FM 02 : LOST

53 6 5
                                    

Suara sirine yang beradu dengan riuh hujan semakin menguatkan ketegangan di rute jalan yang sebelumnya sepi dari deruan kendaraan. Garis polisi masih terpasang di dekat mobil sedan hitam yang nampak dalam posisi terbalik itu. Beberapa orang petugas nampak sibuk mencari sesuatu yang mungkin dapat membantu meraka menelaah sehebat apa benturan yang telah terjadi beberapa saat sebelumnya.

“Semuanya nampak normal, tak ada keadaan dari mobil yang dapat mengakibatkan hal fatal. Kondisi ban, rem, dan mesinnya dalam keadaan bagus sebelum ini. Maka dapat disimpulkan ini murni kecealakaan dua arah.” Detektif Simon masih terus memikirkan peluang yang mungkin dilewatkannya.

“Bagaimana dengan pengendara mobil boks? Bagaimana kondisinya sekarang?” tanya sang detektif pada salah satu polisi yang bertugas di lokasi kecelakaan. 
“Benturan keras di kepala membuatnya tak sadar saat di evakuasi, sekarang sedang dalam penanganan tim medis,” penjabaran singkat rekan polisinya ia terima dengan anggukan.

“Bagaimana hal ini bisa terjadi?” gumaman lirih sang detektif menyuarakan kebingungan.

“BIARKAN AKU LEWAT! TOLONG! AKU HARUS MELIHAT KEADAAN SUAMIKU. YAK!! SINGKIRKAN TANGAN KALIAN! YEOBO!!!” Keriuhan tiba-tiba terdengar tak jauh dari badan mobil sedan hitam itu, membuat semua orang mengalihkan pandangannya pada sosok wanita yang tengah memaksa masuk.

“Nona, Anda tidak boleh melintasi garis polisi ini. Kami mohon bekerjasamalah.”

“Suamiku di dalam sana dan kau memintaku bekerjasama!? Sialan kalian!!” Geraman Seohyeon mengiringi kemarahannya yang tak terkendali.

“Permisi Nyonya, apakah anda istri dari pengemudi sedan ini?” tanya seorang petugas dengan lencana menggantung di saku kemejanya.

“Ya, aku istrinya. Bagaimana keadaan suamiku?? Apakah dia baik-baik saja? Kumohon beritahu aku,” rentetan pertanyaan Seohyeon terdengar menyedihkan dengan pengar suaranya.

“Ada hal yang harus aku sampaikan padamu Nyonya,” petugas itu terdengar sengaja menjeda kalimatnya, dan sungguh Seohyeon membenci raut yang ditampilkan petugas pria di hadapannya kali ini.
“Aku tak perlu penjelasanmu, aku hanya ingin kau mengatakan suamiku dalam kondisi baik-baik saja!” Hardik wanita itu saat ia tak segera mendapatkan kejelasan.

“Suami Anda mengalami kecelakaan dengan mobil boks di ujung jalan sana. Kemungkinan benturannya cukup keras melihat kondisi mobil suami Anda yang terbalik. Dari kondisi mobil, besar kemungkinan mobil berguling beberapa kali sebelum terbalik dan membentur tiang listrik ini Nyonya,” jelas petugas itu dengan kerutan dalam di dahinya. “Melihat seberapa hebat benturan yang terjadi, kecil kemungkinan suami Anda dapat bertahan.”

Seketika itu juga Seohyeon seakan kehilangan kemampuannya bernapas. Dadanya terasa sesak dan dengungan di telinganya membuatnya tak dapat mendengar dengan jelas hal yang dikatakan petugas di depannya. Bahkan bibirnya bergetar dengan panas yang menyulut ke pangkal hidungnya.

“Namun, Nyonya,” petugas itu kembali menjeda singkat kalimatnya. “Setelah kami melakukan evakuasi dan penyisiran lokasi, kami tidak dapat menemukan keberadaan suami Anda. Kami hanya menemukan identitas Tuan Lee dalam dompet dan ponsel ini di dalam mobil.” Seohyeon menerima dua benda yang ia hapal dengan tangannya yang tak berhenti bergetar. Dari uluran tangan petugas pria di depannya ia sangat mengenal dua benda itu.

“Tidak!! Ti-dak mungkin Ya Tuhan. Ini tidak mungkin. TIDAKK!!” Teriakannya semakin memilukan. Isakannya kembali terdengar setelah ia memeluk kedua benda itu dalam dekapan tubuhnya yang bergetar.

“Oppa! Taehyung Oppaa!” raung wanita itu memanggil dengan suara pilunya, berharap sang suami dapat mendengarnya.

“Kami harap Anda tenang, Nyonya. Kami akan melakukan yang terbaik dan segera menemukan suami Anda.”

Feel MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang