BAB 17 : WRONG PLACE

14 3 0
                                    

"Apa aku boleh menyapanya? " Seohyeon hampir tak memahami lirihan itu jika tak melihat arah pandang di depannya. Wanita itu berdiri dari sofa dan perlahan mendekati pria yang terlonjak samar karena ia mendekatkan diri.

"Apa kau bersungguh-sungguh ingin menyapanya?"

Wajah pria itu menyimpan kegelisahan yang sengaja ia umpatkan, tapi sayangnya wanita itu tak dapat ditipu meski sekecil apapun halnya.

"Sapalah. Perkenalkan dirimu padanya. Jangan biarkan dia kesal karena telah hadir diantara kita." Wanita itu menatap penuh arti lalu dengan mantap meraih telapak tangan pria yang kini tepat berada di hadapannya.
"Lakukanlah dengan perlahan, aku yakin kau akan merasakannya."

Perlahan Seohyeon menempatkan telapak tangan Taehyung di perutnya yang terlapisi atasan berwarna coklat. Rasa hangat seketika menjalari seluruh tubuh wanita yang kini tak mampu menahan haru.

"Dia sudah mulai terlihat, perutmu semakin membesar dengan dia di dalammu. Dia pasti tumbuh dengan baik kan? Kau pasti menjaganya dengan luar biasa." Jemari yang awalnya terasa kaku itu kini mulai bergerak pelan di permukaan perut yang sudah terlihat menggembunng.

"Usianya sudah memasuki minggu ke 17 akhir bulan ini. Kata dokter Mona dia kini seukuran buah pir. Dia juga mulai bisa mendengar suara, meski baru hanya suara detak jantung dan pernapasanku, namun hal itu semakin menyadarkanku kalau dia benar-benar ada." Taehyung yang masih menikmati momen megelus calon buah hatinya itu kembali tersentak dengan dua bulir air yang jatuh di punggung tangannya. Dilihatnya Seohyeon yang saat ini tengah mengalihkan pandangannya. Ia yakin wanita itu pasti sedang kembali menahan suara tangisnya. Pria itu beranjak menyamakan posisi dengan wanita yang kini menundukkan wajahnya.

"Kenapa kau menangis? Kau bilang dia sudah mulai mendengar suara yang kau hasilkan. Jadi tersenyumlah, mari kita tunjukkan padanya jika dia pasti akan bahagia karena telah hadir diantara kita." Seohyeon seketika merasakan seluruh ototnya meluruh. Dia sungguh terkejut bukan hanya karena perkataan pria didepannya ini, tapi karena pria itu baru saja menyatukan dahi mereka. Ia meyandarkan segala rasa yang kembali meluap, seperti yang sering mereka lakukan dulu, sebelum badai menghantam biduk rumah tangga mereka.

Seolah tak dapat lagi menahannya, isak tangis Seohyeon kini semakin nyaring hingga sengatan nyeri kembali terasa di dadanya. Wanita itu seakan ingin meluapkan segala rasa takut dan lelahnya pada laki-laki yang kini telah mengurai kedekatan mereka.

"Hei, apa yang terjadi? Apa kau merasa sakit disuatu tempat? Apa aku telah menyakitimu? Seohyeon-ah, katakan sesuatu."

Raut cemas berbaur dalam wajah tampan yang kini kebingungan dengan wanitanya yang kini semakin terlihat kesakitan dengan kedua tangan yang menekan dadanya. Seohyeon merasa tak sanggup mengeluarkan suaranya, ia semakin merasa kehilangan napas tiap kali ia mencoba untuk berbicara. Wanita itu hanya dapat mencengkeram baju bagian depan seolah hal itu dapat mengurangi rasa yang semakin mencekiknya.

"Hyeon-ah, ku mohon tenangkan dirimu. Jangan lakukan apapun. Cobalah untuk menarik napas dengan perlahan, ya benar seperti itu. Hembuskan pula dengan perlahan. Jangan panik, lihat aku. bernapaslah denganku hemm." Jack hanya melakukan segala hal yang terpikirkan olehnya, baginya adalah hal yang baru untuk berhadapan dengan wanita hamil yang mengalami hal seperti ini. Dan terselip lega dan bangga setelah wanita dihadapannya dapat mengatur hembusan napasnya.

Detak jantung Seohyeon kembali berpacu dengan cepat meski kini napasnya telah kembali normal. Ia kembali merasakan sentakan ringan yang menyentil perasaannya saat kini ia rasakan tubuhnya dilingkupi kehangatan dari pria yang sekarang dengan nyaman menyatukan tubuh kedua dalam pelukan.

"Oppa, bisakah kau melepaskannya?" suara yang terdengar serak itu memecah sunyi yang beberapa saat lalu melingkupi keduanya. Lelaki yang masih menggerakkan tangannya pelan di seputar punggung Seohyeon itu masih setia pada posisinya.

Feel MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang