu meliriknya.

"Aku melakukan itu karena aku mengerti tatapan dokter Mona yang ia layangkan padaku. Tatapannya seolah berkata 'Tinggalkanlah kami berdua nona Seo'. Lalu, bagaimana aku bisa tetap berada disana, eoh?!" Gadis itu bergidik berlebih untuk mengekspresikan situasi yang ia ceritakan.

"Tumben kau berlebihan sekali kali ini. Tapi, asal kau tahu, dia mengancamku." Hyungsik membuang napasnya, melirik ke arah wanita yang enggan menatapnya. "Dia terlalu mengkhawatirkanmu saat tahu kau sempat mendapatkan perawatan karena luka di pipimu itu. Jadi dia memintaku untuk menjadi pengawalmu saat kau di luar."

Pria itu berdecak.

"Dia pikir aku tak punya pekerjaan sampai aku harus selalu mengekorimu."
Seohyeon seketika meledakkan tawanya saat mendengar penuturan laki-laki di sampingnya. Hyungsik benar-benar terlihat kesal saat mengatakan kalimat panjangnya tadi.
Dan pria itu kini tengah memperhatikan tawa ringan Seohyeon tapi kepalanya kembali teringat akan percakapannya dengan dokter kandungan sahabatnya tadi.

"Harus berapa kali ini terjadi Hyungsik-ah? Bibirnya memang mengatakan ia baik-baik saja, tapi ia tetaplah wanita yang tengah hamil muda. Dan perlu kau tahu bahwa hormon wanita hamil itu tidak stabil. Banyak yang bisa terjadi terhadapnya jika ia seperti ini." Wanita dengan jas putih kebanggaannya itu kembali menghela napas lelah. "Sudah berapa kali ia harus mendapati penanganan seperti ini? Kali ini lukanya memang tak sampai membahayakan sang janin, namun bagaimana dengan luka batin yang diterima oleh ibunya? Aku tak yakin kandungannya akan baik-baik saja jika ini berlangsung terus menerus."

Dokter kandungan itu masih saja mengalunkan omelannya pada Hyungsik saat pria itu membantu Seohyeon untuk melakukan check-up rutinnya, hingga ia harus mendapati omelan yang bukan ditujukan untuknya.

"Aku sungguh cemas saat mendengar ia kembali terluka beberapa waktu lalu. Sungguh wanita muda yang malang. Ia bahkan harus mengkonsumsi begitu banyak butiran obat agar kandungannya tetap kuat. Semoga ia segera mendapatkan kebahagiaannya." Dokter Mona kembali mengutaraan kecemasannya.

"Aku akan selalu menjaganya dokter. Jadi jangan terlalu khawatir, cukup berikan dia kekuatan dan sentuhan ajaibmu tiap dia datang padamu." Hyungsik mencoba menenangkan dokter yang sudah menangani Seohyeon bahkan sebelum wanita itu mengandung.

**

"Bagaimana luka di pipimu itu? Apa masih terasa sakit?" Hyungsik bertanya hanya dengan melirik sekilas luka sayat yang terlihat setengah kering di wajah Seohyeon.

"Hmm, masih terasa sedikit perih saat aku mengoleskan salep tiap malamnya." Gadis itu mengusap kecil sisi-sisi lukanya. "Aah ini nanti pasti akan berbekas, bagaimana aku menghilangkannya?"

Gumaman kecil itu dihadiahi Hyungsik dengan dengusan keras. Ck, bagaimana bisa gadis itu malah khawatir dengan bekas luka yang bahkan bisa hilang dengan mudah.

"Hey, nona Seohyeon yang terhormat, apa kau lupa dengan teknologi medis yang semakin canggih sekarang?? Bekas lukamu akan hilang dalam satu menit." Gerutuan Hyungsik kembali ditanggapi kekehan geli wanita yang duduk bersebelahan dengannya.

"Ada apa denganmu Hyungsik-ah? Kau sering sekali kesal hari ini?" Seohyeon masih saja terkikik geli denagn sikap sahabatnya.

"Diamlah, akan kubelikan kudapan untukmu." Hyungsik kembali berdiri untuk menuju ke kedai yang tak jauh dari tempat mereka duduk.

Feel MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang