Minggu pagi memang waktu terbaik untuk seporsi bubur ayam ditemani segelas teh hangat yang dikonsumsi sambil nonton Spongebob Squarepants. Bawaannya jadi nostalgia zaman sekolah. Aneh memang jika menimbang kalau usia orang yang lagi nonton ini sudah memasuki tahun ke dua puluh satu, kayak Bayu.
Nggak sendirian, bersama dengan salah satu teman kosan yang juga kuliah di kampus yang sama tapi fakultas berbeda. Namanya Calvin. Cowok itu duduk di karpet sambil makan nasi pecel.
"Masa gue pernah baca artikel fans soal Spongebob nikahnya sama Sandy." Calvin tahu-tahu ngomong, sambil ketawa kecil.
"Anjir? Terus anaknya berupa apa?" Bayu bertanya.
"Itu dia yang sampai sekarang gue bingung, anaknya jadi apaan, blasteran tupai sama spons gitu. Bentukannya kotak berbulu gitu kan serem juga—heh Aji nice, ngapain lo mau ke kamar gue?!" Calvin bertanya pada Aji yang baru banget mau buka pintu kamarnya.
"Minjem mobil dong."
"Heh minggu lalu aja janji ngisiin bensin mobil gue masih belom lo isiin sampe sekarang, mana dipake sampe tinggal sekotak lagi bensinnya."
"Yailah Bang, tibang bensin cepek doang, nanti janji deh gue full-in, sekalian gue cuciin kalau kehujanan." Katanya maksa. Heran deh, mobil di kosan ini ada dua, tapi mobil Calvin terus yang jadi sasaran mereka yang mau minjem. "Ayolah Bang, gue mau ke Jakarta nih, nganter ayang sekalian pulang ke rumah ngambil oleh-oleh. Ibu Bapak gue barusan pulan Umroh, entar gue bawain air zam-zam sebotol satu setengah liter."
"Dia nggak minum air zam-zam, buat gue aja." Bayu menyahut.
Aji cuek bebek, tetep fokus ke Calvin sambil merengek. "Maaas... minjem mobil yaaaa...."
Calvin walau mukanya kayak preman, hatinya selembut sutra. Nggak tega banget kalau biarin bocah tembem ini pergi ke Jakarta motoran. Mana panasnya nyolot banget beberapa hari belakangan ini.
"Ambil kuncinya di tempat biasa."
"Uuuuh Abang, jadi makin sayang deh!" Aji girang banget, langsung memeluk Calvin dari belakang. Hampir aja dia nyium kalau Calvin nggak buru-buru mendorong cowok itu menjauh.
Aji langsung mengambil kunci mobil Calvin di kamar cowok itu, di tempat yang sudah semua orang di rumah ini ketahui. Dia jalan keluar sambil bersiul dan memutar kunci di telunjuknya. Sebelum memanaskan mobil, Aji lebih dulu membuka pagar kosan yang masih terkunci.
Setahunya sih beberapa anak kosan ada yang jogging, berangkat Subuh-Subuh tadi, tapi pagar kembali dikunci biar lebih aman sebab orang kosan yang tersisa masih pada ngorok.
Waktu membuka pagar, Aji agak kaget karena ada cewek lagi jongkok di depan, di sebelahnya ada koper berukuran besar. Ah iya, cewek itu juga menggendong tas ransel.
"Misi Teh, mau ngeluarin mobil."
Cewek yang jongkok di depan pagar itu langsung berdiri dan sedikit menyingkir.
"Mau ke bazar ya Teh? Bazarnya di lapangan gang sebelah bukan di gang sini. Belum survey lokasi kah?"
Gadis itu mengernyit. "Enggak, saya nggak mau ke bazar," jawabnya menggelengkan kepala. "Saya cuma numpang istirahat bentar, kaki saya pegel habis jalan dari depan," lanjutnya mengakui. "Masnya tau dimana Kosan Abah Jaya nggak? Saya ngikutin maps berhentinya di sini, tapi kok saya nggak liat ada kosan di sekitar sini."
"Lha ini kosannya," jawab Aji.
"Lho masa?" gadis itu tampak skeptis. "Yakin Mas ini kosannya?"
"Lho Teteh meragukan saya? Saya juga ngekos di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH KEDUA (Migrasi ke Fizzo)
Teen FictionCerita ini bukan cerita best friend goals yang bisa bikin orang iri atau romansanya bikin gigit jari. Ini hanya cerita tentang empat belas orang yang tinggal dalam satu atap. Orang asing yang berangsur menjadi teman lalu menjadi keluarga. Kompak dal...