BAB 18 : A CAR

16 2 0
                                    

Laki-laki itu mencengkeram setir dengan kencang saat ia memacu kendaraannya memasuki area terowongan. Setengah hatinya merutuki tindakan bodohnya yang terburu-buru. Entah apa yang mendasari keputusannya kali ini. Ia hanya tak ingin hal buruk kembali dialami oleh perempuan yang ia sayangi. Pun tentang siapa yang lebih mendominasi pikirannya kali ini, namun ia segera mengambil alih mobil sedan silver milik Seohyeon saat dirinya tahu ada yang tidak beres dengan kendaraan itu.

Satu jam lalu…

Sore itu Minho sedikit terburu menuju gudang barel untuk bertemu paman Drake dengan niat menyerahkan urusan pabrik selama ia akan sibuk menemani Jenny memulihkan keadaannya. Di saat bukan musim produksi seperti ini, biasanya Uncle Drake akan selalu mengecek kondisi dan kualitas wine yang berada dalam penyimpanan.

“Bukankah itu Alson? Apa yang dia lakukan disini?” Minho yang merasa heran dengan keberadaan salah satu karyawan kepercayaanya itu segera menghampiri pria jangkung yang kini sedang membenahi tas ranselnya.

“Hei, Alson. Wah, ternyata benar kau. Kukira kau belum kembali untuk menghabiskan masa cutimu. Bukankah kau baru akan kembali saat musim panas nanti? Lantas apa yang kau lakukan disini?” Tak menaruh curiga pada kedatangan Alson yang tiba-tiba, Minho kini menatap laki-laki di depannya.

“Aku merubah rencanaku Tuan, terlalu lama istirahat rupanya tak cocok untukku. Jadi, aku memutuskan untuk kembali segera.” Alson merekahkan senyumnya saat ia berada tepat di depan Minho.

“Hmm.. Baiklah, kau istirahatlah. Aku akan menemui Uncle Drake.” Minho berlalu sambil menepuk pelan pundak Alson yang masih menyunggingkan senyumnya.


“Sial, kecepatannya makin bertambah.” Minho semakin tercekat saat pedal rem tidak berfungsi. Mau berapa kali pun ia menginjaknya. Laki-laki itu memikirkan apa kiranya yang dilakukan Alson—pekerja kepercayaan adiknya—pada mobil ini. Bahkan ia dapat merasakan laju mobilnya semakin kencang tanpa kakinya menyentuh pedal gas sekali pun.

“Astaga, sial!”

Harusnya ia menyadari ada hal yang tidak beres saat melihat Alson berada di sekitar mobil Seohyeon tadi.  

Duaarrrrrr...

Dentuman keras terdengar diiringi dengan laju mobil yang semakin berliuk. Suara gesekan aspal dengan material metal mobil terdengar nyaring setelah ledakan roda depan mobil menyebabkan arah mobil kian tak terkendali.

Minho mencoba untuk mengendalikan laju mobil yang semakin kacau, laki-laki itu mencoba untuk menghindari kemungkinan mobil yang dapat berguling karena pecahnya salah satu roda. Ia berusaha mendempetkan bodi mobil dengan dinding terowongan berharap hal itu dapat mengurangi kecepatannya. Arah laju mobil yang sudah tak dapat dikendalikan mulai berkelok dan beberapa kali membentur keras dinding beton terowongan.
Ia yang menyadari bahwa ia tak akan bisa mengurangi kecepatan mesin yang semakin tak terkendali, mulai memutar setir hingga moncong mobil membentur keras dinding beton terowongan yang berada di sisi kanan kemudi.

BRAKKK..

DARRRR...

**

“Bagaimana keadaannya sekarang?” Hyungsik menjadi yang terakhir tiba di depan pintu besar yang di atasnya kini menampilkan lampu dengan warna merah menyala.

Seorang laki-laki berperwakan tinggi pun terlihat menyusul dan menghampiri Hyungsik yang masih terlihat shock atas kabar yang ia terima.

“Dokter masih memberikan tindakan.” Detektif Simon menepuk pundak Hyungsik yang terasa kaku. “Tenanglah, aku yakin Tuan Choi akan baik-baik saja.” Hyungsik dituntun untuk menuju kursi tunggu yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia mencoba mencerna keadaan yang dihadapinya saat ini. ia lantas menghadap Detektif Simon yang berada tepat di sebelahnya, menatapnya dengan dahi yang  berkerut dalam saat mendapati sang detektif yang seakan menanti pertanyaan darinya.

Feel MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang